- Pengertian Sikap Ishraf
Ishraf berasal dari kata: “Asrafa-yusrifu-israafan” yang artinya
bersuka ria hingga melampaui batas. Sedangkan secara istilah melampaui batas
dapat diartikan sebagai suatu tindakan yang dilakukan seseorang diluar
kewajaran atau kepatutan. Allah berfirman:
Artinya: Hai anak
Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid[534], makan dan
minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan[535]. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. (Qs Al-A’raf: 31)
Dari ayat Al-Qur’an diatas diatas
menjelaskan secara tegas larangan makan minum, berpakaian secara
berlebih-lebihan. Diketahui bahwa sesuatu yang dilarang Allah dan Rasulnya
didalamnya pasti terdapat madharat bagi manusia. Maka dari itu islam
menganjurkan hidup sederhana dan tidak boleh berlaku sombong.
- Bentuk-Bentuk Sikap Israf
1.
Isrof dalam Ucapan
Dalam sebuah Hadits diterangkan bahwa Alloh sangat
benci pada orang yang berlagak pintar berbicara terutama orang yang suka
mempermainkan lidahnya sebagaimana sapi mempermainkan lidahnya. Orang yang
senang berbicara berlebih-lebihan, pandai membual seakan serba tahu semua hal,
dalam ajaran Islam termasuk kategori akhlak tercela dan harus dijauhi dalam
pergaulan.
Sabda Rasululloh : Barang siapa yang banyak bicara,
banyak pula salahnya, dan barang siapa yang banyak salahnya, banyak pula
dosanya, dan barang siapa yang bayak dosanya, api neraka lebih layak baginya.
(HR. Tth-Thabrani).
2.
Isrof dalam Harta
Isrof dalam harta dapat
terjadi karena :
·
Menggunakan harta untuk sesuatu yang diharamkan
seperti membeli khamr, narkoba, menyuap dll.
·
Membelanjakan harta untuk sesuatu yang tidak
diperlukan (QS. Al-Baqoroh {2} : 219)
·
Tidak ada lagi yang tersisa untuk mencukupi diri
sendiri.
Menurut Prof. Syekh Yusuf Djawi, sifat royal berasal dari kebiasaan boros
yang disebabkan oleh :
·
Pola pikir yang lemah akibat tidak bisa mengatur
kebutuhan sehari-hari.
·
Tidak adanya pendidikan agama yang baik untuk diri
sendiri dan keluarga.
3.
Isrof dalam Makan dan Minum
Berlebih-lebihan dalam makan dan minum dilarang agama karena :
Ø Menghilangkan rasa
takut kepada Alloh dalam hatinya.
Ø Menghilangkan rasa
kasih sayang pada sesame karena menganggap
Ø Menghambat untuk berbuat
taat pada Allah
Ø Membuat seseorang
kurang tanggap mendengar kata-kata hikmah.
Ø Sulit diberi nasehat
karena tidak tersentuh hatinya.
Ø Menimbulkan berbagai
penyakit dalam tubuh.
Sabda Rasululloh : Kebutuhan manusia hanya beberapa suap untuk menguatkan tubuhnya.
Apabila memang suatu keharusan, 1/3 perut untuk makan, 1/3 untuk minum, dan 1/3
lainnya untuk udara. (HR. At-Turmudzi) perhatikan juga QS. Al-A’raf {7} : 31.
4. Isrof dalam Beragama
Isrof dalam beragama bisa menimbulkan kultus individu yang dilarang dalam
agama. Firman Alloh QS. An-Nisa’ {4} : 171
Artinya : Wahai ahli
kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan dalam agama kalian, janganlah kamu
berkata atas nama Alloh, kecuali yang sebenarnya.
Ayat ini
mengandung teguran kepada umat Nasrani yang berlebih-lebihan karena menganggap
Nabi Isa sebagai Tuhan. Juga sindiran kepada umat Nabi Muhammad yang menyanjung
beliau secara ber lebihan. Sebagaimana sabda beliau :“Janganlah kamu sekalian
menyanjungku sebagaimana orang Nasrani menyanjung Isa putra Maryam.
Sesungguhnya aku ini adalah hamba Alloh, karena itu katakanlah aku hamba Alloh
dan utusan-Nya.” (HR. Muslim)
- Upaya Menghindari Sifat Israf
Rasulullah melarang umatnya berpuasa terus menerus,
dilarang membujang bagi yang mampu menikah, melarang meninggalkan makan daging.
Maka orang yang beribadah dan tidak mengetahui akan hal itu, ia dimaafan dan
diberi pahala. Adapun orang yang beribadah dan lalu melampauinya maka ia akan
tertipu oleh nafsunya. Adapun amal yang disukai Allah adalah amal yang
dikerjakan secara terus-menerus menurut syara’ walaupun sedikit. Adapun
beberapa upaya untuk menghindari Israf adalah:
Ø Meluruskan niat
sehingga menimbulkan ketaatan hanya pada Alloh (QS. Az-Zumar {39} : 3)
Ø Menjaga lisan dari
ucapan membual dan sombong (QS. Al-Hujurat {49} : 11-12)
Ø Hemat cermat dalam
membelanjakan harta (QS. Al-Isra’ {17} : 29)
Ø Makanlah makanan yang
halal dan baik serta seimbang, agar sehat secara kontinu (QS. Al-Baqoroh {2} :
168)
Gemar mengkaji dan memahami ajaran Islam sehingga
pelaksanaan agama tidak tercampur dengan bid’ah dan kemusyrikan. (QS. Luqman
{31} : 12-19)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar