Senin, 23 Februari 2015

MATERI HUSNUZZAN (Pengertian, contoh dan hikmah)



1.      Pengertian husnuzzan
Berprasangka baik disebut Husnudzan sedang berprasangka jelek disebut Su’uzzan. Husnudzan berarti berbaik sangka atau kata lain tidak cepat-cepat berburuk sangka sebelum perkaranya menjadi jelas. Dalam kehidupan sehari-hari manusia akan berinteraksi dengan sesamanya dalam suatu pergaulan. Hal itu disebabkan manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan suatu pergaulan yang harmonis perlu dipupuk sikap berbaik sangka antara sesama manusia.

2.      Bentuk-Bentuk Husnudzan
a.      Husnudzan Kepada Allah Swt.
Husnuzan artinya berprasangka baik. Sedangkan husnuzan kepada Allah swt. mengandung arti selalu berprasangka baik kepada Allah swt., karena Allah swt. terhadap hambanya seperti yang hamba-Nya sangkakan kepada-Nya. Jika seseorang hamba berprasangka buruk kepada Allah swt. maka buruklah prasangka Allah kepada orang tersebut, jika baik prasangka hamba kepada-Nya maka baik pulalah prasangka Allah kepada orang tersebut.
Pada hakikatnya, apa pun yang kita alami terhadap cobaan yang diberikan Allah, kita harus berbaik sangka. Misalnya, cobaan sakit, keluarga kita ada yang mengalami kecelakaan lalu lintas, semua itu adalah cobaan dan kita harus tabah dan tawakkal menghadapinya. Karena semakin sayang Allah kepada seorang hamba-Nya maka Allah akan menguji orang tersebut dengan cobaan yang lebih besar, sehingga kadar keimanannya bertambah pula.
Husnuzan kepada Allah akan melahirkan sikap tawadhu’ dan selalu mendekatkan diri kepada Allah Swt. Berbaik sangka terhadap semua ketentuan Allah Swt. merupakan cerminan watak dan karakter manusia sebagai hamba Allah Swt.
QS. Al- Maidah : 6


...Allah tidak hendak menyulitkanmu... (QS. Al- Maidah : 6)

Cara membiasakan diri bersikap sabar:
1)      Zikrullah (mengingat Allah)
Zikir dapat melalui pengucapan lisan dengan memperbanyak menyebut asma Allah. Tetapi zikir juga bisa dilakukan dengan tindakan merenung dan memerhatikan kejadian di sekeliling kita dengan tujuan menarik hikmah. Sehingga akhirnya sadar bahwa segala sesuatu itu datangnya dari Allah juga.
2)      Mengendalikan emosi
Agar seseorang bisa berbuat sabar, maka harus berlatih mengendalikan emosi. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan dalam melatih mengendalikan emosi. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan dalam melatih mengendalikan nafsu atau emosi, yaitu:
a)      Melatih serta mendekatkan diri kepada Allah swt
b)      Menghindari kebiasaan-kebiasaan yang dilarang agama
c)      Memilih lingkungan pergaulan yang baik.

b.      Husnudzan Kepada Sesama
Hampir setiap waktu kita berinteraksi dengan orang lain, dan dari interaksi itulah kerap kali timbul salah paham-salah paham yang menjadi kerikil dalam komunikasi. Hampir setiap hari kita melakukan kesalahan. Baik yang disadari maupun tidak. Oleh karena itu, kita dianjurkan untuk melakukan tobat setiap hari.
Hubungan baik antara sesame manusia, khususnya antara mukmin yang satu dengan mukmin yang lain merupakan suatu yang harus dijalin dengan sebaik-baiknya. Hal ini karena Allah swt. telah menggarisbawahi bahwa seluruh kaum mukmin adalah bersaudara
Kita tidak boleh terburu-terburu berperasangka jelek kepada orang lain sebelum semuanya jelas. Apalagi dasarnya hanya omongan atau isue yang dihembuskan oleh orang-orang yang suka memfitnah, mengadu domba dan menggunjing. Berburuk sangka kepada orang lain akan mendatangkan fitnah dan kekejaman, maka di dalam al-Qur’an diibaratkan bagaikan memakan daging saudaranya yang sudah mati.
Contoh Husnuzan terhadap Sesama Manusia, Saling mengormati, Berbuat baik tehadap sesama, Generasi tua menyayangi generasi muda, Saling tolong-menolong dalam kebajikan, Rela berkorban,
QS. Al- Hujurat : 12




c.       Husnudzan Kepada Diri Sendiri
Husnudzan terhadap diri sendiri bisa berarti kita bahwa kita harus mempunyai penilaian baik terhadap diri kita. Jika kita sadar bahwa kita memang belum baik, maka kita berprangka baik baik diri kita bisa memperbaiki sikap kita. Husnudzan terhadap diri sendiri juga bisa berwujud sikap percaya diri, kita percaya bahwa kita bisa menjadi orang yang baik, menjadi manusia yang dapat meraih cita-cita. Sikap Husnudzan terhadap diri sendiri ini sangat penting, karena tidak sedikit di antara manusia, yang selalu berprasangka jelek pada sendiri, menyalahkan diri sendiri, merasa tidak mampu, pesimistis, dan frustasi
Husnuzan terhadap diri sendiri berarti berprasangka baik kepada diri sendiri. Menerima apa adanya serta tetap berbaik sangka pada Allah swt., tidak menyesali keadaan dan keberadaannya. Adanya berbagai cobaan misalnya, miskin, cacat, sakit dan sebagainya kita harus tetap bersyukur pada Allah swt. yang telah menciptakan sebaik-baik makhluk.
QS. Al- Hujurat : 11


Sikap yang menunjukkan husnuzan dalam kehidupan sehari-hari antara lain: gigih, berinisiatif, dan rela berkorban.
1)      Gigih
Gigih berarti berkemauan kuat dalam usaha mencapai sesuatu cita-cita. Gigih sebagai salah satu dari akhlakul karimah sangat diperlukan dalam suatu usaha. Jika ingin mencapai suatu hasil yang maksimal, suatu usaha harus dilakukan dengan gigih, dan penuh kesungguhan hati.
Orang yang gigih tidak akan berpangku tangan dan tidak suka bermalas-malasan sehingga ia akan merasakan keberkahan hidup. Apabila setiap orang Islam memiliki sifat gigih, niscaya hidayah yang beriman akan melihat pekerjaan kita, sehingga tidak akan ada usaha kita yang sia-sia.
2)      Berinisiatif
Berinisiatif artinya senantiasa berbuat sesuatu yang sifatnya produktif berinisiatif menuntut sikap bekerja keras dan etos kerja yang tinggi.
Islam mengajarkan umatnya untuk selalu berbuat yang produktif. Artinya fokuskan pada satu pekerjaan, jika telah selesai kerjakan yang lain. Tentu tidak hanya kerja keras saja melainkan dengan ketekunan, ketelitian, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknolohi serta senantiasa mengefesiensikan waktu dalam menyelesaikan pekerjaan atau permasalahan.
3)      Rela berkorban
Rela berarti bersedia dengan ikhlas hati, tidak mengharapkan imbalan atau dengan kemauan sendiri. Berkorban bararti memiliki sesuatu yang dimiliki sekalipun menimbulkan penderitaan bagi dirinya sendiri. Rela berkorban dalam kehidupan masyarakat berarti bersedia dengan ikhlas memberikan sesuatu (tenaga, harta, atau pemikiran) untuk kepentingan orang lain atau masyarakat. Walaupun dengan berkorban akan menimbulkan cobaan penderitaan bagi dirinya sendiri.

3.      Hikmah Husnudzan
a.       Husnudzan akan mendatangkan ketentraman lahir batin
b.      Orang yang memiliki sikap Husnudzan pada Allah menunjukkan bahwa ia telah memiliki jiwa yang takwa, sabar, tabah dan tawakkal
c.       Orang yang memiliki sikap Husnudzan kepada Allah akan senantiasa dicintai Allah karena ia senantiasa menerima terhadap apa saja yang telah dilimpahkan kepadanya.
d.      Orang yang memiliki sikap Husnudzan kepada sesama manusia akan senantiasa dicintai oleh sesama, karena orang lain merasa tidak pernah dirugikan oleh ulahnya
e.       Sikap Husnudzan akan menjauhkan seseorang dari perbuatan keluh kesah, iri, dengki, memfitnah, mengadu domba, dendam dan menggunjing

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PORTOFOLIO RANGKUMAN TUGAS PEMBATIK LEVEL 4 TAHUN 2023

Tidak terasa perjalanan yang luar biasa hingga sampai pada titik ini. Langkah demi langkah, menyelesaikan tugas demi tugas yang tentunya ber...