Persaudaraan (ukhuwah)
merupakan hubungan atau pertalian antarmanusia yang diikat oleh sesuatu.
Hubungan atau pertalian manusia yang diikat oleh hubungan darah disebut dengan
hubungan kekeluargaan. Bila hubungan itu diikat oleh kesukuan disebut saudara
sesuku dan bila diikat oleh kebangsaan disebut saudara sebangsa. Demikian pula,
jika hubungan itu diikat oleh satu ideologi tertentu, hubungan itu disebut
saudara seideologi. Sementara itu, hubungan yang diikat dengan agama disebut
saudara seagama. Dalam konteks ini, kita mengenal persaudaraan keluarga,
persaudaraan kesukuan, persaudaraan kebangsaan, persaudaraan keagamaan, dan
persaudaraan kemanusiaan. Khusus persaudaraan antarumat Islam disebut dengan ukhuwah
Islamiyah.
Manusia akan menjadi manusia
sempurna jika ia hidup di tengah-tengah manusia dan bergaul dengan manusia.
Manusia dapat dan mampu berdiri tegak serta berjalan dengan dua kaki karena ia
diajarkan oleh masyarakat manusia seperti itu. Bayangkan, jika sejak bayi kamu
diasuh oleh seekor serigala pastilah kamu tidak bisa tegak dan berjalan dengan
dua kaki. Selain itu, tidak seorang pun di dunia ini yang mampu memenuhi
kebutuhannya dengan kemampuannya sendiri. Dengan demikian setiap orang amat
bergantung pada orang lain. Untuk dapat memakan sepiring nasi dengan
lauk-pauknya, seseorang membutuhkan petani, nelayan, pembuat piring, supir
untuk mengangkut bahan-bahan pangan, kuli panggul, pedagang, dan lain
sebagainya. Oleh karena itu, hubungan kemanusiaan merupakan sebuah keniscayaan
atau kepastian yang tidak boleh diabaikan oleh siapapun.
Dalam kehidupan bernegara, setiap
orang harus berpikir untuk memberikan sesuatu dan mengambil peran dalam
pembangunan negara sesuai dengan kedudukan dan kemampuan masing-masing. Jika
tidak, negara akan terbelakang dan hancur, bahkan menjadi permainan
bangsa-bangsa lain. Sebagai pelajar, sumbangan kamu untuk negara adalah belajar
dengan baik dan bersungguhsungguh, mempersiapkan diri untuk melanjutkan estafet
kepemimpinan negara. Sebab, bila tiba waktunya, kamulah yang akan menentukan
perjalanan negara, maju dan mundurnya negara. Oleh sebab itu, sebagai generasi
muda, persiapkan dirimu, kumpulkan bekalmu (ilmu pengetahuan)
sebanyak-banyaknya, binalah mentalmu, asah jiwa kepemimpinanmu, dan tumbuhkan
dan pupuklah rasa cintamu pada negara. Demikian pula halnya agama (Islam).
Kamulah generasi muda Islam yang diharapkan dapat menjadi pembela-pembela
Islam. Menjadi mujahid-mujahid yang menawarkan keramahan, kemajuan, dan keselamatan
kepada seluruh manusia dan alam semesta.
Bersatu kita teguh dan bercerai kita
rubuh. Ungkapan yang semakna dengan ini adalah bersatu itu rahmat dan berpecah
belah itu azab. Ungkapan ini jelas sekali menganjurkan untuk selalu
memperhatikan dan membangun persaudaraan dengan siapa saja. Sebab, melalui
hubungan persaudaraan itu, hidup menjadi lapang, berbagai kesulitan dapat
diatasi, dan berbagai harapan, keinginan, serta tujuan dapat dicapai.
Sebaliknya, perpecahan menyebabkan hidup menjadi sempit, berbagai kesulitan
datang menghampiri, dan harapan, keinginan serta cita-cita sukar untuk diraih.
Melalui persaudaraan, beban berat menjadi ringan, kesulitan menjadi kemudahan,
keputusasaan menjadi harapan. Melalui persaudaraan, ketakutan dan kekerdilan
dapat pula dihapuskan. Oleh karena itu, jalinlah ukhuwah, sambungkan tali
persaudaraan sebanyak-banyaknya. Ingatlah ungkapan seribu teman itu sedikit dan
satu musuh itu banyak.
Menjalin persaudaraan berarti
menghapuskan atau menghilangkan permusuhan. Bermusuhan merupakan sikap tercela
yang menimbulkan banyak kerugian. Sekarang, ingat-ingatlah apakah engkau
mempunyai musuh? Jika punya, datanglah kepadanya dan mintalah maaf darinya
serta ajaklah dia mengubur permusuhan dan mulailah menjalin persahabatan
dengannya. Setelah itu, rasakanlah baikbaik, mana yang lebih enak: bermusuhan
atau bersahabat? Pastilah perasaanmu akan merasakan kelegaan dan kebahagiaan
saat bersahabat. Persahabatan dan persaudaraan haruslah dibangun di atas
prinsip kesetaraan dan persamaan. Dengan prinsip ini akan lahir sikap saling
menghormati dan saling membela serta saling mendukung. Jadilah seperti
sekumpulan semut. Setiap bertemu dengan temannya, mereka saling menyapa dan
memberi salam, bekerja sama membangun tempat tinggal, dan mengumpulkan bahan
makanan. Janganlah kamu menjadi sekumpulan kepiting yang selalu saling menarik
dan menjatuhkan jika ada temannya yang ingin naik/maju!
Pernahkah kamu berkelahi dengan
temanmu? Atau, pernahkah sekolahmu berkelahi (tawuran) dengan sekolah lain?
Bayangkan apakah keuntungan yang kamu peroleh dari itu semua? Pasti tidak kamu
temukan keuntungannya sedikitpun. Malahan kamu akan melihat banyak sekali
kerugian yang kamu peroleh. Tubuhmu luka-luka, sekolahmu rusak, berbagai
fasilitas umum berantakan, jalanan menjadi macet, barang-barang orang hancur,
dan ketenteraman masyarakat terganggu. Bahkan, mungkin pula kamu ditangkap
polisi. Lebih jauh lagi, konsentrasimu terganggu dan cita-citamu tidak
tercapai. Orang tuamu pasti kecewa dan marah. Bahkan, negara akan kehilangan
generasi potensial yang akan melanjutkan kejayaannya.
Jadi, tersenyumlah kepada setiap
orang. Jalinlah persahabatan dan persaudaraan sebanyak-banyaknya. Kamu pasti
akan menemukan banyak keuntungan dan kemudahan. Ingatlah selalu keteladan yang
ditunjukkan oleh Nabi Muhammad ketika ia membangun Madinah. Ia persatukan suku Aus
dan Khazraj, ia persaudarakan kaum Anśar dan Muhajirin, dan ia buat
perjanjian damai dengan orang Yahudi Madinah serta dengan suku-suku yang
ada di sekitar Madinah. Hasilnya, Nabi Muhammad saw. berhasil meraih kejayaan
dan Islam pun memancarkan sinarnya ke seluruh penjuru dunia. Itulah sebabnya
Madinah diberi gelar munawwarah (memancarkan cahaya/ bersinar) sehingga
ada yang menyebutnya dengan al-Madinah al-Munawwarah. Jadi, dengan persahabatan
dan persaudaraan yang kukuh berbagai kesulitanmu akan hilang, duniamu menjadi
lapang, dan bintang terang akan menghampirimu serta harapan dan cita-citamu
akan tercapai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar