Selasa, 20 Januari 2015
Film Sunan Kalijaga Karya Mahasiswa IAIN Surakarta Kelas 3G Th angkatan ...
Film ini karya Mahasiswa IAIN Surakarta kelas 3G tahun angkatan 2013.
film ini menceritakan mengenai sunan kalijaga.
Kamis, 15 Januari 2015
Analisis Film “Taare Zameen Par”
1.
Sinopsis
Film “Taree
Zaamen Par” yang menceritakan mengenai Ishaan yang tidak bisa membaca dan
menulis. Dan ia selalu melihat dunia dengan imajinasinya. Guru yang mengajarnya
merasa geram karena Ishaan selalu mendapat nilai yang jelek. Bahkan Ishaan
dicap sebaga anak pemalas, nakal dan idiot.
Kemudian orang
tua Ishaan memindahkannya ke sekolah berasrama. Ishaan pun tetap mendapat nilai
yang buruk dan itu membuatnya depresi. Dan ia juga merasa kesedihan karena
harus tinggal jauh dengan keluarganya. Pada akhirnya, ada seorang guru yang
bernama Ram Shanker Nikumbh, guru tersebut lama kelamaan mengerti apa yang
terjadi pada diri Ishaan, rupanya Ishaan mengalami Dyslekxia. Dan sang guru
akhirnya mengetahui bakat melukis Ishaan. Kemudian sang guru melatih Ishaan membaca,
menulis dan melukis dengan berbagai cara.
Ram Shanker Nikumbh mengadakan lomba
melukis yang diikuti semua siswa dan guru. Pada awalnya Ishaan menghilang,
namun kemudian mengikuti lomba. Ishaan melukis dengan imajinasinya. Setelah
juri menilai, ternyata Ishaan lah yang terbaik, dan Ishaan yang menjadi
pemenangnya. Setelah perlombaan selesai, Ishaan di jemput keluarganya.
Keluarganyapun tidak menyangka dan merasa bangga.
2.
Analisis
Film “Taare Zameen Par” sangatlah inspiratif. Film ini
menggambarkan mengenai realita pendidikan yang terjadi pada anak, baik dalam
sektor keluarga maupun sekolah (guru).
Setiap anak yang lahir dengan membawa keunikan tersendiri, setiap
anak tentunya memiliki impian yang berbeda. Nanum orang tua ada juga yang tidak
mau tahu dengan apa yang dirasakan dan dihadapi oleh anak-anaknya. Banyak orang
tua yang egois menuntut anak-anak mereka agar dapat mencapai dan menjadi apa
yang dikehendaki orang tuanya.
Dalam film ini, melihatkan kurangnya peran ayah dalam mebimbing
anaknya, digambarkan sosok ayah yang sibuk dengan pekerjaan dan memiliki
harapan yang tinggi untuk kedua anaknya. Namun ayahnya tidak meihat kelemahan
apa yang dialami anaknya. Sang ibu sebenarnya telah berusaha mendorong dan
memberi dukungan untuk Ishaan. Namun sang ibu cenderung diam ketika berhadapan
dengan suaminya. Disini peran orang tua
dan guru memang dibutuhkan.
Peran sekolah yang tidak mengetahui gangguan yang dialami Ishaan
juga memperparah keadaan. Seorang guru ketika anak didiknya selalu mendapat
nilai buruk harusnya mencari penyebab/masalah yang mebuat anak didik merasa
kesulitan, yang dalam film ini kesulitan dalam membaca dan menulis yang
menjadikan Ishaan terus mendapat nilai yang buruk. Karena peran guru juga
sangat dibutuhkan baik dalam metode mengajar maupun melihat permasalahan yang
dihadapi anak didiknya. Jika pengajar tidak mengetahui gangguan belajar yang
terjadi pada anak didiknya, akibatnya si anak akan menjadi korban. Anak didik
yang memiliki masalah tersebut akan berubah dari yang semangat menjadi pemurung
dan tidak bersemangat, bahkan frustasi dan menarik diri dari orang lain.
Dalam film ini, setelah Ishaan pindah ke sekolah berasrama, ada
seorang guru yang menggunakan metode mengajar yang unik dan berbeda. Pada
awalnya guru ini tidak mengetahui yang terjadi pada Ishaan, setelah mencari
tahu, ternyata Ishaan mengalami Dyslekxia, kemudian sang guru terus berusaha
untuk membantu mengatasi permasalahan yang dialami Ishaan. Karena pada dasarnya
guru memang harus mencari titik permasalahan yang dialami anak didik yang
menglami permasalahan. Kemudian guru membantu dan membimbing anak didik untuk
keluar dan mengatasi masalah yang dihadapinya. Seorang guru juga dituntut untuk
kreatif dalam membantu memecahkan masalah, supaya hasilnya dapat optimal.
Film ini juga menggambarkan tentang proses dan upaya dari orang tua
untuk mencoba mengerti dan memahami keadaan yang dialami si anak. Hal ini
menunjukkan bahwa tidak sepenuhnya apa yang terjadi dalam keluarga itu salah,
karena sumua berangkat dari ketidaktahuan mereka. Jadi, interaksi yang baik
antara keluarga dan guru tentang
perkembangan ataupun masalah yang dialami anak, akan menjadi suatu cara yang
baik untuk mengetahui dan memahami permasalahan yang terjadi pada anak.
Setiap
kekurangan atau masalah yang terjadi pada anak, pasti terdapat kelebihan dalam
dirinya. Selain membantu dalam menyelesaikan dan mengatasi masalah yang
dihadapi anak didik, guru juga harus membantu dan membimbing anak didik sesuai
dengan bakat yang terlihat pada diri sang anak. Karena setiap anak adalah
spesial dengan berbagai keunikan yang berbeda-beda. Maka peran orang tua dan
guru juga dibutuhkan untuk menggali potensi
dan keunikan pada diri anak. Maka anak akan tumbuh dan berkembang
menjadi pribadi yang sehat dan cerdas.
Tujuh Amalan Pelancar Rezeki
Setiap orang pasti mendambakan rezeki yang halal, baik, berkah, dan
melimpah. Tentu, dengan rezeki tersebut seseorang dapat memenuhi kebutuhan
hidupnya. Dan untuk mendapatkannya, selain dengan bekerja keras secara ikhlas, tuntas
dan cerdas, seseorang harus mengetahui amalan-amalan apa saja yang dapat
memperlancar turunnya rezeki.
Pertama, bertaubat dan memperbanyak istighfar. Allah Swt. berfirman, “Maka aku
katakan kepada mereka: 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah
Maha Pengampun-,niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan
membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan
mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (QS. Nuh:10 – 12).
Dengan dalil ini, Imam Hasan Al-Bashri selalu menganjurkan kepada orang yang
datang kepadanya karen masalah kekeringan, kemiskinan, kemandulan, paceklik dan
lain sebagainya untuk selalu membaca istighfar.
Rasulullah Saw. juga
bersabda, “Barangsiapa yang sering membaca istighfar, niscaya Allah akan
menghilangkan segala kegundahan dan kesusahannya, serta dikaruniakan kepada
rezeki yang tidak diduganya.” (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah)
Kedua, bertakwa. Yang dimaksud bertakwa di sini adalah menjalankan segala
perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Maka, bila kedua syarat ini
telah terpenuhi dalam diri seorang muslim, dia berhak mendapatkan apa yang
telah dijanjikan Allah Swt. melalui Kitab-Nya dan Sunnah Rasul-Nya.
Allah Swt. berfirman, “Barangsiapa
bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan
memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS. Ath-Thalaq:
2 – 3)
“Jikalau sekiranya
penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan
kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat
Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al-A’raf: 96) Menurut Ibnu Abbas Ra. maknanya adalah, Allah pasti
akan menambahkan kebajikan serta memudahkan rezeki bagi mereka dalam segala
hal.
Ketiga, tawakal. Makna tawakal menurut Imam Al-Ghazali adalah, menggantungkan
hati kepada Allah semata. Jadi, tawakal adalah urusan hati sedangkan jasad ini
berikhtiar dalam mencari nafkah. Allah Swt. berjanji bagi mereka yang
bertawakal kepada-Nya bahwa Dia akan mencukupkan kebutuhan hidup mereka di
dunia.
Allah Swt. berfirman, “Dan
barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan
(keperluan)nya.” (QS. Ath-Thalaq: 3).
Rasulullah Saw.
bersabda, “Kalau seandainya kamu bertawakal kepada Allah dengan
sebenar-benarnya, maka kamu akan dlimpahkan rezeki sebagaimana burung-burung
yang diberi rezeki. Mereka terbang di pagi hari dalam keadaan lapar dan pulang
di sore hari dalam keadaan kenyang.” (HR. Ahmad)
Keempat, memfokuskan hidup untuk ibadah. Yaitu, hendaknya kita menjalani hidup ini
dengan niat ibadah. Bila kita mencari nafkah, niatkanlah untuk beribadah kepada
Allah. Bila kita bersilaturahmi ke rumah teman, niatkanlah untuk ibadah. Dan
seterusnya. Bila hidup kita tujukan dalam rangka beribadah kepada Allah, maka
Allah telah berjanji untuk memberi kita kekayaan dan menjauhi kita dari
kemiskinan.
Rasulullah Saw.
bersabda, “Sesungguhnya Allah Swt. telah berfirman, ‘Hani Bani Adam,
konsentrasikanlah dirimu untuk beribadah kepada-Ku, niscaya Aku akan penuhi
hatimu dengan kekayaan dan Aku penuhi tanganmu dengan rezeki! Hai Bani Adam,
janganlah kamu menjauhi Aku! Karena jika kamu berusaha untuk menjauhi-Ku,
niscaya Aku akan penuhi hatimu dengan kemiskinan dan Aku aka nisi tanganmu
dengan kesibukan.” (HR. Hakim)
Kelima, silaturahim. Rasulullah Saw. bersabda, “Barangsiapa yang ingin
dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya maka sambunglah tali
silaturahim.” (HR. Bukhari)
Imam Ibnu Abu Hamzah
berkata, “Silaturahim itu dapat terjalin dengan adanya harta, atau menolong
ketika dibutuhkan, mencegah dari bahaya, muka yang berseri-seri, dan dengan
doa.” Itulah sarana silaturahim yang hendaknya kita amalkan dalam kehidupan
kita sehari-hari.
Keenam, sedekah. Allah Swt. berfirman, “Dan barang apa saja yang kamu
nafkahkan maka Allah akan menggantinya dan Dialah Pemberi rizki yang
sebaik-baiknya.” (QS. Saba': 39).
“Perumpamaan (nafkah
yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah
adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap
bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia
kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 261)
Betapapun sedikit apa
yang kita sedekahkan dari apa yang Allah perintahkan kepada kita dan apa yang
diperbolehkan-Nya, niscaya Dia akan menggantinya untuk kita di dunia, dan di
akhirat kita akan diberi pahala dan ganjaran.
Ketujuh, berpagi-pagi dalam mencari nafkah. Rasulullah Saw. bersabda, “Ya Allah,
berkahilah umatku di pagi-pagi mereka.” Maka, doa Rasulullah Saw. ini pasti
dikabulkan oleh Allah.
Jika mengutus pasukan,
maka Panglima Islam Shakhar Al-Ghamidi mengutusnya dipagi hari. Dia seorang
pedagang yang memulai dagangannya di pagi hari, maka dia kaya raya. (HR. Abu
Daud).
Di waktu pagi ini, kita
temukan apa yang tidak ada di waktu lain, bahkan dalam kecerahan dan kesegaran
udaranya. Allah menjadikan waktu ini sebagai berkah dalam rezeki. Bahkan
sebagian ulama salaf apabila melihat salah satu anaknya tidur di pagi hari,maka
a akan membentaknya dan berkata, “Mengapa engkau tidur pada waktu di mana
rezeki di bagi-bagikan?!”
Merasakan Manisnya Perjuangan dengan Tiga Amalan
Jika kita ingin
merasakan manisnya sebuah perjuangan, maka lakukanlah ketiga hal di bawah ini:
Pertama, ikhlas dalam beramal. Ikhlas adalah amalan hati, yang
hanya Allah yang mengetahuinya. Apabila amal yang kita lakukan ikhlas
semata-mata karena Allah, maka sepenuhnya ibadah kita diterima Allah Swt. Nabi
Saw. pernah bersabda: “Murnikanlah agamamu, niscaya cukup bagimu amal yang
sedikit.”
Sahl bin Abdullah
pernah ditanya, “Apakah sesuatu yang paling berat bagi jiwa?” Dia menjawab,
“Ikhlas. Sebab ikhlas itu jiwa tidak mendapat bagian apa-apa.”
Seorang ulama bernama
Ma’ruf Al Khurkhy pernah memukuli badannya sambil berkata, “Ikhlaslah dan
berusahalah untuk ikhlas.” Sampai-sampai Ibnu Qudamah mengatakan, “Siapa yang
bisa menjadikan sesaat saja dari umurnya tulus ikhlas karena mengharapkan wajah
Allah, maka dia telah selamat.”
Yang demikian ini
karena mulianya ikhlas. Sementara cukup sulit membersihkan hati dari berbagai
noda.
Kedua, berpuasa. Puasa tentu bukan sekedar tidak makan dan
minum dari subuh sampai maghrib, walaupun hal itu merupakan kewajiban yang
harus kita lakukan, tetapi lebih dari itu. Berpuasa juga melatih kesabaran dari
berbuat maksiat dan melakukan hal-hal yang sia-sia. Rasulullah Saw. bersabda, “Barangsiapa
tidak meninggalkan perkataan palsu dan pengamalannya, maka Allah tidak
mempunyai keperluan untuk meninggalkan makanan dan minumannya (puasanya).”
Menurut Imam Ibnu
Qudamah, kelebihan puasa bisa dilihat dalam dua makna berikut:
1. Karena puasa termasuk amal yang tersembunyi dan amal batin yang tidak bisa
dilihat orang lain, sehingga tidak mudah disusupi riya.
2. Sebagai cara untuk menundukkan musuh Allah. Karena sarana yang dipergunakan
musuh Allah adalah syahwat. Syahwat bisa menjadi kuat karena makanan dan
minuman. Selagi lahan syahwat tetap subur, maka syetan bisa bebas berkeliaran
di tempat gembalaan yang subur itu. Tapi jika syahwat ditinggalkan, maka jalan
ke sana juga menjadi sempit. Jadi, dengan berpuasa seolah-olah kita tengah
berhadapan langsung dan bertarung sengit melawan syetan.
Dengan berpuasa, kita
dapat merasakan penderitaan orang-orang yang kelaparan, orang-orang yang
kehausan, dan perjuangan Nabi SAW yang terpaksa mengganjal perutnya dengan batu
dan makan daun-daunan karena boikot yang dijalankan kafir Quraisy terhadap
dirinya dan keluarganya.
Ketiga, shalat tahajud. Shalat tahajud disebut-sebut sebagai
shalat sunat yang paling utama dibanding shalat sunat yang lain. Hal ini
terjadi, karena waktunya cukup istimewa, yaitu di sepertiga malam, yang mana
kebanyakan orang pada waktu itu sedang nyenyak-nyenyaknya berisitirahat. Imam
Hasan Al Bashri mengatakan tentang hal ini: “Saya tidak mendapatkan sedikitpun
dari ibadah yang lebih berat daripada shalat ditengah malam.”
Demikian sahabatku.
Tiga amalan itulah yang menjadikan kita merasakan manisnya perjuangan. Ikhlas
mewakili ibadah hati, puasa mewakili sebuah bentuk perlawanan terhadap setan
dan bagaimana dalam waktu setengah hari, hawa nafsu yang berada pada perut,
kemaluan dan indera pada diri kita ditekan sedemikian rupa sehingga seolah-olah
tidak bersuara. Ini jelas-jelas sangat bertolak belakang dengan keinginan dari
hawa nafsu itu sendiri. Sedangkan shalat tahajud mewakili ibadah yang
ditempatkan pada waktu di mana kebanyakan orang malas mengerjakannya.
Langganan:
Komentar (Atom)
PORTOFOLIO RANGKUMAN TUGAS PEMBATIK LEVEL 4 TAHUN 2023
Tidak terasa perjalanan yang luar biasa hingga sampai pada titik ini. Langkah demi langkah, menyelesaikan tugas demi tugas yang tentunya ber...
-
Teori Contiguous conditioning merupakan bagian dari teori Behaviorisme, dalam Teori Contiguous conditioning ini dikembangkan oleh s...
-
Berikut ini contoh format penilaian praktik wudhu: PENILAIAN PRAKTIK WUDU No. NAMA Skor Total Sk...
-
Adobe InDesign merupakan software dari adobe yang sangat bagus untuk mendesain buku atau majalah. Tapi, kadang-kadang kita mene...