1.
Pengertian
Ghibah
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah
kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu
dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan
satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging
saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan
bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha
Penyayang.
Allah SWT telah menyamakan mengghibahi saudara
kita dengan memakan daging saudara (yang digibahi tadi) yang telah menjadi
bangkai yang (hal ini) sangat dibenci oleh jiwa-jiwa manusia sepuncak-puncaknya
kebencian. Sebagaimana kalian membenci memakan dagingnya -apalagi dalam keadaan
bangkai, tidak bernyawa- maka demikian pula hendaklah kalian membenci
mengghibahinya dan memakan dagingnya dalam keadaan hidup. Memakan bangkai hewan
yang sudah busuk saja menjijikkan, namun hal ini masih lebih baik daripada
memakan daging saudara kita .
Ghibah adalah keinginan untuk
menghancurkan orang,suatu keinginan untuk menodai harga diri,kemuliaan dan
kehormatan orang lain,sedang mereka itu tidak ada di hadapinya.Ini menunjukan
kelicikannya sama saja dengan menusuk dari belakang.Sikap semacam ini salah
satu bentuk dari penghancuran.Penyakit ghibah
juga didorong oleh penyakit-penyakit lain seperti iri,sombong dan
dengki.Sebagian kita sering mengaggaap diri sendiri sebagai manusia sempurna
tanpa cacat,hingga merasa berhak untuk merendahkan orang lain,dan
menggunjingkan aib orang lain.Padahal aib kita sendiri,mungkin lebih banyak
dari orang lain,kita mencari-cari keburukan orang tersebut untuk
disebarluaskan.
Oleh
karenannya sebelum kita jauh terjebak dan terperosok dalam kondisi gibah kita
harus semaksimal mungkin untuk menghindari dan menghilangkan.
2.
Bahaya
Ghibah
a.
Ghibah menjadikan pelakunya terbuka aibnya di
dunia maupun di akhirat.
b. Ghibah menyakiti
hamba-hamba Allah Subhanahu wa ta'ala. Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman :
"Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yang mukmin laki-laki dan
mukmin perempuan tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka
telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata."(QS.Al Ahzab 33:58)
c.
Ghibah termasuk kedzoliman dan melampaui batas
terhadap orang lain. Di dalam hadits Qudsi yang shahih riwayat Imam Muslim,
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam meriwayatkan dari Rabb-nya Subhanahu
wa ta'ala:"Wahai hamba-hamba-Ku sesungguhnya Aku telah mengharamkan
kedzoliman atas diri-Ku dan Aku telah menjadikan kedzoliman diantara kalian sebagai
sesuatu yang diharamkan, maka janganlah kalian saling mendzolimi."
d. Ghibah berakibat
terkena azab pada hari kiamat. Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:
"Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela"(QS.Al Humazah
104:1)
e. Ghibah
memporak-porandakkan masyarakat, menebarkan fitnah, menimbulkan permusuhan
diantara manusia dan menimbulkan dendam.
f.
Ghibah menunjukkan atas gugur dan hancurnya
perbekalan pelakunya, kotor niatnya dan jelek lidahnya.
3.
Cara menghindari ghibah
a.
Berbicara Sambil Berfikir
Cobalah untuk berpikir sebelum
berbicara, ‘perlukah saya mengatakan hal ini?’ dan kembangkan menjadi, ‘apa
manfaatnya ? Apa mudharatnya?’. Berarti, otak harus senantiasa digunakan, dalam
keadaan sesantai apapun. Seperti Rasulullah saw, yang biasanya memberi jeda
sesaat untuk berfikir sebelum menjawab pertanyaan orang.
b.
Berbicara Sambil Berzikir
Berzikir di sini maksudnya selalu
menghadirkan ingatan kita kepada Allah SWT. Ingatlah betapa buruknya ancaman
dan kebencian Allah kepada orang yang ber-ghibah. Bawalah ingatan ini pada saat
berbicara dengan siapa saja, dimana saja dan kapan saja.
c.
Tingkatkan rasa Percaya Diri
Orang yang tidak percaya diri,
suka mengikut saja perbuatan orang lain, sehingga ia mudah terseret perbuatan
ghibah temannya. Bahkan ia pun berpotensi menyebabkan ghibah, karena tak
memiliki kebanggaan terhadap dirinya sendiri sehingga lebih senang
memperhatikan, membicarakan dan menilai orang lain.
d.
Buang Penyakit Hati
Kebanyakan ghibah tumbuh karena didasari rasa
iri dan benci, juga ketidakikhlasan menerima kenyataan bahwa orang lain lebih
berhasil atau lebih beruntung daripada kita. Dan kalau dirinya kurang
beruntung, diapun senang menyadari bahwa masih banyak orang lain yang lebih
sengsara daripaad dirinya.
e.
Posisikan Diri
Ketika sedang membicarakan
keburukan orang lain, segera bayangkan bagaimana perasaan kita jika keburukan
kita pun dibicarakan orang. Seperti hadis yang menjanjikan bahwa Allah akan
menutupi cacat kita sepanjang kita tidak membuka cacat orang lain, sebaliknya
tak perlu heran jika Allah pun akan membuka cacat kita di depan orang lain jika
kita membuka ` cacat orang.
f.
Hindari, ingatkan, diam atau pergi
Hindarilah segala sesuatu yang
mendekatkan kita pada ghibah. Seperti acara-acara bernuansa ghibah di televisi
dan radio. Juga berita-berita koran dan majalah yang membicarakan kejelekan
orang. Jika
terjebak dalam situasi ghibah, ingatkanlah mereka akan kesalahannya. Jika tak
mampu, setidaknya anda diam dan tak menanggapi ghibah tersebut. Atau anda
memilih hengkang dan ‘menyelamatkan diri’. (Ida S Widayati, penulis tetap
rubrik “Jendela Keluarga” Majalah Hidayatullah).
a.
Hasad (Dengki). Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda : "Hati-hati kalian terhadap perbuatan hasad! karena hasad itu
memakan (merusak)kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar." (HR.Abu Dawud dan Ibnu Majah)
b. Balas Dendam.
Sifat dendam menyebabkan seorang pendendam menggunjing saudaranya dalam berbagai
kesempatan. Wal'iyaadzu billah !
c.
Menjilat dan mencari muka. Seorang yang suka
menjilat dan mencari muka teman-temannya akan selalu menyelaraskan perkataannya
dengan teman-temannya. Meskipun terkadang teman-temannya terlibat dalam
pergunjingan. Maka biasanya si penjilat dan si pencari muka membiarkannya.
Alasannya takut teman-temannya lari meninggalkannya.
d. Sombong dan
meremehkan orang lain. Mengenai sombong ini maka Rasulullah Shallallahu 'alaihi
wa sallam bersabda :"Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang
lain" (HR.Muslim). Lalu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda
: "Orang-orang yang sombong itu akan dikumpulkan pada hari kiamat seperti
semut kecil yang terinjak-injak telapak kaki orang-orang." (HR.Tirmidzi
dan Nasa)
e. Memperolok-olokan
orang lain, sebagian orang menggunjingkan saudaranya dengan jalan
memperolok-olokan. Perbuatan ini haram. Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman
:"Janganlah suatu kaum memperolok-olokkan kaum yang lain, boleh jadi
mereka (yang diperolok-olokkan) itu lebih baik dari mereka." (QS.Al
Hujurat 49: 11)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar