A.
Asal-Usul Islam Masuk
Nusantara
Pembahasan tentang asal-usul Islam di Nusantara
serta siapa pembawanya menjadi
perdebatan para ahli sejarah. Banyak sekali para sejaran yang mengupas tentang
asal usul Islam masuk ke Nusantara. Dan
pada paparan berikut Setidaknya
ada tiga teori mengenai asal-usul Islam di Nusantara yaitu Persia, India, dan
Arab. Teori pertama
mengungkapkan bahwa Agama Islam masuk ke Nusantara berasal dari Persia.Teori kedua berpendapat bahwa
agama Islam masuk ke Nusantara berasal dari negara India.Teori ketiga Menurut sejarawan, Keijzer memiliki analisis yang berbeda,
menurut nya, Agama Islam masuk ke Nusantara berasal dari Mesir.Berdasarkan hasil seminar
Nasional masuknya Islam ke Nusantara yang diadakan tahun 1969 dan tahun 1978, mereka menyimpulkan bahwa agama Islam masuk ke
Nusantara pada abad VII M dan langsung dari tanah Arab.
B.
Proses
Penyebaran Islam di Indonesia
Proses penyebaran agama Islam di Indonesia dilakukan dengan banyak cara,
yaitu:
a. Perdagangan
b. Perkawinan
c. Politik
d. Pendidikan
e. Kesenian
Dengan melalui banyak saluran
di atas, Agama Islam dapat diterima dan berkembang pesat sejak sekitar abad
ke-13 M. Dan ada hal-hal yang sangat penting untuk diketahui mengapa agama
Islam mudah diterima oleh masyarakat Indonesia antara lain :
1.
Agama Islam bersifat terbuka,
sehingga penyiaran dan pengajaran agama Islam dapat dilakukan oleh setiap orang
Islam.
2.
Penyebaran Agama Islam
dilakukan dengan cara damai.
3.
Islam tidak mengenal
diskriminasi dan tidak membedakan kedudukan seseorang dalam masyarakat.
4.
Perayaan-perayaan dalam agama Islam dilakukan dengan sederhana.
5.
Dalam Islam dikenal adanya kewajiban mengeluarkan
Zakat yang bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan kahidupan masyarakatnya
dengan adanya kewajiban zakat bagi yang mampu.
A. Penyebaran Islam melalui
kekuasaan
1.
Kerajaan
Samudra Pasai
Kerajaan samudra pasai
adalah kerajaan Islam pertama di Indonesia di dirikan pada abad 13 oleh sultan Malik al-Saleh yang terletak
di pesisir timur laut Aceh (sekitar Kabupaten Lhokseumawe atau Aceh Utara
sekarang). Ibu kotanya ada di muara Sungai Pasangan, sungai ini cukup panjang dan lebar di sepanjang jalur
pantai yang memudahkan kapal-kapal dan perahu-perahu untuk masuk ke pedalaman
Sumatra.
Menurut catatan Ibnu Batutah
pada tahun 1345 menyatakan, ketika Ibnu Batutoh singgah di Pasai, raja yang berkuasa bernama Malik
al-Zahir. Ibnu Batutah menganggap bahwa raja ini benar-benar menunjukkan citra
sebagai seorang raja muslim. Karena Batas kerajaannya sangat luas, sehingga
membutuhkan waktu berhari-hari untuk menyusuri pantai wilayah kekuasaannya.
Malik al-Zahir terkenal sebagai seorang raja yang ortodoks, suka mengajak dan
mengundang diskusi dengan para ahli fikih dan ushul, sehingga istananya ramai
dikunjungi para cendekiawan dari berbagai negeri. Ia mengadakan hubungan dengan
dunia Islam, diantaranya dengan Persia dan Delhi. Ia juga terkenal sebagai
seorang raja muslim yang tak segan-segan memerangi negeri-negeri penyembah
berhala di sekitar wilayah kekuasaannya. Banyak negeri yang akhirnya takluk di
bawah kekuasaan kerajaan Samudera Pasai.
Kerajaan Samudera Pasai ini
berdiri sampai tahun 1524 M. Pada tahun 1521 kerajaan Samudera Pasai ditaklukkan
dan dikuasai oleh Bangsa Portugis.
2.
Kerajaan
Demak
Kerajaan Demak diakui sebagai kerajaan Islam pertama
di Jawa. secara luas diakui pula bahwa Kerajaan Demak didirikan oleh Raden
Fatah (1500-1518 M).
Demak mencapai puncak kejayaan
pada masa pemerintahan Sultan Trenggono. Demak berhasil memainkan peran
strategis sebagai basis penyebaran Islam di Jawa pada abad ke-16. Daerah
kekuasaan Demak meliputi pesisir pantai utara Jawa. Pengaruhnya bahkan
melampaui beberapa wilayah di luar Pulau Jawa.
Setelah Sultan Trenggana
meninggal, terjadi perebutan kekuasaan di Kerajaan di kalangan istana Demak,
antara Pangeran Sekar Seda ing Lepen dan Sunan Prawoto (putra Sultan
Trenggana). Pangeran Sekar Seda ing Lepen dengan tipu muslihat dibunuh oleh
utusan Sunan Prawoto.
Putra Sekar Seda ing Lepen
yang terkenal dengan sebutan Arya Penangsang dari Jipang menuntut balas
kematian ayahnya dengan membunuh Sunan Prawoto. Selain Sunan Prawoto, Arya
Penangsang juga membunuh Pangeran Hadiri (suami Ratu Kali Nyamat, adik Sunan
Prawoto). Pangeran Hadiri dituduh sebagai salah orang yang menghalangi Arya
Penangsang untuk menjadi Sultan Demak.
Kemudian Arya Penangsang
dibunuh oleh Ki Jaka Tingkir yang dibantu oleh Kyai Gede Pamanahan dan putranya
Sutawijaya, serta Ki Penjawi. Kemudian Jaka Tingkir naik tahta kerajaan dan
penobatannya dilakukan oleh Sunan Giri. Setelah menjadi raja, ia bergelar
Sultan Hadiwijaya serta memindahkan pusat pemerintahannya dari Demak ke Pajang.
3.
Kerajaan
Mataram Islam
Setelah permohonan Senopati
Mataram atas penguasa Pajang berupa pasukan kerjaan dikabulkan, keinginannya
untuk menjadi raja sebenarnya sudah terpenuhi, sebab dalam tradisi Jawa,
penyerahan seperti itu berarti penyerahan kekuasaan. Senopati berkuasa sampai
tahun 1601 M. Sepeninggalnya, ia digantikan oleh puteranya Seda Ing Krapyak
digantikan oleh puteranya, Sultan Agung (1613 – 1646 M).
Pada masa pemerintahan Sultan
Agung inilah kontak bersenjata antara kerajaan Islam Mataram dengan VOC mulai
terjadi. Pada tahun 1646 M. ia digantikan oleh puteranya, yaitu Amangkurat I.
Pada masanya terjadi perang saudara dengan Pangeran Alit yang mendapat dukungan
dari para ulama. Akibatnya, para ulama pendukung dibantai habis pada tahun 1647
M. Pemberontakan itu kemudian diteruskan oleh Raden Kajoran 1677 M dan 1678 M.
Pemberontakan-pemberontakan seperti itulah pada akhirnya menjadi sebab
runtuhnya kerajaan Islam Mataram.
B. Kiprah Ulama’ Awal di Nusantara
1. Hamzah Fansury
Hamzah Fansury lahir di Sumatera Utara, dikenal
sebagai tokoh tasawuf dari Aceh. Ia hidup antara akhir abad ke-16 hingga awal
abad ke-17 M. Tokoh sufi inidi tanah air terkenal membawa paham Wahdatul Wujud, yang diambil dari pemikiran Ibnu Arabi.Fansury
banyak melakukan pengembaraan di berbagai wilayah, sampai akhirnya ia
menetapkan pilihan untuk mukim di Aceh.Hampir seluruh hasil karya Hamzah
Fansury sebagai sarana mempopulerkan pemikiran Wahdatul Wujud. Beliau memiliki keteguhan dalam berpikir, sekalipun
pemikirannya tentang Kesatuan Tuhan.
2. Syamsuddin as-Sumatrani
Syekh Syamsuddin bin Abdillah
as-Sumatrani, atau sering dipanggil Syamsuddin Pasai adalah seorang ulama besar
dan tokoh tasawuf yang berasal dari Aceh.as-Sumatrani seorang ahli sufi dan
juga filosuf lebih merasakan kebutuhan mengenali hakikat dari segala sesuatu,
serta mengetahui kesatuan yang tersembunyi. As-Sumatrani berpandangan bahwa usaha mengenal
Tuhan harus dibimbing oleh guru yang sempurna karena bila tidak maka akan
terjerembab dalam kesesatan.
3. Nuruddin ar-Raniri
Nuruddin ar-Raniri memiliki
nama lengkap Nuruddin Muhammad bin Ali bin Hasanji bin Muhammad bin Hamid
ar-Raniri al-Quraisyi asy-Syafi’i.Ia lahir sekitar pertengahan abad ke-16 di
Ranir (sekarang Rander) di daerah Gujarat, India, dan meninggal pada tanggal 22
Zulhijah 1069 H atau bertepatan dengan 21 September 1658 M.Sebagai pendatang,
Nuruddin ar-Raniri mulai merantau ke Nusantara, dengan memilih Aceh sebagai
tempat tinggalnya.
Nuruddin ar-Raniri terkenal sebagai seorang ulama
dan penulis yang sangat produktif. Pada tiap tulisannya, ar-Raniri pun selalu
menyebutkan sumber pengambilannya untuk memperkuat argumen yang dipaparkannya.
Tulisannya meliputi berbagai cabang ilmu agama, seperti sejarah, fikih, hadits,
akidah, mistik, filsafat, danjuga ilmu perbandingan agama.
4. Nawawi al-Bantani
Nawawi al-Bantani nama
lengkapnya yaitu Nawawi bin Umar bin Arabi. Di lingkungan keluarganya, ia
dikenal dengan sebutan Abu Abdul Mu’ti. Nawawi al-Bantani lahir di Banten pada tahun 1813 M
dan meninggal pada tahun 1897 M di Mekah. Nawawi adalah salah satu keturunan
penguasa pertama kerajaan Banten, Sultan Hasanuddin, putra Syarif Hidayatullah
(Sunan Gunung Jati).
Nawawi al-Bantani adalah salah
satu ulama' yang terkenal dan menjadi kebanggaan umat Islam di Asia tenggara,
karena dikenal sebagai salah satu ulama besar di kalangan umat Islam internasional.
Ia pernah menjabat sebagai imam besar Masjidil Haram. Beberapa juga mendapat
julukan kehormatan dari Arab Saudi, Mesir, dan Suriah , seperti Sayid Ulama
al-Hejaz, Mufti (Ulama yang dipercaya memberikan Fatwa) dan Faqih ( Ulama' ahli
Fiqh). walaupun demikian, Nawawi al-Bantani tetap tampil dengan sangat
sederhana.
Menurut penelitian para
sejarah ditemukan bukti bahwa tulisan Syekh Nawawi al-Bantani banyak mempunyai
kelebihan dan keistemawaan, diantaranya adalah pemakian bahasa yang sederhana
sehingga mudah dan enak dipahami oleh pembaca, hasil karyanya bisa menjelaskan
istilah-istilah sulit yang sulit dipahami oleh kebanyakan pembaca, dan
kemampuannya menghidupkan isi tulisan sehingga para pembaca dapat menjiwai
isinya. Di negara-negara Timur Tengah, kitab-kitab karya Syekh Nawawi sudah
tidak asing lagi, karena menjadi bacaan dan bahan materi serta acuan dalam
berbagai kelompok kajian.
5. Syekh
Ahmad Khatib as-Sambasi
Syekh Ahmad Khatib Sambasi
nama belakangnya sambasi yang artinya adalah putral dari Sambas, Kalimantan. Ia
adalah seorang ahli tarekat dan mendirikan Tarekat Qadiriyah Naqsyabandiyah
yang banyak kita jumpai dan tersebar di tanah Air. Ahmad Khatib lahir di
Kalimantan. Tanggal lahirnya tidak terlacak secara pasti. Masa hidupnya lebih banyak
dihabiskan di Mekah hingga wafatnya pada tahun 1878 M. Ia mengabdikan hidup dan
mendedikasikan ilmu agama yang dikuasainya untuk menjadi guru hingga wafatnya.
C.
Pengaruh Islam Terhadap
Peradaban Nusantara
1. Dalam bidang
seni arsitektur, pembangunan masjid diutamakan sebagai rumah ibadah sekaligus
pusat kegiatan umat.
2. Dalam bidang
seni dan budaya, para wali, ulama, dan mubalig mampu membangun keharmonisan
antara budaya atau tradisi lama dengan ajaran Islam.
3. Bidang
adat-istiadat yang berkembang di Indonesia banyak terpengaruh oleh peradaban
Islam. Di antaranya adalah ucapan salam kepada setiap kaum muslim yang
dijumpai, atau penggunaannya dalam acara-acara resmi pemerintah.
4. Demikian pula
dalam bidang politik, ketika kerajaan-kerajaan Islam mengalami masa kejayaan,
banyak sekali unsur politik Islam yang berpengaruh dalam sistem politik
pemerintahan kerajaan-kerajaan Islam.
D.
Belajar Dari Sejarah
Kesuksesan dakwah Islam di Indonesia ini antara
lain disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya:
1.
Berdakwah merupakan kewajiban sebagaimana pesan
Rasulullah saw :
بَلِّغُوْا عَنِّى وَلَوْ أيَةً
“Sampaikan dariku walaupun satu ayat”.
Hadits
ini menjadi motivasi bagi setiap muslim bahwa dakwah merupakan kewajiban dan
panggilan jiwa.
2.
Masuk Islam memerlukan persyaratan sangat mudah,
aktifitas ibadah di dalam agama Islam
cukup mudah dan tidak memberatkan, tidak membutuhkan biaya besar, sehingga bisa
diterima oleh semua lapisan masyarakat.
3.
Ajaran Islam tidak mengenal
pembedaan derajat manusia berdasarkan kasta / gelar. Tinggi rendahnya derajat
hanya ditentukan berdasarkan tingkat ketakwaan kepada Allah. Selain menunjukkan
sifat demokratis, ini juga menunjukkan adanya persamaan dalam ajaran Islam.
4.
Pendekatan persuasif dan cara
yang simpatik sebagai cara alternatif dalam berdakwah, seperti melalui jalur
perdagangan, kesenian, dan budaya. Penaklukan dengan kekuatan militer kadang
kala dilakukan, tetapi ini tidak cara yang dominan tetapi kalau memang sudah
tidak ada jalan lain.
5.
Para ulama selaku pelaku
dakwah mampu menampilkan kepribadian yang luhur. Keutamaan sifat ini mampu
menarik simpati dan kekaguman masyarakat, sehingga mereka secara sukarela masuk
agama Islam.
6.
Keseluruhan ajaran Islam
dipandang sesuai kepribadian bangsa Indonesia.
Apabila mencermati
perkembangan penyebaran Islam di Nusantara, maka perkembangan Islam di
Nusantara sampai dengan terbentuknya kerajaan-kerajaan Islam dapat
dikelompokkan menjadi tiga fase, yaitu:
a.
Kehadiran para pedagang muslim
dari Arab, India maupun Persia di kepulauan Nusantara dalam rangka berdagang
sekaligus menyebarkan agama Islam
b.
Dengan bertambah banyaknya
pedagang muslim dari Arab, India maupun Persia tersebut, maka terbentuklah
komunitas muslim di Nusantara
c.
Keberhasilan melakukan
Pendekatan politis oleh para ulama terhadap para raja dan kelompok elite politik pada akhirnya berhasil
memunculkan kerajaan-kerajaan Islam di berbagai wilayah di tanah Air.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar