Senin, 01 Desember 2014

MAKNA TASAWUF DALAM ISLAM



A.    Pengertian Tasawuf
Menurut bahasa, terdapat sejumlah kata atau istilah yang dihubungkan oleh para ahli untuk menjelaskan kata tasawuf. Harun Nasution, misalnya menyebutkan lima istilah yang berkenaan dengan tasawuf, yaitu ahl al-suffah (orang yang ikut pindah dengan Rasulullah SAW dari Mekkah ke Madinah), saf (barisan), sufi (suci), sophos (kebijaksanaan), dan suf  (kain wol). Seluruh kata itu bisa saja dihubungkan dengan tasawuf.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa tasawuf adalah sikap mental yang selalu memelihara kesucian diri, beribadah, hidup sederhana, rela berkorban untuk kebaikan dan selalu bersikap bijaksana. Sikap jiwa yang demikian itu pada hakikatnya adalah akhlak mulia. Selama ini ada tiga sudut pandang yang digunakan para ahli untuk mendefinisikan tasawuf, yaitu sudut pandang manusia sebagai makhluk terbatas, manusia sebagai makhluk yang harus berjuang, dan manusia sebagai makhluk yang bertuhan.
Jika dilihat dari sudut pandang manusia sebagai makhluk yang terbatas, tasawuf dapat didefinisikan sebagai upaya menyucikan diri dengan cara menjauhkan pengaruh kehidupan dunia dan memusatkan perhatian hanya kepada Allah SWT. Jika dilihat dari sudut pandang manusia sebagai makhluk yang harus berjuang, tasawuf dapat didefinisikan sebagai upaya memperindah diri dengan akhlak yang bersumber dari ajaran agama dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT. Sedangkan jika dilihat dari sudut pandang manusia sebagai makhluk yang bertuhan, tasawuf dapat didefinisikan sebagai kesadaran fitrah yang dapat mengarahkan jiwa agar tertuju kepada kegiatan-kegiatan yang dapat menghubungkan manusia dengan Tuhan.
Sehingga pada intinya tasawuf merupakan upaya melatih jiwa dengan berbagai kegiatan. Dengan harapan, hal ini dapat membebaskan diri manusia dari pengaruh kehidupan dunia sehingga tercermin akhlak yang mulia dan dekat dengan Allah SWT. Dengan kata lain, tasawuf adalah bidang kegiatan yang berhubungan dengan pembinaan mental rohaniah agar selalu dekat dengan Allah SWT. Inilah esensi atau hakikat tasawuf.


B.     Sumber Ajaran Tasawuf
Tasawuf bersumber pada ajaran Islam karena dipraktikkan oleh Nabi Muhammad SAW dan para sahabat. Semua itu dapat dilihat dari azas-azas yang diterapkan, yaitu berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah.
C.    Maqamat dalam Tasawuf
Kata maqamat berasal dari dari bahasa Arab yang berarti tempat orang berdiri atau pangkal mulia. Selanjutnya, istilah ini digunakan untuk arti jalan panjang yang harus ditempuh oleh seorang sufi untuk berada dekat dengan Allah. Dalam bahasa Inggris, maqamat dikenal dengan istilah stages yang berarti tangga. Berikut adalah maqamat dalam tasawuf:
1)        Zuhud
Zuhud berati tidak ingin terhadap sesuatu yang bersifat keduniawian. Orang yang zuhud lebih mengutamakan kebahagiaan hidup di akhirat yang kekal dan abadi daripada mengjar kehidupan dunia yang fana.
2)        Tobat
Tobat berasal dari bahasa Arab, yaitu taba, yatibu, taubatan yang berarti kembali. Tobat yang dimaksud kalangan sufi adalah memohon ampun atas segala dosa dan kesalahan disertai janji yang sungguh-sungguh untuk tidak akan mengulangi perbuatan dosa tersebut. Kemudian diikuti dengan melakukan amal kebajikan.
3)        Wara’
Wara’ berati saleh, menjauhkan diri dari perbuatan dosa, atau mnejauhi hal-hal yang tidak baik. Dalam pnegrtian sufi, wara’ adalah meninggalkan segala yang didalamnya terdapat keragu-raguan antara halal dan haram (syubhat).
4)        Kefakiran
Fakir biasanya diartikan sebagai orang yang berhajat, butuh, atau orang miskin. Dalam pandangan sufi, fakir adalah tidak meminta lebih dari apa yang menjadi hak kita, tidak meminta rezeki dan kecuali hanya untuk menjalankan kewajiban-kewajiban.
5)        Sabar
Sabar berarti menjauhkan diri dari hal-hal yang bertentangan dengan kehendak Allah SWT, tenang ketika mendapatkan cobaan dan menampakkan sikap cukup walaupun sebenarnya berada dalam kefakiran di bidang ekonomi. Di kalangan para sufi, sabar terdiri atas sabar dalam menjalankan perintah-perintah Allah SWT, sabar dalam menjauhi segala larangan-Nya, dan sabar dalam menerima segala cobaan yang ditimpakan-Nya kepada diri kita.
6)        Tawakal
Tawakal adalah penyerahan diri seorang hamba kepada Allah.
7)        Rida
Rida berarti rela, suka, senang. Harun Nasution mengatakan bahwa rida tidak berusaha, tidak menentang qada dan qadar Allah, menerima qada dan qadar dengan hati senang, mengeluarkan perasaan benci dari hati sehingga yang tinggal di dalamnya hanya perasaan senang dan gembira.
D.    Hal dalam Tasawuf
Hal merupakan keadaan mental, seperti perasaan senang, perasaan sedih, dan perasaan takut. Hal yang biasa disebut dengan hal adalah takut (al-khauf), rendah hati (at-tawadu’), patuh (al-taqwa), ikhlas (al-ikhlas), rasa berteman (al-uns), gembira hati (al-wajd), dan berterima kasih (al-syukr). Hal berlainan dengan maqam. Hal diperoleh bukan atas usaha manusia, tetapi sebagai anugrah dan rahmat Allah SWT. Seain itu hal bersifat sementara, datang dan pergi bagi seorang sufi dalam perjalanan mendekati Allah.
Selain melaksanakan berbagai kegiatan dan usaha seperti yang disebutkan di atas, seorang sufi juga harus melakukan serangkaian kegiatan mental yang berat. Kegiatan itu seperti riyadah, mujahadah, khalwat, ‘uzlah, muraqabah, dan suluk. Riyadah berarti latihan mental dengan melaksanakan zikir, tafakur, dan melatih diri dengan berbagai sifat yang terdapat dalam maqam. Mujahadah berarti bersungguh-sungguh dalam melaksanakan perintah Allah. Khalwat berati menyepi atau bersemedi. ‘Uzlah berarti mengasingkan diri dari pengaruh keduniaan. Muraqabah berarti mendekatkan diri kepada Allah. Suluk berarti menjalankan cara hidup sebagai sufi dengan zikir. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jalan yang harus dilalui seorang sufi cukup sulit dan harus ditempuh dengan perjuangan berat. Untuk pindah dari maqam satu ke maqam lain bagi seorang sufi memerlukan perjuangan berat dan waktu yang panjang.

1 komentar:

PORTOFOLIO RANGKUMAN TUGAS PEMBATIK LEVEL 4 TAHUN 2023

Tidak terasa perjalanan yang luar biasa hingga sampai pada titik ini. Langkah demi langkah, menyelesaikan tugas demi tugas yang tentunya ber...