Islam
adalah agama yang terbesar diamalkan di Asia Tenggara, berbilangan sekitar 240
juta umat yang menterjemahkan ke sekitar 40% penduduk, dengan kebanyakannya di
Brunei, Indonesia dan Malaysia. Minoritas yang terpenting adalah terletak di
negara-negara Asia Tenggara lain. Kebanyakan umat Islam di Asia Tenggara belong
to the mazhab Sunah Waljamaah dan di dalamnya, sekolah Syafii pada fiqh,
atau hukum agama. Ia adalah agama resmi di Malaysia dan Brunei sementara di
Indonesia Islam adalah merupakan salah satu enam agama resmi di Indonesia.
Kekuasaan
dominan yang pertama kali muncul di kepulauan adalah Sriwijaya di Sumatra. Dari
abad ke-5 Masehi, Palembang sebagai ibukota Sriwijaya menjadi pelabuhan besar
dan berfungsi sebagai pelabuhan persinggahan (entrepot) pada Jalur
Rempah-rempah (spice route) yang terjalin antara India dan Tiongkok. Sriwijaya
juga merupakan pusat pengaruh dan pendidikan agama Buddha yang cukup
berpengaruh. Kemajuan teknologi kelautan pada abad ke-10 Masehi membuat
pengaruh dan kemakmuran Sriwijaya memudar. Kemajuan tersebut membuat para
pedagang Tiongkok dan India untuk dapat secara langsung mengirimkan
barang-barang di antara keduanya, serta membuat kerajaan Chola di India Selatan
dapat melakukan serangkaian penyerangan penghancuran terhadap daerah-daerah
kekuasaan Sriwijaya, yang mengakhiri fungsi Palembang sebagai pelabuhan
persinggahan.
Pulau
Jawa kerap kali didominasi oleh beberapa kerajaan agraris yang saling bersaing
satu sama lain, termasuk di antaranya kerajaan-kerajaan wangsa Syailendra,
Mataram Kuno dan akhirnya Majapahit. Namun Demikian kerajaan ini akhirnya tidak
bisa bertahan karena adanya saling perebutan kekuasaan dan persaingan dalam
keluarga besar kerajaan. Pada akhirnya kemudian tergeser oleh pola kebudayaan
dan peradaban serta agama baru yakni agama Islam. Walau demikian perkembangan
ajarannya tidak murni karena terpengaruh oleh budaya yang terdahulu ada.
Para
pedagang Muslim mulai mengunjungi Asia Tenggara pada abad ke-12 Masehi.
Samudera Pasai adalah kerajaan Islam yang pertama. Ketika itu, Sriwijaya telah
diambang keruntuhan akibat perselisihan internal. Kesultanan Malaka, yang
didirikan oleh salah seorang pangeran Sriwijaya, berkembang kekuasaannya dalam
perlindungan Tiongkok dan mengambil alih peranan Sriwijaya sebelumnya. Agama
Islam kemudian menyebar di seantero kepulauan selama abad ke-13 dan abad ke-14
menggantikan agama Hindu, dimana Malaka (yang para penguasanya telah beragama
Islam) berfungsi sebagai pusat penyebarannya di wilayah ini.
Islam
masuk ke Indonesia pada abad pertama hijriyah atau abad ke tujuh sampai abad ke
delapan masehi. Ini mungkin didasarkan kepada penemuan batu nisan seorang
wanita muslimah yang bernama Fatimah binti Maimun dileran dekat Surabaya
bertahun 475 H atau 1082 M. Sedang menurut laporan seorang musafir Maroko Ibnu
Batutah yang mengunjungi Samudera Pasai dalam perjalanannya ke negeri Cina pada
tahun 1345 M. Agama islam yang bermahzab Syafi’I telah mantap disana selama se
abad, oleh karena itu berdasarkan bukti ini abad ke XIII di anggap sebagai awal
masuknya agama Islam ke Indonesia.
Daerah
yang pertama-pertama dikunjungi ialah :
1.
Pesisir Utara pulau Sumatera, yaitu
di peurlak Aceh Timur, kemudian meluas sampai bisa mendirikan kerajaan Islam
pertama di Samudera Pasai, Aceh Utara.
2.
Pesisir Utara pulau Jawa kemudian
meluas ke Maluku yang selama beberapa abad menjadi pusat kerajaan Hindu yaitu
kerajaan Maja Pahit.
Pada
permulaan abad ke XVII dengan masuk Islamnya penguasa kerajaan Mataram, yaitu:
Sultan Agung maka kemenangan agama Islam hampir meliputi sebagian besar wilayah
Indonesia. Terutama di pulau jawa Islam setelah dikenal kemudian berkembang
dengan pesatnya, walau dengan pemahaman yang bercampur dengan ajaran kejawen.
Sejak
pertengahan abad ke XIX agama Islam di Indonesia secara bertahap mulai
meninggalkan sifat-sifatnya yang Singkretik (mistik). Setelah banyak orang
Indonesia yang mengadakan hubungan dengan Mekkah dengan cara menunaikan ibadah
haji, dan sebagiannya ada yang bermukim bertahun-tahun lamanya. Sehingga
hal-hal yang bersifat budaya sedikit demi sedikit dapat ditinggalkan. Namun
demikian masih banyak pula umat Islam yang melaksanakan ajaran bercampur dengan
mistik, terutama bagi kalangan generasi tua yang tidak mengenyam pendidikan.
Daerah
yang sedikit sekali disentuh oleh kebudayaan Hindu-Budha adalah daerah Aceh,
Minangkabau di Sumatera Barat dan Banten di Jawa. Agama Islam secara mendalam
mempengaruhi kehidupan agama, social, dan politik penganut-penganutnya sehingga
di daerah-daerah tersebut agama Islam itu telah menunjukkan dalam bentuk yang
lebih murni. Dikerajaan tersebut agama Islam tertanam kuat sampai Indonesia
merdeka. Salah satu buktinya yaitu banyaknya nama-nama islam dan
peninggalan-peninggalan yang bernilai keIslaman.
Pada
kerajaan Banjar Islam masuk melalui raja Banjar. Perkembangan Islam selanjutnya
tidak begitu sulit, raja menunjukkan fasilitas dan kemudahan lainnya yang hasilnya
membawa kepada kehidupan masyarakat Banjar yang benar-benar bersendikan Islam.
Secara konkrit kehidupan keagamaan di kerajaan Banjar ini diwujudkan dengan
adanya Mufti dan Qadhi atas jasa Muhammad Arsyad Al-Banjari yang ahli dalam
bidang Fiqih dan Tasawuf.
Islam
di Jawa, pada masa pertumbuhannya diwarnai kebudayaan jawa, ia banyak
memberikan kelonggaran pada sistem kepercayaan yang dianut agama Hindu-Budha.
Hal ini memberikan kemudahan dalam islamisasi atau paling tidak mengurangi
kesulitan-kesulitan. Para wali terutama Wali Songo sangatlah berjasa dalam
pengembangan agama Islam di pulau Jawa.
Menurut
buku Babad Diponegoro yang dikutip Ruslan Abdulgani dikabarkan bahwa Prabu
Kertawijaya penguasa terakhir kerajaan Majapahit, setelah mendengar penjelasan
Sunan Ampel dan sunan Giri, maksud agama Islam dan agama Budha itu sama, hanya
cara beribadahnya yang berbeda. Oleh karena itu ia tidak melarang rakyatnya
untuk memeluk agama baru itu (agama Islam), asalkan dilakukan dengan kesadaran,
keyakinan, dan tanpa paksaan atau pun kekerasan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar