Fitnah
Perkataan
fitnah berasal dari bahasa arab, yang artinya kekacauan, berencana, cobaan, dan
penyesatan. Namun dalam pengertian sehari-hari, fitnah ini dimaksudkan sebagai
berita bohong atau tuduhan yang diada-adakan untuk menyudutkan seseorang yang
tidak sesuai dengan kenyataan atau kebenaran sesungguhnya.
Hal-hal yang
dapat menimbulkan fitnah antara lain:
1.
Dorongan
perasaan iri hati atau dengki terhadap orang lain, ditambah lemahnya iman dan
kurang memahami larangan dan kemurkaan Allah, jiwa kotor, berat untuk menerima
kebenaran. Firman Allah SWT:
Artinya:
“dan
Adapun orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit, Maka dengan surat
itu bertambah kekafiran mereka, disamping kekafirannya (yang telah ada) dan
mereka mati dalam Keadaan kafir.” (Q.S. At-Taubah: 125)
2.
Hasrat
untuk mendapatkan kekuasaan, pengaruh serta kepercayaan dari orang lain, bahkan
ingin menunjukkan dirinya seorang yang lebih baik daripada orang lain. Karena
begitu bahayanya dampak fitnah, Allah memperingatkan kita dalam firman-Nya:
Artinya:
“dan fitnah itu
lebih kejam daripada pembunuhan.”
(Q.S. Al-Baqarah: 191)
kenapa
fitnah lebih kejam daripada pembunuhan? Karena kerusakan yang diakibatkan
fitnah jauh lebih buruk. Jika membunuh, hanya korban itulah yang mendapatkan
dan merasakan akibatnya, tetapi fitnah akan berdampak luas pada tatanan
masyarakat dan bahkan semua kehidupan manusia.
Banyak
hadis Rasulullah yang menjelaskan tentang fitnah dan menganjurkan agar umat
Islam menjauhinya karena akan menimbulkan kekacauan dan kesengsaraan. Bahkan
tidak sedikit yang berakhir dengan peperangan dan pertumpahan darah.
Rasulullah
SAW selalu memperingatkan umatnya agar untuk menjaga lidahnya (ucapannya).
Rasulullah setiap memulai pembicaraan, selalu memohon perlindungan kepada Allah
dari akibat buruknya fitnah.
Dalam
suatu hadis yang diriwayatkan dari Imam Nawawi, Rasulullah pernah berpesan
kepada sang istri, Aisyah: “Wahai ‘Uwaisy (panggilan sayang untuk Aisyah),
ucapkanlah ‘ya Allah, ampunilah dosa-dosaku, hilangkanlah kemarahan dari dalam
hatiku, dan selamatkanlah aku dari segala (bahaya) kesesatan berbagai bentuk
fitnah.’”
Begitulah
Rasulullah memberikan teladan kepada kita agar selalu menjaga diri dari bahaya
fitnah. Begitu juga dengan kita sebagai Muslim, sudah seharusnya menjaga diri
dan bertanggung jawab atas apa yang kita perbuat dan ucapkan. Karena semua itu
akan dipertanggung jawabkan di hadapan Allah SWT kelak. Sebagaimana dalam
firman-Nya:
Artinya:
“Dan
janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.
Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta
pertanggungan jawabnya.” (Q.S. Al-Isra: 36)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar