Selanjutnya mari kita pelajari uraian berikut ini dan kita
kembangkan dengan mencari materi tambahan dari sumber belajar lainnya
1.
Arti asmaul Husna
Setiap nama Allah SWT.
pasti mengandung sifat yang berkaitan dengan nama dan keluhuran Allah SWT. Melalui wahyu-Nya yang disampaikan
oleh para rasul-Nya. Allah memberitahukan kepada makhluk-Nya tentang
nama-nama-Nya. Nama-nama Allah itu
disebut dalam Al-Qur’an dengan al-Asma’ al-Husna yang artinya nama-nama
yang baik. Asma’ artinya nama, dan husna artinya lebih baik. Jadi, nama-nama
Allah itu adalah nama yang paling baik dan sempurna, sedikitpun tidak ada
kekurangannya.
Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainka Dia.
Dia mempunyai Al asmaaul husna (nama-nama yang baik). (QS. Taha [20] : 8)
Asmaul
Husna adalah nama-nama yang indah. Jumlahnya ada 99 nama, seperti yang tersebut
dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, al-turmudzi, dan Ibn Majah
dari Abu Hurairah bahwa nabi saw bersabda:
“Sesungguhnya
bagi Allah 99 nama, barangsiapa yang menghafalnya ia akan masuk surga. Dan
sesungguhnya Allah itu ganjil (tidak genap) menyukai akan yang ganjil.”
2.
Mengkaji 10 Asmaul Husna
Dengan menghafal dan mengetahui nama-nama Allah, kita dapat mengetahui dan memahami
sifat-sifat Allah. Baik mari kita
pelajari 10 asmaul husna berikut:
1.
الكَرِيْمُ
Al-Kariim artinya Yang Maha Mulia.
Allah adalah Dzat Yang Maha sempurna dengan kemulian-Nya. Dia terbebas
dari perbuatan negative dari makhluk-makhluk-Nya. Karena perbuatan negatif
makhluk sama sekali tidak akan mempengaruhi dan mengurangi kemuliaan Allah Swt.
Maka Maha tinggi Allah,
raja yang sebenarnya, tidak ada Tuhan selain Dia. Tuhan (yang mempunyai) arsy
yang mulia. (QS. Al-Mu’minn [23]:116)
Dengan memahami dan menghayati makna
asmaul husna Al-Karim, maka seharusnya kita memiliki budi pekerti yang
luhur sehingga ia akan hidup dalam derajat yang mulia, baik di sisi Allah maupun di sisi manusia. Kita juga harus
berusaha menghindari akhlak yang tercela yang membuat kita menjadi hina baik di
hadapan Allah Swt. maupun di hadapan sesama.
2.
الْمُؤْمِنُ
Al-Mukmin artinya Yang Maha Memberi Keamanan. Allah Swt. adalah
satu-satunya dzat yang menjadi sumber rasa aman dan keamanan. Mukmin yang
sejadi adalah mukmin yang mengharap keamanan dari Allah Swt. Tidak meminta
keamanan dan perlindungan dari yang selain Allah Swt. Menurut Imam Al-Ghazali
mengartikan Al Mu’min dikembalikannya rasa aman dan keamanan, ditutupnya
segala jalan yang menimbulkan rasa takut. Rasa aman akan tergambar pada saat
seorang manusia mengalami ketakutan.
Dia-lah Allah Yang tiada
Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Raja,
Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala keagungan, Maha Suci, Allah dari apa yang mereka persekutukan.(QS. Al Hasyar [59]: 23)
Dengan
memahami dan menghayati makna asmaul husna Al-Mu’min
seharusnya kita meneladani sifat
Allah tersebut, yaitu satu sama lainnya saling
memberi rasa aman dan keamanan sehingga terciptalah suasana yang
nyaman. Demikian pula kita harus menghindari dari
melakukan hal-hal yang dapat membuat orang lain merasa takut atau mengusik
ketenangan orang lain.
3.
الوَكِيْلُ
Al-Wakil berarti Yang Maha Mewakili. Dialah wakil yang mutlak. Dialah
yang mengurusi segala sesuatu yang menjadi urusan hambanya. Disamping itu Dia
juga menyediakan segala sesuatu yang dibutuhkan oleh umat manusia. Hanya Allah yang dapat memudahkan makhlukNya dari
kesusahan yang dihadapi hamba-Nya.
Dan janganlah kamu
menuruti orang-orang yang kar dan orangorang munak itu, janganlah kamu hiraukan
gangguan mereka dan bertawak Allah kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai
pelindung. (QS.Al-Ahzab[33] : 48)
Dengan
memahami dan menghayati makna asmaul husna
Al-Wakil, maka kita akan sadar bahwa hanya Allah tempat menggantungkan diri kepada Allah. Sebab selain Allah tiada yang dapat mencukupi segala kekurangan.
Kita juga akan saling menjaga terhadap sesama, tidak suka mengganggu
ketenangan orang lain aplagi mengancam keselamatan orang serta suka
menteror orang lain.
4.
المَتِيْنُ
Al-Matin berarti Yang Maha Kokoh. Allah adalah dzat yang mempunyai
kekuatan yang sempurna. Kekuatan-Nya terbebas dari kelemahan. KekuatanNya yang
kokoh tidak bisa digoyahkan oleh perbuatan makhluk-Nya. Kekuatan-Nya berdiri
sendiri dan tiada yang membantu dalam kekuatan.
Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezeki Yang Mempunyai Kekuatan
lagi Sangat Kokoh. (QS. Adz-Dzariyat [51] : 58)
Dengan
memahami dan menghayati makna asmaul husna Al-Matin, maka kita akan
sadar jika meminta pertolongan meminta hanya pada Allah Swt. saja. Tidak akan
meminta kepada yang lain. Karena hanya
Allah yang memiliki kekuatan yang sempurna. Kita juga akan terhindar
dari sikap sombong, karena kita sadar bahwa kemampuan kita terbatas, jauh dari
sifat sempurna.
5.
الجَا مِعُ
Al-Jami’ berarti Yang Maha Mengumpulkan. Allah Swt. Adalah Dzat yang
menghimpun manusia pada hari kiamat kelak. Allah pula yang mengumpulkan
bagian-bagian tubuh manusia yang berserakan, lalu dibangkitkan kembali dari
alam kubur. Tidak ada seorang hamba yang lepas dari himpunan-Nya, baik mereka
yang ada di pemakaman maupun mereka yang mati secara tidak wajar seperti mati
tenggelam, di makan binatang buas dan lain sebagainya. Semua akan dihimpun oleh Allah mulai dari manusia yang pertama sampai
manusia yang terakhir nanti.
Katakanlah: “ Allah-lah
yang menghidupkan kamu kemudian mematikan kamu, setelah itu mengumpulkan kamu
pada hari kiamat yang tidak ada keraguan padanya; akan tetapi kebanyakan
manusia tidak mengetahui.(QS. Al Jatsiyah [45]
: 26)
Dengan
memahami dan menghayati makna asmaul husna Al-Jami’’, maka akan
membuat kita sadar bahwa kita suatu saat akan mati dan suatu saat akan
dikumpulkan di sebuah tempat yang bernama padang makhsyar, menunggu
pennetuan nasib di akhirat apa akan bertempat di surga atau neraka. Dengan
demikian kita akan hati-hati dalam bertindak dan berbuat karena semuanya
akan dimintai pertanggungjawaban.
6.
العَدْلُ
Al-‘Adlu berarti adil. Maksudnya, Allah Swt. adalah dzat yang maha adil.
Keadilan Allah Swt. terhadap makhluk-Nya meliputi segala hal, baik yang
menyangkut urusan keduniaan maupun urusan akhirat. Allah Swt. memberi rezeki
kepada setiap makhluk asalkan mau berusaha. Demikian pula dalam hal ibadah,
Allah Swt. tidak pernah membedakan cara ibadah antara hamba yang satu dengan
hamba yang lain. Semua sama, kaya dan miskin mempunyai kewajiban ibadah yang
sama. Allah Swt. berrman dalam ayat berikut ini.
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan,
memberi bantuan kepada kerabat, dan Allah melarang (melakukan)
perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran
kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. (QS. An-Nahl [16] : 90)
Dengan
memahami dan menghayati makna asmaul husna Al-‘Adlu kita senantiasa bersikap
husnuzzan (positif thinking) kepada Allah terhadap semua ketentuan Allah. Kita akan senantiasa bersyukur kepada Allah atas ketentuan Allah yang adil yang kita terima. Disamping
itu kita juga harus meneladani sikap ini dengan menerapkan sikap adil terhadap
sesama.
7.
النَا فِعُ
An-Na berarti Pemberi Manfaat
Allah Swt. telah menciptakan manusia sebagai makhluk-Nya yang paling
baik dan sempurna serta telah memberikan karunia yang membuat manusia menjadi
makhluk yang unggul di antara makhluk yang lain. Karunia tertinggi yang diberikan Allah
yaitu akal, kalbu, trah, dan iman. Kasih sayang Allah Swt. Tidak henti-hentinya diberikan
kepada manusia, seperti kebaikan yang telah diciptakan-Nya. Jika seorang mengamati
alam semesta ciptaan Allah Swt. maka semua
ada manfaatnya bagi manusia. Tidak ada yang sia-sia dalam ciptaan Allah SWT.
Katakanlah: «Aku tidak
berkuasa mendatangkan kemudharatan dan tidak (pula) kemanfaatan kepada diriku,
melainkan apa yang dikehendaki Allah». tiap-tiap umat mempunyai ajal. apabila
telah datang ajal mereka, Maka mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun
dan tidak (pula) mendahulukan(nya). (QS.
Yunus [10] : 49)
Dengan
memahami dan menghayati makna asmaul husna An-Na’ maka kita
bersyukur kepada Allah Swt. yang telah memberi banyak nikmat yang membawa
banyak manfaat bagi kita dan orang-orang sekitar kita. Di samping itu kita akan
berusaha menjadi orang yang bermanfaat bagi diri, agama, keluarga, umat,
masyarakat bangsa dan negara.
8.
البَا سِطُ
Al-Bsit adalah nama Allah yang menyertai bahkan tak terpisahkan
dengan nama sebelumnya, yaitu Al-Qaabidh. Jika Al-Qaabidh
bermakna menyempitkan, maka Al-Bsith berarti sebaliknya, Maha
Melapangkan. Kata Al-Bsith sendiri berasal dari ba-sa-tha yang
berarti keterhamparan, kemudian dikembangkan menjadi “memperluas” atau
”melapangkan”.
Dan Jikalau Allah
melapangkan rezki kepada hamba-hamba-Nya tentulah mereka akan melampaui batas
di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran.
Sesungguhnya Dia Maha mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha melihat. (QS. Asy-Syura [42] : 27)
Ayat di
atas mengandung pesan yang tegas, bahwa terhadap distribusi rizki yang tidak
merata itu jangan disikapi dengan su’uzzan, berburuk sangka seolah-olah Allah tidak adil kepada hamba-hambaNya. Pesan
itu menjadi semakin terang setelah Allah
menutup ayat di atas dengan menyatakan bahwa Dia Maha Mengetahui dan Maha Melihat.
Dengan memahami dan menghayati makna asmaul husna Al-Bsit maka kita
seharusnya bersyukur kepada Allah karena Alah Swt telah melapangkan rezeki
kepada kita dengan berbagai nikmat yang kita tidak akan sanggup menghitungnya.
Disamping itu seharusnya memiliki sikap kerja keras di dalam mencari anugerah
Allah serta bersabar jika suatu saat mengalami sedikit hambatan di dalam
mencari rezeki.
9.
الحَا فِظُ
Allah Yang Maha
Memelihara, tiada tuhan melainkan Dia, Yang Hidup kekal lagi terus-menerus
mengurus (makhluk-Nya).
Allah, tidak ada Tuhan
(yang berhak disembah) melainkan Dia yang hidup kekal lagi terus menerus
mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang
di langit dan di bumi. tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa
izinNya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang
mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang
dikehendaki-Nya. KursiAllah meliputi langit dan bumi. dan Allah tidak merasa
berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha besar.
(QS. Al-Baqarah [2] :255)
Ayat di
atas menegaskan bahwa Allah Swt. sangat sibuk mengurus semua makhluk-Nya hingga
Dia tidak pernah mengantuk maupun tertidur. Bayangkan jika sedetik saja
benda-benda angkasa lepas dari pengawasan-Nya lalu beredar di luar garis
orbitnya, apa yang terjadi? Bumi, bulan, matahari, planet, galaksi,
supergalaksi, super-supergalaksi saling berbenturan, bertabrakan, dan hancur
berkeping-keping. Hanya karena Dia Al-Hdz, Yang Maha Pemelihara semua
berjalan pada garis edarnya. Dengan memahami dan menghayati makna asmaul husna Al-Hdz
maka kita akan sangat bersyukur kepada Allah Swt. Yang telah memelihara dan
menjaga kita dalam segala aspek kehidupan. Di samping itu kita akan semakin
sadar bahwa hanya Allah sajalah yang bisa menjaga kita. Yang lain tidak mampu
menjaga dan menjamin keselamatan kita. Sehingga kita akan berlindung hanya
kepada Allah saja.
10. الآ خِرُ
Al-Akhir berarti yang Maha Akhir. Allah Swt. adalah Dzat Yang Maha Akhir
(kekal). Akhir bagi Allah tidak ada
ujung dan tanpa batas. Setelah semua makhluk musnah, Allah Swt. akan tetap ada
dan tidak akan mengalami kemusnahan. Berbeda dengan makhluk-Nya yang akan
mengalami kepunahan dan kemusnahan. Setiap makhluk akan mengalami akhir baik.
Makhluk hidup akan berakhir dengan kematian. Sedangkan benda mati akan
mengalami kepunahan seperti lapuk yang kemudian hancur lebur.
Dialah Yang Awal, Yang
Akhir, Yang Zahir dan Yang Batin dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu. (QS. Al-Hadid [57] : 3)
Dengan
memahami dan menghayati makna asmaul husna Al-Akhir maka kita menjadi
sadar bahwa Allah saja yang akan kekal
sementara hidup kita akan berakhir. Berangkat dari kesadaran tersebut,
maka kita tidak akan lupa diri dan terlena dengan kehidupan dunia yang
sementara ini. Kita juga giat mempersiapkan diri dengan bekal ibadah yang
akan kita bawa ke alam akhirat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar