A.
Aliran Syiah
Syiah adalah ssalah satu aliran
dalam Islam yang meyakini Ali bin Abi Thalib dan keturunannya sebagai pemimpin
Islam setelah Nabi Muhammad SAW wafat. Lhirnya golongan ini adalah setelah
gagalnya perundingan antara Ali bin Abi Thalib dan Mu’awiyah bin Abu Sufyan
saat perang Siffin. Perundingan ini diakhiri dengan tahkim atau arbitrasi.
Akibat kegagalan itu, sejumlah pasukan Ali memberontak terhadap kepemimpinannya
dan keuar dari pasukan Ali. Mereka ini disebut golongan Khawarij atau
orang-orang yang keluar, sedangkan sebagian besar pasukan yang setia kepada Ali
disebut Syiah atau pengikut Ali.
Beberapa sekte aliran Syiah,
iantaranya adalah sebgai berikut:
1.
Sekte
Kaisaniyah
Kaisiniyah
adalah sekte Syiah yang memercayai Muhammad bin Hanifah sebagai pemimpin setelah
Husein bin Ali wafat. Namun Kaisaniyah diambil dari nama seorang bekas budak
Ali yang bernama Kaisan. Mekipun sekte Kaisaniyah telah musnah, tetapi
kebesaran dan kehebatan nama Muhammad bin Hanifah masih dapat dijumpai dalam cerita-cerita rakyat. Misalnya,
hikayat Melayu yang terkenal dengan nama Hikayat Muhammad Hanifah. Hikayat ini
telah dikenal di Malaka sejak abad ke-15 M.
2.
Sekte
Zaidiyah
Sekte
ini memercayai kepemimpinn Zaid bin Ali Husein Zainal Abidin sebagai epmimpi
setelah Husein bin Ali wafat. Dalam Syiah Zaidiyah, seseorang dapat diangkat
sebagai imam apabila memenuhi lima kriteria. Kelima kriteria itu adalah
keturunan Fattimah binti Muhammad SAW, berpengetahuan luas tentang agama,
hiduppnya hanya untuk beribadah, berjihad di jalan Allah dengan mengangkat
senjata, dan berani. Selain itu, sekte ini mengakui kekhalifahan Abu Bakar dan
Umar bin Khattab.
3.
Sekte
Imamiyah
Sekte
ini dalah golongan yang meyakinni bahwa Nabi Muhammad SAW, telah menunjuk Ali
bin Abi Thalib menjadi pemimpin atau imam sebagai pengganti beliau dengan
petunjuk yang jelas dan egas. Oleh karena itu, sekte ini tidak mengakui
kepemimpinan bu Bakar, Umar dan Usman. Sekte Imamiyah pecah menjadi beberapa
golongan. Yang terbesar adalah golongan Isna Asy’ariyah atau Syiah. Dua belas,
Golongan kedua terbesar adalah golongan Ismailiyah.
B.
Aliran Khawarij
Khawarij berarti orang-orang yang
keluar dari barisan Ali bin Abi Thalib. Golongan ini menganggap diri mereka
sebagai orang-orang yang keluar dari rumah dan semata-mata untuk berjuang di jalan
Allah. Alasan mendasar yang membuat golongan ini keluar dari barisan Ali adalah
ketidaksetujuan mereka terhadap arbitrasi atau tahkim yang
dijalankan Ali dalam menyelesaikan masalah dengan Mu’awiyah.
Menurut keyakinan golongan Khawarij,
semua masalah antara Ali dan Mu’awiyah harus diselesaikan dengan merujuk kepada
hukum-hukum Allah yang tertuang dalah Surah al-Ma’idah ayat 44 yang artinya, “Barangsiapa
tidak memutuskan dengan apa yang diturunkan Allah, maka merkea itulah
orang-orang kafir.” Berdasarkan ayat ini, Ali, Mu’awiyah dan orang-orang
yang menyetujui tahkim telah menjadi kafir karena mereka dalam
memutuskan perkara tidak merujuk Al-Qur’an.
C.
Aliran Murji’ah
Aliran ini disebut Murji’ah karena
dalam prinsipnya mereka menunda persoalan konflik antara Ali bin Abi Thalib,
Mu’awiyah bin Abu Sufyan, dan kaum Khawarij pada hari perhitungan kelak. Oleh
karena itu, mereka tidak ingin mengeluarkan pendapat tentang siapa yang benar
dan siapa yang kafir di antara ketiga kelompok yang bertikai itu. Saat itu terjadi
perdebatan mengenai hukum orang yang berdosa besar. Kaum Murji’ah berpendapat
bahwa orang yang berdosa besar tidak dapat kafir selama ia tetap mengakui Allah
sebagai Tuhannya dan nabi Muhammad SAW sebagai rasul. Pendapat ini merupakan
lawan dari pendapat kaum Khawarij yang menyatakan bahwa orang Islam yang
berdosa besar hukumnya kafir.
D.
Aliran Qadariyah
Nama Qadariyah berasal dari pengertian bahwa manusia mempunyai
qudrah atau kekuatan untuk melaksanakan kehendaknya dan bukan bebrasal dari
pengertian bahwa manusia terpaksa tunduk pada qadar Allah. Aliran ini mempunyai
mempunyai pendapat bahwa manusia berkuasa atas perbuatan-perbuatan baik ataupun
jahat, manusia diciptakan Allah mempunyai kebebasan untuk mengatur jalan
hidupnya tanpa campur tangan Allah. Oleh karena itu, jika manusia diberi
ganjaran yang baik berupa surga atau disiksa di neraka semua itu adalah pilihan
mereka sendiri.
E.
Aliran Jabariyah
Nama Jabariyah berasal dari kata jabara yang mengandung arti
memaksa. Menurut al-Syahrastani jabariyah berarti menghilangkan perbuatan dari
hamba secara hakikat dan menyandarkan perbuatan tersebut kepada Allah SWT.
Aliran ini mengajarkan paham bahwa manusia dalam melakukan perbuatannya berada
dalam keadaan terpaksa. Manusia dianggap tidak mempunyai kebebasan dan
kemerdekaan dalam menentukan kehendak dan perbuatannya. Semua terikat pada
kehendak Allah SWT.
F.
Aliran Muktazilah
Aliran ini muncul sebagai reaksi atas pertentangan antara aliran
Khawarij dan aliran Murji’ah mengenai persoalan orang mukmin yang berdosa
besar. Menghadapi dua pendapat ini, Wasil bin Ata yang kala itu murid dari
Hasan al-Basri mengeluarkan pendapat bahwa orang mukmin yang berdosa besar
menempati posisi antara mukmin dan kafir. Tegasnya orang itu bukan mukmin dan
kafir.
G.
Aliran Asy’ariyah
Aliran ini muncul sebagai reaksi terhadap paham Mu’tazilah yang
dianggap menyeleweng dan menyesatkan umat Islam. Dinamakan aliran Asy’ariyah
karena dinisbahkan kepada pendirinya yaitu Abu Hasan al-Asy’ari. Setelah keluar
dari kelompok Mu’tazilah, al-Asyari merumuskan pokok-pokok ajarannya yang
berjumlah tujuh pokok. Berikut ini adalah ketujuh pokok ajaran aliran
Asy’ariyah:
1)
Tentang
Sifat Allah
Menurut
aliran ini, Allah mempunyai sifat seperti al-‘ilm (mengetahui), al-qudrah
(kuasa), al-hay-ah (hidup), as-sama’ (mendengar) dan al-basar
(melihat).
2)
Tentang
Kedudukan Al-Qur’an
Al-Qur’an
adalah firman Allah dan bukan makhluk dalam arti baru dan diciptakan. Dengan
demikian Al-Qur’an berssifat qadim (tidak baru).
3)
Tentang
Melihat Allah Di Akhirat
Allah
dapat dilihat di akhirat dengan mata kepala karena Allah mempunyai wujud.
4)
Tentang
Perbuatan Manusia
Perbuatan-perbuatan
manusia itu diciptakan oleh Allah.
5)
Tentang
Antropomorfisme
Menurut
aliran ini Allah memiliki mata, muka dan tangan. Sebagaimana disebutkan dalam
Surah al-Qamar ayat 14 dan Q.S ar-Rahman ayat 27. Akan tetapi bagaimana
bentuknya tidak dapat diketahui.
6)
Tentang
Dosa Besar
Orang
mukmin yang berdosa besar tetap dianggap mukmin selama ia masih beriman kepada
Allah dan Rasulnya.
7)
Tentang
Keadilan Allah
Allah adalah
pencipta seluruh alam. Dia memiliki kehendak mutlak atas ciptaan-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar