Sabtu, 27 Februari 2016

Hadis Tingkah Laku Terpuji



PENDAHULUAN
Akhlak merupakan sifat yang melekat dalam jiwa seseorang yang menjadikan ia dengan mudah bertindak tanpa banyak pertimbangan lagi. Dengan ilmu akhlak dapat memberikan jalan dan membuka pintu hati orang untuk berbudi pekerti yang baik terhadap sesama. Berbuat dan beramal untuk mencapai kebahagiaan dunia akhirat.
Pada makalah ini pemakalah akan membahas tiga hadis yang berkaitan dengan tingkah laku terpuji atau akhlak terpuji. Hadis pertama berkaitan dengan Al-birr dan Ism, hadis kedua Kejujuran dan Kebohongan, dan hadis yang terakhir berkaitan dengan Prasangka Baik dan Buruk.
A.  Hadis Tentang Al-Birr dan Ism
1.    Teks Hadis dan Terjemah
عَنِ النَّوَّاسِ بْنِ سِمْعَانَ الْأَنْصَارِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ سَأَلْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الْبِرِّ وَالْإِثْمِ فَقَالَ الْبِرُّ حُسْنُ الْخُلُقِ وَالْإِثْمُ مَا حَاكَ فِي صَدْرِكَ وَكَرِهْتَ أَنْ يَطَّلِعَ عَلَيْهِ النَّاسُ.
  (رواه مسلم)
Artinya:
Dari An-Nawaas bin Sim’aan Al-Anshari ra, ia berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah saw tentang kebajikan dan dosa. Jawab beliau saw: “Kebajikan adalah budi pekerti yang baik dan dosa adalah sesuatu yang meragukan di dalam hatimu dan engkau benci kalau manusia melihatnya”. (HR. Muslim).

2.    Penjelasan Hadis
Di dalam hadis ini terdapat anjuran untuk berbudi pekerti yang baik. Sesungguhnya tidak ada yang lebih berat dalam timbangan amalan seorang mukmin pada hari kiamat daripada baiknya budi pekerti, karena sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik.[1]
An-Nawawi Rahimahullah berkata, “Para ulama mengatakan bahwa kebaikan disini dapat diartikan sebagai menghubungkan tali silaturahmi, jujur, lembut, bersikap baik, bergaul dengan cara yang baik dan dapat diartikan juga dengan ketaatan.”[2] Orang yang baik akhlaknya banyak teman sejawatnya, sedikit musuhnya, hatinya senang dan tenang, hidupnya bahagia dan membahagiakan. Itulah sifat-sifat yang terpuji yang dicintai Allah. Budi pekerti yang baik itulah sendi utama berdirinya suatu masyarakat yang aman, damai, senang dan tentram.[3]

B.  Hadis Tentang Kejujuran dan Kebohongan
1.    Teks Hadis, Kosa Kata, dan Terjemah
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَصْدُقُ حَتَّى يَكُونَ صِدِّيقًا وَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَكْذِبُ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كَذَّابًا .
(رواه البخارى و مسلم)
Artinya:
Dari Abdullah bin Mas’ud ra, dari Nabi saw, beliau bersabda: “Sesungguhnya kejujuran itu menunjukkan kepada kebajikan dan sesungguhnya kebajikan itu menunjukkan kepada surga. Sesungguhnya seorang itu berbuat jujur sehingga ia menjadi orang yang sangat jujur. Dan sesungguhnya dusta itu menunjukkan kepada kejahatan dan sesungguhnya kejahatan itu menunjukkan kepada neraka. Sesungguhnya seorang itu berbuat dusta sehingga ia ditulis di sisi Allah sebagai pendusta”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
الصَّدْقَ (jujur) adalah sesuatu yang sesuai dengan kenyataan. الْكَذِبَ (dusta) adalah sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataan. الْبِرَّ  adalah keleluasaan dalam mengerjakan amal kebaikan yang mencakup segala jenis kebaikan.
2.    Penjelasan Hadis
Hadis ini mengisyaratkan bagi siapa yang berusaha untuk tetap berkata jujur maka jujur akan mendarah daging pada dirinya. Dan barang siapa yang dengan sengaja berdusta dan selalu berkata dusta maka sifat ini juga akan mendarah daging pada dirinya. Para ulama berpendapat bahwa dalam hadis ini terdapat dorongan untuk selalu berlaku jujur dan terdapat peringatan dari dusta dan mengangap remeh sikap berdusta, karena jika menganggap remeh berdusta, dapat membuatnya banyak berdusta dan juga akan terbiasa berdusta.[4]
Dengan latihan dan usaha, sifat baik dan sifat buruk itu dapat dicapai. Ketika seseorang itu bersikap jujur, maka kejujuran akan membimbing pelakunya menuju surga dan sebaliknya ketika seseorang bersikap dusta akan membawa pelakunya ke dalam neraka.[5]

C.  Hadis Tentang Prasangka Baik dan Buruk
1.    Teks Hadis dan Terjemah
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَلَ : مَنْ أَخَذَ أَمْوَالَ النَّاسِ يُرِيْدُ أَدَاءَهَا أَدَّى اللهُ عَنْهُ وَمَنْ أَخَذَ يُرِيْدُ إِتْلَافَهَا أَتْلَفَهُ اللهُ. (رواه البخرى و أحمد)
Artinya:
Dari Abu Hurairah ra, dari Nabi saw, beliau bersabda: “Barangsiapa mengambil harta manusia, sedang ia bermaksud mengembalikannya, maka Allah akan memudahkan pengembaliannya. Dan barangsiapa mengambil dan bermaksud merusaknya maka Allah akan membinasakannya.” (HR. Al-Bukhari dan Ahmad)
2.    Penjelasan Hadis
Dalam kehidupan masyarakat, ada sebagian orang yang suka meminjam uang atau barang kepada orang lain untuk digunakan sebagai penunjang usahanya. Hal itu dibolehkan dalam islam dan Allah swt. akan menolong mereka dalam kebaikan yang beniat untuk menggunakannya sebagai penunjang usahanya dan berniat untuk mengembalikan kepada pemiliknya.
Sebaliknya, peminjam yang menggunakan uang pemilik modal yang dipinjamnya untuk berfoya-foya sehingga uang tersebut habis begitu saja dan ia sendiri tidak memiliki uang untuk menggantinya, hal itu merugikan pemilik modal karna akan menghentikan usahanya, yang sangat penting untuk membiayai keluarganya.[6] Maka Allah akan memberikan hukuman kepada orang tersebut.

D.  Hikmah yang Dapat Diambil
Hadis ini disarankan bagi orang muslim untuk selalu melakukan perintah Allah dalam hal perilaku manusia. Perilaku jujur harus ditanamkan sejak dini, supaya kejujuran dapat dilakukan secara spontan. Mengingat Allah serta siksaan-Nya menjadi tumpuan orang muslim dalam berperilaku, karena itu semua dapat mengarahkan ke perilaku yang sesuai ajaran Allah.

PENUTUP
Dari ketiga hadis tersebut kita dianjurkann untuk selalu bertingkah laku terpuji dalam kehidupan sehari-hari. Tidak ada yang lebih berat timbangan amalan seorang mukmin pada hari kiamat daripada baiknya budi pekerti, karena sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik. Kebaikan disini dapat diartikan sebagai menghubungkan tali silaturahmi, jujur, lembut, bersikap baik, bergaul dengan cara yang baik, taat, prasangka baik, dll. Ketika seseorang itu bersikap jujur, maka kejujuran akan membimbing pelakunya menuju surga dan sebaliknya ketika seseorang bersikap dusta akan membawa pelakunya ke dalam neraka.


DAFTAR PUSTAKA
An-Nawawi, Imam. Riyadhush shalihin. Terjemahan oleh  Arif Rahman. Solo: Insan Kamil. 2012.
Ash-Shan’ani, Muhammad bin Ismail Al-Amir.Subulus Salam-Syarah Bulughul Maram (Jilid 3). Terjemahan oleh Ali Nur Medan, dkk. Jakarta: Darus Sunnah Press. 2007.
Bakry, Oemar. Akhlak Muslim. Bandung: Angkasa. 1986
Baqi, Muhamad Fu’ad Abdul. Kumpulan Hadits Shahih Bukhari Muslim. Terjemahan oleh  Arif Rahman. Solo: Insan Kamil. 2012.
Fauziyah Mz. Ba, dkk. Shahih Bukhari. Surabaya: Bintang Timur.1993


[1] Imam an-nawawi, Riyadhush Shalihin, Terjemahan oleh  Arif Rahman, (Solo: Insan Kamil. 2012) h.334
[2] Muhammad bin Ismail Al-Amir Ash-Shan’ani, Subulus Salam-Syarah Bulughul Maram (Jilid 3), Terjemahan oleh Ali Nur Medan, dkk, (Jakarta: Darus Sunnah Press. 2008) h.764
[3] Oemar Bakry, Akhlak Muslim, (Bandung: Angkasa. 1986) h. 21-22
[4] Muhamad fu’ad Abdul Baqi, Kumpulan Hadits Shahih Bukhari Muslim, Terjemahan oleh  Arif Rahman (Solo: Insan Kamil. 2012) h. 803.
[5] Muhammad bin Ismail Al-Amir Ash-Shan’ani, Subulus Salam-Syarah Bulughul Maram (Jilid 3), Terjemahan oleh Ali Nur Medan, dkk, (Jakarta: Darus Sunnah Press. 2008)  h. 953
[6] Fauziyah Mz. Ba,dkk, Shahih Bukhari, (Surabaya: Bintang Timur. 1993) h.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PORTOFOLIO RANGKUMAN TUGAS PEMBATIK LEVEL 4 TAHUN 2023

Tidak terasa perjalanan yang luar biasa hingga sampai pada titik ini. Langkah demi langkah, menyelesaikan tugas demi tugas yang tentunya ber...