1. Pengertian Hasad
Penyakit Hasad
atau disebut dengan sifat Dengki adalah suatu perasaan atau sikap tidak suka
terhadap nasib baik (nikmat) yang dimiliki orang lain, dan berusaha untuk
menghilangkan kebaikan (nikmat) tersebut. Sikap hasad ini biasanya diawali dengan
perasaan iri.
Sifat hasad
merupakan kebalikan dari sifat gibtah (ikut bahagia atas nikmat orang
lain). Dalam sebuah hadisnya Rasulullah Saw bersabda :
لاَ تَبَاغَضُوا، وَلاَ تَحَاسَدُوا،
وَلاَ تَدَابَرُوا، وَلاَ تَقَاطَعُوْا، وَكُوْنُوْا عِبَادَ اللهِ إِخْوَانًا، وَلاَ
يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلاَثٍ
Artinya: "janganlah
kalian saling benci. jangan saling hasad, jangan saling membelakangi (membuang
muka saat bertemu) dan jangan saling memutus hubungan, jadilah kalian hamba hamba
Allah yang bersaudara, dan tidak halal bagi seorang muslim mendiamkan (tidak
bertegur sapa dengan) saudaranya lebih dari tiga hari" (HR. Al-Bukhari
dan Muslim)
Orang yang hasad
selalu berupaya untuk mencari dan melakukan cara agar nikmat atau anugerah itu
hilang dari orang lain agar kebaikan tersebut berpindah kepada dirinya. Ia akan
melakukan tipu muslihat keji yang dapat mencelakakan orang lain. Dia melakukan
hal ini secara terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi. Sikap hasad merupakan
sifat tercela dan buruk. Allah Swt sangat membenci orang yang bersikap hasad,
demikian juga Rasulullah Saw bersabda:
إِيَّاكُمْ وَالْحَسَدَ، فَإِنَّ الْحَسَدَ يَأْكُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ الْحَطَبَ
Artinya :
"Hati hati kalian dari sifat hasad, karena hasad itu memakan kebaikan
sebagaimana api melalap kayu bakar" (H.R Abu Dawud dari Abu Hurairah r.a.)
Dari hadis
tersebut, dapat disimpulkan bahwa:
1)
Sifat
Hasad merupakan sifat buruk dan tercela, dan seharusnya kita hindari
2)
Sifat
hasad dapat menghilangkan kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar.
2. Bahaya Hasad
Alangkah
bahagianya orang yang hatinya bersih dan terjauh dari sifat hasad. Dengan hati
yang lapang akan memunculkan ketentraman, pikiran dan hidupnya tenang serta
disayangi Allah dan sesama manusia.
Sedangkan orang
yang bersifat hasad, dirinya akan terhina dan tersiksa oleh kelakuannya. Ia
akan terganggu oleh pikiran yang sempit. Pada akhirnya ia pun akan dibenci oleh
Allah swt dan sesama manusia. Bila tidak segera dihilangkan, maka sifat hasad
tersebut dapat menimbulkan hal-hal seperti ini:
1)
Menyebabkan
ketidaktenangan dan kerisauan hati yang tidak putus-putus karena akan selalu
memikirkan bagaimana agar kebaikan tersebut hilang dari orang lain.
2)
Menghancurkan
persatuan, kesatuan dan persaudaraan, karena biasanya orang yang hasud akan
mengadu domba dan suka memfitnah.
3)
Mendapatkan
kehinaan dan ketercelaan baik di dunia maupun di akhirat. Apalagi bila orang
lain menyadari akan perbuatan hasudnya, maka orang tersebut akan memandang
rendah dan menjauhinya.
4)
Akan
menghancurkan kebaikan yang ada padanya.Karena sifat hasad dapat menghilangkan
kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar. Itulah kerugian dari sifat hasad,
semoga kita dapat dijauhkan dari sifat hasad tersebut oleh Allah.
5)
Hasad
merupakan salah satu sifat buruk yang dimiliki oleh orang-orang yahudi.
Allah
telah berfirman di dalam AlQur’an (yang artinya), “Ataukah mereka dengki
kepada manusia (Muhammad) lantaran karunia yang Allah telah berikan kepadanya?
Sesungguhnya Kami telah memberikan Kitab dan Hikmah kepada keluarga Ibrahim,
dan Kami telah memberikan kepadanya kerajaan yang besar.” (QS. AnNisaa :
54)
Ayat di atas telah memberikan penjelasan
kepada kita bahwa orang-orang yahudi adalah orang-orang yang memiliki hasad
yang besar kepada umat Islam. Oleh karena itu, tak ayal mereka selalu memerangi
umat Islam dari zaman ke zaman. Dengan kebencian yang mendalam kepada umat Islam,
mereka tidak akan senang dan rela jika Islam tersebar luas di dunia. Oleh
karena itu mereka selalu melancarkan propaganda-propaganda yang dapat membuat
cahaya Islam redup.
6)
Orang
yang memiliki sifat hasad tidak sempurna imannya
Rasulullah
shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, “Tidak sempurna iman salah seorang
kalian sampai ia mencintai untuk saudaranya segala sesuatu yang ia cintai untuk
dirinya sendiri.” (Muttafaqun ‘alaih). Dalam hadits di atas Rasulullah
menerangkan bahwa diantara bukti sempurnanya iman seseorang yaitu ia mencintai
segala sesuatu yang baik untuk saudaranya sebagaimana ia mencintai kebaikan
tersebut dimiliki oleh dirinya sendiri. Hal ini merupakan sesuatu yang sangat sulit
ditemui di hari ini. Dimana banyak sekali orang yang tidak senang dengan
kenikmatan dan kesenangan yang diperoleh oleh tetangganya. Bahkan yang lebih
buruk, ia berdo’a agar nikmat yang diterima tetangganya tersebut hilang dan
berpindah kepadanya. Na’udzubillah min dzalik.
7) Tidak suka
dengan takdir yang Allah tetapkan untuknya
Mengapa bisa demikian?
Jikalau kita menelisik lebih dalam, kita akan menemukan bahwa orang yang di
dalam dirinya terdapat penyakit hasad, seakan-akan dia ingin berperan dalam
menentukan takdir dirinya sendiri karena ia merasa bahwa dirinyalah yang paling
pantas dalam menerima kenikmatan yang telah Allah ciptakan itu sehingga ia
tidak ingin orang lain mendapatkannya. Ini merupakan sifat yang buruk yang dapat
menimpa kita sadar maupun tidak. Oleh karena itu, marilah kita jaga diri kita
dari sifat yang buruk ini.
8)
Menciptakan sifat keegoisan yang tinggi
Karena dengan perasaan
hasad yang ia miliki, ia sama sekali tidak senang akan apa yang dimiliki oleh
orang lain, bahkan ia menganggap bahwa dialah yang seharusnya mendapatkan itu,
bukan orang lain. Dan yang
paling parah dari semua itu adalah bahwa ia memikirkan cara-cara yang jahat
agar bagaimana nikmat tersebut bisa pindah kepada dirinya. Ini sangat berkaitan
erat dengan bahaya nomor dua yang telah disebutkan di atas.
9)
Hasad dapat menghancurkan kebaikan yang ada didalam
dirinya
Benar saja
pernyataan di atas, karena orang yang memiliki sifat hasad akan terus merasa
gerah dengan orang lain sehingga ia tidak akan pernah rela orang lain memiliki
ini dan itu. Lalu ia menyebarkan propaganda-propaganda dan gosip-gosip agar
tetangganya tersebut jatuh harga dirinya di hadapan masyarakat. Oleh karena
itu, Rasulullah melarang seseorang untuk hasad kepada orang lain dikarenakan ia
dapat menyebabkan hilangnya kebaikan-kebaikan yang ada di dalam diri orang
tersebut sebagaimana sabda beliau, “Jauhilah oleh kalian hasad karena ia
akan memakan kebaikan-kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar.” (HR.
Abu daud).
Inilah sebab
terlarangnya hasad. Karena ia akan menyebabkan pahala-pahala yang telah kita
dapatkan selama ini berguguran satu demi satu.
10) Hasad dapat
memecah belah persatuan
Karena sifat
dengki atau hasad apabila telah bercokol di dalam dada seseorang maka akan
sangat sulit sekali sembuh. Apalagi ketika ia telah mencapai stadium akhir,
maka akan sangat berbahaya sekali. Sampai-sampai sifat ini bisa memecah belah
persatuan kaum muslimin. Sebagaimana sabda Rasulullah, “Janganlah kalian
saling hasad, saling berbuat curang, saling membenci, saling menjauhi, dan
janganlah kalian membeli barang yang telah dibeli orang lain. Jadilah kalian
hamba-hamba Allah yang bersaudara.” (HR. Muslim). Hadits ini
memberikan gambaran kepada kita tentang bahaya hasad bahwa hasad bisa membuat
seseorang bermusuhan dengan yang lainnya.
3.
Menghindari
hasad
a.
Mendiamkan dan menyembunyikannya
Apabila penyakit itu mulai timbul di dalam
diri kita, hendaklah kita menyembunyikan dan mendiamkan penyakit tersebut di
dalam hati kita. Janganlah sekali-kali kita menampakkannya di hadapan orang
lain, karena hal tersebut akan menyulut api kehancuran yang dapat mendera di
tubuh kaum muslimin.
b. Berdo’alah
kepada Allah agar menghilangkan hasad dari dalam hati kita
Sebagaimana do’a yang
telah diajarkan Allah di dalam Al Qur’an (yang artinya), “Ya Rabb Kami,
ampunilah kami dan saudara-saudara Kami yang telah beriman lebih dulu dari
Kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap
orang-orang yang beriman. Ya
Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al
Hasyr : 10) Allah telah menuntun kita untuk berdo’a kepadaNya dalam ayat di
atas untuk menghilangkan hasad yang ada di dalam diri kita. Karena bisa saja di
saat kita lengah, setan memanfaatkannya untuk menghancurkan diri kita.
3.
Berusaha ridho dengan takdir Allah
Allah telah mengajarkan kita untuk ridho dengan
semua yang telah Ia tetapkan dengan firman-Nya (yang artinya), “Dia telah
menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan
serapi-rapinya.” (QS. Al Furqan : 2). Maka marilah wahai saudaraku seiman,
kita tanamkan rasa qana’ah di dalam diri kita, sehingga kita tidak merasa
dengki atau hasad atas apa yang di miliki oleh orang lain.
4.
Jadikan surga dan ridha Allah sebagai cita-cita
tertinggi kita
Hal ini dimaksudkan agar kita tidak memiliki
hasad dan dengki kepada nikmat yang dimiliki orang lain. Maka apakah lagi yang
kita harapkan seandainya kita mengetahui kenikmatan-kenikmatan yang ada di
surga? Tentu kita tidak akan lagi menginginkan kenikmatan yang dimiliki oleh
orang lain di dunia ini. Namun sedikit dari kita mengetahui hal tersebut,
sehingga kita lebih menginginkan apa yang ada di dunia ini dan tidak
menginginkan apa yang ada di surga. Allah berfirman (yang artinya),
“Dan janganlah engkau tujukan kedua matamu
kepada apa yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan dari mereka,
sebagai bunga kehidupan dunia, agar Kami uji mereka dengan kesenangan itu. Dan
karunia Tuhan-mu lebih baik dan lebih kekal.” (QS. Thaha : 131)
Ayat ini telah memberikan bukti kepada kita,
jikalau seandainya kita mengetahui apa yang telah Allah sediakan di dalam
surga, niscaya kita tidak mungkin ingin harta benda yang ada di dunia ini.
Maka marilah kita jauhkan sifat hasad di dalam
diri kita, qona’ah-lah terhadap apa yang telah kita miliki, dan
jadikanlah kenikmatan surga sebagai tujuan kita hidup di dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar