Kamis, 08 Januari 2015

ISLAM DI INDONESIA



A.    Asal-Usul Islam Masuk Nusantara
Pembahasan tentang asal-usul Islam di Nusantara serta siapa  pembawanya menjadi perdebatan para ahli sejarah. Banyak sekali para sejaran yang mengupas tentang asal usul Islam masuk ke Nusantara. Dan  pada paparan berikut  Setidaknya ada tiga teori mengenai asal-usul Islam di Nusantara yaitu Persia, India, dan Arab. Teori pertama mengungkapkan bahwa Agama Islam masuk ke Nusantara berasal dari Persia.Teori kedua berpendapat  bahwa agama Islam masuk ke Nusantara berasal dari negara  India.Teori ketiga Menurut sejarawan, Keijzer memiliki analisis yang berbeda, menurut nya, Agama Islam masuk ke Nusantara berasal dari Mesir.Berdasarkan hasil seminar Nasional masuknya Islam ke Nusantara yang diadakan tahun  1969 dan tahun 1978, mereka  menyimpulkan bahwa agama Islam masuk ke Nusantara pada abad VII M dan langsung dari tanah Arab.
B.     Proses Penyebaran Islam di Indonesia
Proses penyebaran agama Islam  di Indonesia dilakukan dengan banyak cara, yaitu:
a.       Perdagangan
b.      Perkawinan
c.       Politik
d.      Pendidikan
e.       Kesenian
Dengan melalui banyak saluran di atas, Agama Islam dapat diterima dan berkembang pesat sejak sekitar abad ke-13 M. Dan ada hal-hal yang sangat penting untuk diketahui mengapa agama Islam mudah diterima oleh masyarakat Indonesia antara lain :
1.      Agama Islam bersifat terbuka, sehingga penyiaran dan pengajaran agama Islam dapat dilakukan oleh setiap orang Islam.
2.      Penyebaran Agama Islam dilakukan dengan cara  damai.
3.      Islam tidak mengenal diskriminasi dan tidak membedakan kedudukan seseorang dalam masyarakat.
4.      Perayaan-perayaan  dalam agama Islam dilakukan dengan sederhana.
5.      Dalam  Islam dikenal adanya kewajiban mengeluarkan Zakat yang bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan kahidupan masyarakatnya dengan adanya kewajiban zakat bagi yang mampu.
A.    Penyebaran Islam melalui kekuasaan
1.      Kerajaan Samudra Pasai
Kerajaan samudra pasai adalah kerajaan Islam pertama di Indonesia di dirikan pada abad 13 oleh sultan Malik al-Saleh yang terletak di pesisir timur laut Aceh (sekitar Kabupaten Lhokseumawe atau Aceh Utara sekarang). Ibu kotanya ada di muara Sungai Pasangan, sungai ini  cukup panjang dan lebar di sepanjang jalur pantai yang memudahkan kapal-kapal dan perahu-perahu untuk masuk ke pedalaman Sumatra.
Menurut catatan Ibnu Batutah pada tahun 1345 menyatakan, ketika Ibnu Batutoh singgah di  Pasai, raja yang berkuasa bernama Malik al-Zahir. Ibnu Batutah menganggap bahwa raja ini benar-benar menunjukkan citra sebagai seorang raja muslim. Karena Batas kerajaannya sangat luas, sehingga membutuhkan waktu berhari-hari untuk menyusuri pantai wilayah kekuasaannya. Malik al-Zahir terkenal sebagai seorang raja yang ortodoks, suka mengajak dan mengundang diskusi dengan para ahli fikih dan ushul, sehingga istananya ramai dikunjungi para cendekiawan dari berbagai negeri. Ia mengadakan hubungan dengan dunia Islam, diantaranya dengan Persia dan Delhi. Ia juga terkenal sebagai seorang raja muslim yang tak segan-segan memerangi negeri-negeri penyembah berhala di sekitar wilayah kekuasaannya. Banyak negeri yang akhirnya takluk di bawah kekuasaan kerajaan Samudera Pasai.
Kerajaan Samudera Pasai ini berdiri sampai tahun 1524 M. Pada tahun 1521 kerajaan Samudera Pasai ditaklukkan dan dikuasai oleh Bangsa Portugis.
2.      Kerajaan Demak
Kerajaan Demak diakui sebagai kerajaan Islam pertama di Jawa. secara luas diakui pula bahwa Kerajaan Demak didirikan oleh Raden Fatah (1500-1518 M).
Demak mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Trenggono. Demak berhasil memainkan peran strategis sebagai basis penyebaran Islam di Jawa pada abad ke-16. Daerah kekuasaan Demak meliputi pesisir pantai utara Jawa. Pengaruhnya bahkan melampaui beberapa wilayah di luar Pulau Jawa.
Setelah Sultan Trenggana meninggal, terjadi perebutan kekuasaan di Kerajaan di kalangan istana Demak, antara Pangeran Sekar Seda ing Lepen dan Sunan Prawoto (putra Sultan Trenggana). Pangeran Sekar Seda ing Lepen dengan tipu muslihat dibunuh oleh utusan Sunan Prawoto.
Putra Sekar Seda ing Lepen yang terkenal dengan sebutan Arya Penangsang dari Jipang menuntut balas kematian ayahnya dengan membunuh Sunan Prawoto. Selain Sunan Prawoto, Arya Penangsang juga membunuh Pangeran Hadiri (suami Ratu Kali Nyamat, adik Sunan Prawoto). Pangeran Hadiri dituduh sebagai salah orang yang menghalangi Arya Penangsang untuk menjadi Sultan Demak.
Kemudian Arya Penangsang dibunuh oleh Ki Jaka Tingkir yang dibantu oleh Kyai Gede Pamanahan dan putranya Sutawijaya, serta Ki Penjawi. Kemudian Jaka Tingkir naik tahta kerajaan dan penobatannya dilakukan oleh Sunan Giri. Setelah menjadi raja, ia bergelar Sultan Hadiwijaya serta memindahkan pusat pemerintahannya dari Demak ke Pajang.
3.      Kerajaan Mataram Islam
Setelah permohonan Senopati Mataram atas penguasa Pajang berupa pasukan kerjaan dikabulkan, keinginannya untuk menjadi raja sebenarnya sudah terpenuhi, sebab dalam tradisi Jawa, penyerahan seperti itu berarti penyerahan kekuasaan. Senopati berkuasa sampai tahun 1601 M. Sepeninggalnya, ia digantikan oleh puteranya Seda Ing Krapyak digantikan oleh puteranya, Sultan Agung (1613 – 1646 M).
Pada masa pemerintahan Sultan Agung inilah kontak bersenjata antara kerajaan Islam Mataram dengan VOC mulai terjadi. Pada tahun 1646 M. ia digantikan oleh puteranya, yaitu Amangkurat I. Pada masanya terjadi perang saudara dengan Pangeran Alit yang mendapat dukungan dari para ulama. Akibatnya, para ulama pendukung dibantai habis pada tahun 1647 M. Pemberontakan itu kemudian diteruskan oleh Raden Kajoran 1677 M dan 1678 M. Pemberontakan-pemberontakan seperti itulah pada akhirnya menjadi sebab runtuhnya kerajaan Islam Mataram.
B.  Kiprah Ulama’ Awal di Nusantara
1. Hamzah Fansury
Hamzah Fansury lahir di Sumatera Utara, dikenal sebagai tokoh tasawuf dari Aceh. Ia hidup antara akhir abad ke-16 hingga awal abad ke-17 M. Tokoh sufi inidi tanah air terkenal  membawa paham Wahdatul Wujud, yang diambil dari pemikiran Ibnu Arabi.Fansury banyak melakukan pengembaraan di berbagai wilayah, sampai akhirnya ia menetapkan pilihan untuk mukim di Aceh.Hampir seluruh hasil karya Hamzah Fansury sebagai sarana mempopulerkan pemikiran Wahdatul Wujud. Beliau memiliki keteguhan dalam berpikir, sekalipun pemikirannya tentang Kesatuan Tuhan.
2. Syamsuddin as-Sumatrani
Syekh Syamsuddin bin Abdillah as-Sumatrani, atau sering dipanggil Syamsuddin Pasai adalah seorang ulama besar dan tokoh tasawuf yang berasal dari Aceh.as-Sumatrani seorang ahli sufi dan juga filosuf lebih merasakan kebutuhan mengenali hakikat dari segala sesuatu, serta mengetahui kesatuan yang tersembunyi. As-Sumatrani berpandangan bahwa usaha mengenal Tuhan harus dibimbing oleh guru yang sempurna karena bila tidak maka akan terjerembab dalam kesesatan.
3. Nuruddin ar-Raniri
Nuruddin ar-Raniri memiliki nama lengkap Nuruddin Muhammad bin Ali bin Hasanji bin Muhammad bin Hamid ar-Raniri al-Quraisyi asy-Syafi’i.Ia lahir sekitar pertengahan abad ke-16 di Ranir (sekarang Rander) di daerah Gujarat, India, dan meninggal pada tanggal 22 Zulhijah 1069 H atau bertepatan dengan 21 September 1658 M.Sebagai pendatang, Nuruddin ar-Raniri mulai merantau ke Nusantara, dengan memilih Aceh sebagai tempat tinggalnya.
Nuruddin ar-Raniri terkenal sebagai seorang ulama dan penulis yang sangat produktif. Pada tiap tulisannya, ar-Raniri pun selalu menyebutkan sumber pengambilannya untuk memperkuat argumen yang dipaparkannya. Tulisannya meliputi berbagai cabang ilmu agama, seperti sejarah, fikih, hadits, akidah, mistik, filsafat, danjuga ilmu perbandingan agama.
4. Nawawi al-Bantani
Nawawi al-Bantani nama lengkapnya yaitu Nawawi bin Umar bin Arabi. Di lingkungan keluarganya, ia dikenal dengan sebutan Abu Abdul Mu’ti. Nawawi al-Bantani lahir di Banten pada tahun 1813 M dan meninggal pada tahun 1897 M di Mekah. Nawawi adalah salah satu keturunan penguasa pertama kerajaan Banten, Sultan Hasanuddin, putra Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati).
Nawawi al-Bantani adalah salah satu ulama' yang terkenal dan menjadi kebanggaan umat Islam di Asia tenggara, karena dikenal sebagai salah satu ulama besar di kalangan umat Islam internasional. Ia pernah menjabat sebagai imam besar Masjidil Haram. Beberapa juga mendapat julukan kehormatan dari Arab Saudi, Mesir, dan Suriah , seperti Sayid Ulama al-Hejaz, Mufti (Ulama yang dipercaya memberikan Fatwa) dan Faqih ( Ulama' ahli Fiqh). walaupun demikian, Nawawi al-Bantani tetap tampil dengan sangat sederhana.
Menurut penelitian para sejarah ditemukan bukti bahwa tulisan Syekh Nawawi al-Bantani banyak mempunyai kelebihan dan keistemawaan, diantaranya adalah pemakian bahasa yang sederhana sehingga mudah dan enak dipahami oleh pembaca, hasil karyanya bisa menjelaskan istilah-istilah sulit yang sulit dipahami oleh kebanyakan pembaca, dan kemampuannya menghidupkan isi tulisan sehingga para pembaca dapat menjiwai isinya. Di negara-negara Timur Tengah, kitab-kitab karya Syekh Nawawi sudah tidak asing lagi, karena menjadi bacaan dan bahan materi serta acuan dalam berbagai kelompok kajian.
5. Syekh Ahmad Khatib as-Sambasi
Syekh Ahmad Khatib Sambasi nama belakangnya sambasi yang artinya adalah putral dari Sambas, Kalimantan. Ia adalah seorang ahli tarekat dan mendirikan Tarekat Qadiriyah Naqsyabandiyah yang banyak kita jumpai dan tersebar di tanah Air. Ahmad Khatib lahir di Kalimantan. Tanggal lahirnya tidak terlacak secara pasti. Masa hidupnya lebih banyak dihabiskan di Mekah hingga wafatnya pada tahun 1878 M. Ia mengabdikan hidup dan mendedikasikan ilmu agama yang dikuasainya untuk menjadi guru hingga wafatnya.
C.  Pengaruh Islam Terhadap Peradaban Nusantara
1.    Dalam bidang seni arsitektur, pembangunan masjid diutamakan sebagai rumah ibadah sekaligus pusat kegiatan umat.
2.    Dalam bidang seni dan budaya, para wali, ulama, dan mubalig mampu membangun keharmonisan antara budaya atau tradisi lama dengan ajaran Islam.
3.    Bidang adat-istiadat yang berkembang di Indonesia banyak terpengaruh oleh peradaban Islam. Di antaranya adalah ucapan salam kepada setiap kaum muslim yang dijumpai, atau penggunaannya dalam acara-acara resmi pemerintah.
4.    Demikian pula dalam bidang politik, ketika kerajaan-kerajaan Islam mengalami masa kejayaan, banyak sekali unsur politik Islam yang berpengaruh dalam sistem politik pemerintahan kerajaan-kerajaan Islam.
D.  Belajar Dari Sejarah
Kesuksesan dakwah Islam di Indonesia ini antara lain disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya:
1.    Berdakwah merupakan kewajiban sebagaimana pesan Rasulullah saw :
بَلِّغُوْا عَنِّى وَلَوْ أيَةً
 Sampaikan dariku walaupun satu ayat”.
Hadits ini menjadi motivasi bagi setiap muslim bahwa dakwah merupakan kewajiban dan panggilan jiwa.
2.    Masuk Islam memerlukan persyaratan sangat mudah, aktifitas  ibadah di dalam agama Islam cukup mudah dan tidak memberatkan, tidak membutuhkan biaya besar, sehingga bisa diterima oleh semua lapisan masyarakat.
3.    Ajaran Islam tidak mengenal pembedaan derajat manusia berdasarkan kasta / gelar. Tinggi rendahnya derajat hanya ditentukan berdasarkan tingkat ketakwaan kepada Allah. Selain menunjukkan sifat demokratis, ini juga menunjukkan adanya persamaan dalam ajaran Islam.
4.    Pendekatan persuasif dan cara yang simpatik sebagai cara alternatif dalam berdakwah, seperti melalui jalur perdagangan, kesenian, dan budaya. Penaklukan dengan kekuatan militer kadang kala dilakukan, tetapi ini tidak cara yang dominan tetapi kalau memang sudah tidak ada jalan lain.
5.    Para ulama selaku pelaku dakwah mampu menampilkan kepribadian yang luhur. Keutamaan sifat ini mampu menarik simpati dan kekaguman masyarakat, sehingga mereka secara sukarela masuk agama Islam.
6.    Keseluruhan ajaran Islam dipandang sesuai kepribadian bangsa Indonesia.
Apabila mencermati perkembangan penyebaran Islam di Nusantara, maka perkembangan Islam di Nusantara sampai dengan terbentuknya kerajaan-kerajaan Islam dapat dikelompokkan menjadi tiga fase, yaitu:
a.       Kehadiran para pedagang muslim dari Arab, India maupun Persia di kepulauan Nusantara dalam rangka berdagang sekaligus menyebarkan agama Islam
b.      Dengan bertambah banyaknya pedagang muslim dari Arab, India maupun Persia tersebut, maka terbentuklah komunitas muslim di Nusantara
c.       Keberhasilan melakukan Pendekatan politis oleh para ulama terhadap para raja dan kelompok  elite politik pada akhirnya berhasil memunculkan kerajaan-kerajaan Islam di berbagai wilayah di tanah Air.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PORTOFOLIO RANGKUMAN TUGAS PEMBATIK LEVEL 4 TAHUN 2023

Tidak terasa perjalanan yang luar biasa hingga sampai pada titik ini. Langkah demi langkah, menyelesaikan tugas demi tugas yang tentunya ber...