Rabu, 25 Februari 2015

Masuk dan Berkembangnya Islam di Thailand



Muslim di Thailand mempunyai sejarah tersendiri yang bisa dibilang tragis dan berliku. Mulai dari abad ke-13 dimana Agama Islam menapakkan kakinya di kerajaan Pattani dan kemudian menjadi mayoritas di wilayah tersebut. Masyarakat muslim Thailand saat ini telah menjadi bagian integral dari keseluruhan pemerintahan dan komunitas Thailand dari beberapa abad yang lalu. Secara historis, kultur dan ekonomi, masyarakat minoritas muslim di Thailand selatan telah mengalami peningkatan yang signifikan dari waktu ke waktu. Akan tetapi mereka tetap berusaha menjadi bagian komunitas yang dipahami.
Hal itu berangkat dari background masyarakat muslim sendiri, yaitu komunitas melayu Pattani yang dari awalnya berdiri sendiri dan kemudian dikuasai oleh Siam atau Thailand. Dan saat ini, dimana modernisme merambah semua negara dan Thailand menjadi negara demokrasi, muslim Thailand mulai dipandang positif oleh komunitas yang lainnya. Hal ini memunculkan era baru antara muslim-pemerintah yang memberikan ruang lebih luas bagi umat muslim Thailand merambah dunia politik dan ekonomi. Hal ini tampak dari pertumbuhan masjid di Thailand yang berkembang pesat; Bangkok 159 masjid, Krabi 144 masjid, Narathiwat 447 masjid, Pattani 544 masjid, Yala 308 masjid, Songkhla 204 masjid, Satun 147 masjid. Dan beberapa masjid di berbagai kota di thailand. Biarpun begitu, minoritas muslim Thailand masih jauh dari kelapangan dalam hidup. Karena mereka tetap menjadi minoritas yang mendapatkan tekanan dan diskriminasi yang tak henti henti.
Thailand dikenal sebagai sebuah negara yang pandai menjual potensi pariwisata sekaligus sebagai salah satu negara agraris yang cukup maju di Asia Tenggara. Mayoritas penduduk Thailand adalah bangsa Siam, Tionghoa dan sebagian kecil bangsa Melayu. Jumlah kaum muslimin di Thailand memang tidak lebih dari 10% dari total 65 juta penduduk, namun Islam menjadi agama mayoritas kedua setelah Buddha. Penduduk muslim Thailand sebagian besar berdomisili di bagian selatan Thailand, seperti di propinsi Pha Nga, Songkhla, Narathiwat dan sekitarnya yang dalam sejarahnya adalah bagian dari Daulah Islamiyyah Pattani. Kultur melayu sangat terasa di daerah selatan Thailand, khususnya daerah teluk Andaman dan beberapa daerah yang berbatasan langsung dengan Malaysia. Bahkan beberapa nama daerah berasal dari bahasa Melayu, seperti Phuket yang berasal dari kata “bukit” dan Trang yang berasal dari kata “terang”.
Islam masuk ke Thailand sejak pertengahan abad ke-19. Proses masuknya Islam di Thailand dimulai sejak kerajaan Siam mengakui sisi kerajaan Pattani Raya (atau lebih dikenal oleh penduduk muslim Thailand sebagai Pattani Darussalam). Pattani berasal dari kata Al Fattani yang berarti kebijaksanaan atau cerdik karena di tempat itulah banyak lahir ulama dan cendekiawan muslim terkenal. Berbagai golongan masyarakat dari tanah Jawa banyak pula yang menjadi pengajar Al Qur’an dan kitab-kitab Islam berbahasa Arab Jawi. Beberapa kitab Arab Jawi sampai saat ini masih diajarkan di beberapa sekolah muslim dan pesantren di Thailand Selatan.
Perkembangan Islam di Thailand semakin pesat saat beberapa pekerja muslim dari Malaysia dan Indonesia masuk ke Thailand pada akhir abad ke-19. Saat itu mereka membantu kerajaan Thailand membangun beberapa kanal dan sistem perairan di Krung Theyp Mahanakhon (sekarang dikenal sebagai Propinsi Bangkok). Beberapa keluarga muslim bahkan mampu menggalang dana dan mendirikan masjid sebagai sarana ibadah.
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, pemerintah kerajaan Thailand memberi kebebasan yang sebesar-besarnya bagi kaum muslim Thailand untuk melaksanakan ibadah dan berdakwah. Dukungan dari pemerintah kerajaan terhadap pembangunan pondok-pondok pesantren dan sekolah muslim pun melengkapi jaminan kebebasan beribadah kaum muslim di Thailand. Namun demikian, tidak semua lokasi di Thailand menjadi tempat yang aman untuk kaum muslimin.
Daerah Thailand selatan sampai saat ini masih menjadi daerah yang mencekam karena hampir setiap hari operasi militer digelar di kampung-kampung penduduk dengan alasan mencari dalang peledakan bom di wilayah selatan. Propinsi Yala, Songkhla dan Narathiwat adalah tiga wilayah di Thailand selatan yang akrab dengan bahasa kekerasan tentara pemerintah. Kecurigaan yang berlebihan terhadap penduduk muslim seringkali membuat para tentara mudah melepaskan peluru dari senapan-senapan mereka. Walhasil, kasus salah tembak menjadi salah satu kasus yang cukup populer di wilayah ini. Meskipun senantiasa diliputi rasa khawatir terhadap keamanan mereka, kaum muslimin di Thailand selatan tetap istiqomah mendidik generasi muda Islam.
Semarak dakwah Islam juga dirasakan oleh masyarakat dan pelajar muslim Indonesia. Kajian bapak-bapak, ibu-ibu, TPA/TKA dan kajian mingguan mahasiswa adalah beberapa kegiatan rutin yang diadakan mingguan. Masyarakat dan Pelajar Muslim Indonesia juga mengadakan silaturrahim bulanan dalam forum pengajian Ngajikhun. Acara ini dilaksanakan di berbagai wilayah di seantero Thailand. Tak jarang, rekan-rekan di Bangkok harus menempuh perjalanan sehari penuh untuk bersilaturrahim dengan pelajar muslim di Chiang Rai, Thailand utara. Hal serupa pernah dilakukan saat beberapa mahasiswa dari daerah Hat Yai, Thailand selatan berkunjung ke Bangkok. Mereka menempuh perjalanan selama 2 jam dengan menggunakan jalur udara atau kurang lebih sehari penuh dengan jalur darat.
Isu-isu seputar makanan halal sering menjadi bahan diskusi yang menarik di kalangan masyarakat dan pelajar muslim Indonesia di Thailand. Meskipun majelis ulama Thailand sudah memiliki badan khusus yang memverifikasi kehalalan produk dalam negeri Thailand, jumlah makanan halal di Thailand masih sangat sedikit. Biasanya, masyarakat dan pelajar muslim Indonesia mengenali warung muslim dan makanan halal dengan tiga macam label, yakni label resmi “Halal”, stiker bertuliskan “Allah” dan “Muhammad”, serta stiker bertuliskan bacaan basmalah. Tak jarang para pemilik warung muslim menambahkan tanda bulan dan bintang untuk mempertegas informasi kehalalan makanan tersebut.
Informasi tentang makanan halal dan istilahnya dalam bahasa Thailand biasanya menjadi kebutuhan pertama saat datang ke negeri gajah putih ini. Selain berbekal informasi lokasi warung halal di daerah Bangkok dan sekitarnya, saya juga menghafal beberapa kata dalam bahasa Thailand untuk menghindari babi, seperti “Phom mai ouw muu” yang berarti “Saya tidak mau babi” atau “Phom mai kin muu” yang berarti “Saya tidak makan babi” apabila saya kesulitan menemukan warung halal di lokasi terdekat.
Selain masalah makanan, lokasi tempat ibadah di pusat-pusat perbelanjaan pun agak sulit ditemukan. Beberapa lokasi perbelanjaan umum, seperti Siam Paragon, Pratunam Center dan Central World menyediakan mushola untuk umat Islam. Selebihnya, jangan harap bisa menemui mushola di tempat umum. Bagi saya dan rekan-rekan pelajar muslim Indonesia, membawa kompas penunjuk arah dan sajadah saat bepergian adalah kebutuhan.
Dua hal ini sangat penting apabila bepergian di daerah-daerah minim mushola dan masjid. Hidup di tengah-tengah umat non-muslim memberi pelajaran berharga tentang tepat waktu dan displin menegakkan ibadah wajib meskipun tidak ada adzan yang berkumandang. Demikian pula dengan pelajaran lainnya, keimaman kita benar-benar akan diuji di sini. Kita bisa dengan mudah menemui berbagai tempat penjualan makanan yang mengandung babi atau darah, hiburan malam, penjualan minuman beralkohol, maupun wisata seks di Thailand.
Masyarakat Buddha Thailand pada umumnya menganggap tabu masalah prostitusi, namun pelanggaran yang ada di depan mata tak bisa dicegah karena mereka tak mengenal sistem syari’at, iqob (hukuman), dan amar ma’ruf nahi munkar sebagaimana dalam Islam. Oleh karena itulah, penjualan minuman keras dan prostitusi sangat marak di negeri ini. Bahkan dua hal tersebut menjadi salah satu daya tarik wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Thailand.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PORTOFOLIO RANGKUMAN TUGAS PEMBATIK LEVEL 4 TAHUN 2023

Tidak terasa perjalanan yang luar biasa hingga sampai pada titik ini. Langkah demi langkah, menyelesaikan tugas demi tugas yang tentunya ber...