Menurut
Edgar Dalle, Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga,
masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan dan pembelajaran yang
berlangsung di sekolah dan luar sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan
peserta didik agar dapat mempermainkan peranan dalam lingkungan hidup secara
tetap untuk masa yang akan datang.
Dengan
demikian, pendidikan tidak hanya dipandang sebagai sarana untuk persiapan hidup
yang akan datang, tetapi juga untuk kehidupan sekarang yang dialami individu
dalam perkembangannya menuju ke tingkat kedewasaannya. Tujuan pendidikan yaitu untuk mengembangkan kemampuan
yang bermanfaat dalam kepentingan hidup. Untuk mencapai tujuan itu, pendidikan
melakukan usaha yang terencana dalam memilih isi (materi), dan teknik
penilaiannya yang sesuai. Kegiatan pendidikan dilakukan dalam lingkungan
keluarga, sekolah dan masyarakat (formal dan non formal).
Jadi lingkungan pendidikan adalah berbagai faktor
lingkungan yang berpengaruh terhadap praktek pendidikan. Lingkungan pendidikan
sebagai tempat berlangsungnya proses pendidikan yang merupakan bagian dari
lingkungan sosial.
A. Pengertian Lingkungan Pendidikan
Lingkungan
diartikan dengan segala sesuatu yang berada di luar individu anak didik yang
memberikan pengaruh terhadap perkembangan dan pendidikannya. Sebelumnya, dalam
sistem pendidikan islam hanya ikenal tiga lingkungan pendidikan, yaitu:
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.
Dalam
pembaharuan sistem pendidikan modern terdapat pengembangan lingkungan
pendidikan yaitu lingkungan individu dan Negara. Jadi lingkungan yang terdapat
dalam sistem pendidikan islam terdiri dari lima komponen yaitu lingkungan
keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, lingkungan individu, serta
lingkungan Negara.
1. Lingkungan
Keluarga
Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pertama yang
dialami anak didik. Bloom (1984) menyatakan bahwa lingkungan keluarga adalah
suatu kondisi kekuatan respon-respon eksternal dalam keluarga yang mempengaruhi
individu. Lingkungan keluarga merupakan faktor yang tidak dapat diabaikan
eksistensi dan peranannya dalam proses pembentukan dan perkembangan kepribadian
anak.
Di lingkungan keluarga, pemeliharaan dan pembiasaan
sangat memegang peranan penting. Kasih sayang dari orangtua mempunyai pengaruh
yang cukup kuat terhadap kelancaran proses pendidikan yang hasilnya dapat
diamati dari kemampuan anak didik untuk berdiri sendiri, berinteraksi dan
beradaptasi di lingkungan masyarakat.
Pendidikan Keluarga memberikan dasar-dasar pendidikan
bagi seluruh aspek pendidikan, baik pendidikan fisik, pendidikan psikis (pikir,
perasaan, kemauan, keagamaan), memberikan latihan dan kebiasaan tentang hal-hal
yang berhubungan dengan ketrampilan, keyakinan keagamaan, moral, dan etika.
2. Lingkungan
Sekolah
Lingkungan sekolah memegang peranan penting untuk
memenuhi kebutuhan dan merupakan kelanjutan dari pendidikan yang diterima di
lingkungan keluarga. Pendidikan di sekolah diarahkan untuk melatih perkembangan
daya intelektual anak didik dengan memberikan materi yang sesuai dengan tingkat
usia dan kematangan anak.
Lingkungan sekolah merupakan bentuk masyarakat kecil
dan dapat dipandang sebagai sistem organisasi sosial karena di dalamnya
tercakup tujuan dan nilai, sub sistem struktural, dan sub sistem kultural. Di
lingkungan lembaga pendidikan terdapat jaringan kerja dari sejumlah komponen
yang saling terkait, seperti guru atau dosen, siswa atau mahasiswa, kepala
sekolah atau pengelola, administrator, dan supervisor.
3. Lingkungan
Masyarakat
Lingkungan ini juga sangat mempengaruhi hasil belajar
siswa. Perkumpulan dan persekutuan hidup mayarakat yang menghargai ajaran islam
akan menjadikan anak cinta dan rajin untuk mengamalkan ajaran islam, demikian
sebaliknya. Lingkungan masyarakat sangat membantu usaha-usaha pendidikan dalam
bidang pembiasaan, pemberian ilmu-ilmu pengetahuan, dan kesusilaan, juga dalam
pembentukan wawasan keagamaan.
Lembaga Pendidikan Masyarakat memberikan bekal praktis
untuk berbagai jenis pekerjaan dan keahlian, terutama bagi siswa yang tidak
sempat melanjutkan studi di jalur sekolah.
4. Lingkungan
Individu
Lingkungan individu merupakan lingkungan diri sendiri.
Unsur yang terdapat pada individu terdiri dari tiga aspek, yaitu:
a) Aspek Jasmaniah
Meliputi tingkah laku luar yang tampak dan terlihat
dari luar, misalnya cara berbuat, cara berbicara dan lain-lain.
b) Aspek Rohaniah
Meliputi aspek-aspek kejiwaan yang lebih abstrak yaitu
filsafat hidup dan kepercayaan.
c) Aspek Kejiwaan
Meliputi aspek-aspek yang tidak dapat dilihat dari
luar, misalnya cara berfikir, sikap dan minat.
5. Lingkungan
Negara
Lingkungan Negara termsuk lingkungan nasional maupun
internasional. Pendidikan diarahkan untuk membentuk warga Negara yang baik.
Hery Noer Aly mengatakan bahwa lingkungan pendidikan
menunjuk kepada situasi dan kondisi yang mengelilingi dan mempunyai pengaruh
terhadap perkembangan pribadi.
B. Dimensi
Lingkungan Pendidikan
Dimensi
lingkungan atau tempat berguna untuk menunjang suatu kegiatan, termasuk
kegiatan pendidikan, karena tidak ada satu pun kegiatan yang tidak memerlukan
tempat di mana kegiatan itu diadakan. Pada perkembangannya institusi lembaga
pendidikan itu disederhanakan menjadi lingkungan sekolah dan lingkungan luar
sekolah (keluarga dan masyarakat).
Lingkungan
pendidikan menurut Ki Hajar Dewantoro dalam bukunya Abdul Mujib, ada tiga
yaitu:
1.
Lingkungan keluarga yang membentuk lembaga pendidikan
keluarga (lembaga informal)
Menurut Ki Hajar Dewantara motivasi pengabdian
keluarga (orang tua) itu semata-mata demi cinta kasih yang kodrati. Keluaraga
bersifat informal, yang pertama dan utama dialami oleh anak serta lembaga
pendidikan yang bersifat kodrati, orang tua bertanggung jawab memelihara,
merawat melindungi, mendidik serta member rasa aman dan kasih saying paa
anak-anaknya, agar anak mampu tumbuh dan berkembang dengan baik.
Keluarga memiliki fungsi sebagai :
a.
Sebagai pengalaman pertama ketika sang anak lahir ke
dunia
b.
Menjamin kehidupan emosional
c.
Menanamkan dasar penididikan moral
d.
Memberikan dasar pendidikan sosial
e.
Melakukan dasar-dasar pendidikan agama bagi anak-anak
f.
Sumber pemberi rasa kasih sayang
g.
Pengasuh dan peelihara
Adapun isi pendidikan dalam keluarga biasanya,
meliputi nilai agama, nilai budaya, nilai moral, dan keteramplilan. Sesuai
dengan sifatnya (informal) keluarga tidak memiliki kurikulum formal atau
kurikulum tertulis. Berbagai faktor yang ada dan terjadi di dalam keluarga akan
turut menetukan kualitas hasil pendidikan anak. Jenis keluarga, gaya
kepemimpinan orang tua, kedudukan anak dalam urutan keanggotaan keluarga,
fasilitas yang ada dalam keluarga, hubungan keluarga dengan dunia luar, status
sosial ekonomi orang tua, dan sebagainya akan turut mempengaruhi situasi
pendidikan dalam keluarga yang pada akhirnya akan turut pula mempengaruhi
pribadi anak
Karakteristik pendidikan informal (keluarga) :
a.
Tujuan pendidikan lebih menekankan pada pengembangan
karakter
b.
Peserta didiknya bersifat heterogen
c.
Isi pendidikan tidak terprogram secara formal/tidak
ada kurikulum tertulis
d.
Tidak berjenjang
e.
Waktu pendidikan tidak terjadwal secara ketat, relatif
lama
f.
Cara pelaksanaan pendidikan bersifat wajar
g.
Evaluasi pendidikan tidak sistematis
2.
Lingkungan perguruan yang membentuk lembaga pendidikan
sekolah (lembaga formal).
Sekolah memegang peranan penting dalam pendidikan
karena pengaruhnya besar sekali pada jiwa anak. Maka disamping keluarga sebagai
pusat pendidikan, sekolah pun mempunyai fungsi sebagai pusat pendidikan untuk
pembentukan pribadi anak.
Sekolah merupakan ingkungan pendidikan kedua sesudah
keluarga yang mempunyai fungsi melanjutkan pendidikan keluarga, guru sebagai
orang tua kedua ketika di sekolah yang harus ditaati. Tidak semua tugas
mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam keluarga, terutama dalam ilmu
pengethuan dan berbagai keterampilan. Oleh karena itu anak dikirim ke sekolah.
Sekolah bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak selama mereka diserahkan
kepada pihak sekolah.
Fungsi sekolah adalah sebagai berikut :
a.
Sekolah membantu orang tua mengerjakan
kebiassaan-kebiasaan yang baik serta menanamkan budi pekerti yang baik
b.
Sekolah memberikan penidikan untuk kehidupan di dalam
masyarakat yang sukar atau tidak dapat diberikan di rumah
c.
Sekolah melatih anak-anak memperoleh kecakapan
membaca, menulis, berhitung, menggambar serta ilmu pengetahuan lain yang
sifatnya mengembangkan kecerdasan dan pengetahuan serta keterampilan anak
d.
Memberikan pelajaran etika, keagamaan, estetika,
sehingga seorang anak tahu mana yang benar dan mana yang salah
Berkenaan dengan sumbangan sekolah terhadap pendidikan
itulah, maka sekolah sebagai lembaga pendidikan mempunyai sifat-sifat sebagai
berikut : (1) Tumbuh sesudah keluarga. (2) lembaga sesudah keluarga. (3)
Lembaga pendidikan yang bersifat kodrati.
Lingkungan pendidikan sekolah tergolong jalur
pendidikan formal yang karakteristiknya antara lain :
a.
Secara factual tujuan pendidikannya lebih menekankan
pada pengembangan intelektual
b.
Peserta didiknya bersifat homogeny
c.
Isi pendidikannya terprogram secara
formal/kurikulumnya tertulis
d.
Tersetuktur, berjenjang dan berkesinambungan
e.
Waktu pendidikan terjadwal secara ketat dan relatif
lama
f.
Cara pelaksanaan pendidikan dilaksanakan bersifat
formal
g.
Evaluasi pendidikan dilakukan secara sistematis
3.
Alam pemuda yang membentuk lembaga pendidikan
masyarakat (lembaga non formal)
Mayarakat sebagai lembaga pendidikan ketiga sesudah
keluarga dan sekolah, dalam masyarakat kita mempelajari keanekaragaman bentuk kehidupan
sosial serta jenis-jenis budaya. Dengan demikian pengaruh pendidikan tersebut
lebih luas. Corak dan ragam pendidikan yang dialami seseorang dalam masyarakat
banyak sekali, meliputi segala bidang, baik pembentukan kebiasaan-kebiasaan,
pembentukan pengetahuan, sikap dan minat, maupun pembentukan kesusilaan dan
keagamaan.
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang berintegrasi
secara terorganisasi, menempati daerah tertentu, dan mengikuti suatu cara hidup
atau budaya tertentu. Masyarakat dapat dibedakan menjadi dua, yaitu masyarakat
pedesaan dan masyarakat perkotaan.
Secara umum mayarakat memiliki kesamaan, namun secara
khusus tiap masyarakat akan mempunyai perbedaan-perbedaan. Perbedaan ini
mungkin berkenaan dengan hubungan sosialnya, karakteristik daerah tempat
tinggalnya, nilai-nilai budayanya.
a.
Masyarakat sebagai lingkungan pendidikan non formal
Di dalam lingkungan masyarakat, setiap orang akan
memperoleh pengalaman tentang berbagai hal, misalnya tentang lingkungan alam,
tentang hubungan sosial, politik, kebudayaan, dan sebagainya. Di dalam lingkungan masyarakat, setiap orang
akan memperoleh pengaruh yang sifatnya mendidik dari orang-orang yang ada
disekitarnya, baik dari teman sebaya maupun orang dewasa melalui interaksi
sosial secara langsung atau tatap muka. Pengaruh pendidikan tersebut dapat pula
diperoleh melalui interaksi sosial secara tidak langsung.
Contohnya, melalui siaran televisi, buku-buku, Koran,
cerita. Selain itu di msayarakat terdapat berbagai lembaga seperti kursus,
majlis taklim, pendidikan keterampilan, pendidikan kesetaraan, bimbingan tes
yang turut berpartisimpasi dalam melaksanakan pendidikan
b.
Bentuk lingkungan pendidikan non formal
Pendidikan non formal dapat terselenggara secara
terstuktur dan berjenjang. Contoh penyelenggaraan pendidikan di dalam
lingkungan pendidikan non formal yang terstuktur dan berjenjang antara lain
kelompok belajar paket A, kelompok belajar paket B, kursus computer dan bahasa
inggris. Di lembaga kursus tertentu juga ada yang terstuktur dan berjenjang. Adapun
contoh penyelenggaraan pendidikan yang tidak terstuktur dan tidak berjenjang
adalah ceramah keagamaan, yang ditayangkan televisi, penyampaian informasi
melalui Koran.
c.
Tanggungjawab dan Fungsi Lingkungan Pendidikan Non
formal
Pendidikan non formal selain menjadi tanggung jawab
pemerintah juga menjadi tanggung jawab bersama orang dewasa (masyarakat) yang
ada di lingkungan masyarakat yang bersangkutan. Pendidikan dalam lingkungan
masyarakat dapat berfungsi sebagai pengganti, pelengkap, penambah, dan mungkin
juga pengembang pendidikan di lingkungan keluarga dan sekolah.
d.
Karakteristik lingkungan pendidikan formal
Lingkungan pendidikan masyarakat seperti, kursus,
kelompok belejar, majlis taklim, bimbingan tes tergolong jalur pendidikan non
formal, adapun karakteristiknya antara lain :
1)
Bertujuan untuk menekankan pada pengembangan
keterampilan praktis
2)
Peserta didiknya bersifat heterogen
3)
Isi pendidikannya ada yang terprogram secara tertulis,
ada pula yang tidak terprogram secara tertulis
4)
Dapat terstuktur, berjenjang dan tidak bersinambungan
5)
Waktu pendidikan terjadwal secara ketat atau tidak
terjadwal, lama pendidikan relatif singkat
6)
Evaluasi pendidikan dilakukan secara sistematis
Daftar
Pustaka
Khoiriyah. 2014. Menggagas
Sosiologi Pendidikan Islam. Yogyakarta: Teras
Suprapti. 2013. Pengantar
Pendidikan Untuk Perguruan Tinggi Islam. Sukoharjo: Fataba Press
Wahyuni, Endang Tri. 2011. Pengaruh Lingkungan Keluarga, Lembaga Pendidikan Dan Teman Pergaulan. Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar