A.
Makna Iman kepada Rasul Allah
Nabi dan Rasul adalah manusia biasa,
yaitu laki-laki yang dipilih Allah untuk menerima wahyu. Apabila tidak diiringi
dengan kewajiban menyampaikan wahyu atau membawa misi tertentu, disebut nabi.
Jika diikuti dengan kewajiban menyampaikan wahyu atau membawa misi tertentu,
disebut rasul. Allah berfirman sebagai berikut:
Artinya: “Kami tiada mengutus Rasul Rasul sebelum kamu
(Muhammad), melainkan beberapa orang-laki-laki yang Kami beri wahyu kepada
mereka, Maka Tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu
tiada mengetahui.” (Q.S al-Anbiya: 7)
Seorang rasul
diwajibkan bertabligh (menyampaikan) syariat agama kepada masyarakat, sedangkan
seorang nabi tidak. Seorang nabi hanya diwajibkan memberitahukan kepada
masyarakat bahwa dirinya adalah nabi. Dia hanya memberi penerangan tentang
syariat seorang rasul, terutama mengenai perkara yang gaib. Para nabi dan rasul
itu adalah hamba-hamba Allah yang paling utama.
B.
Kebutuhan Manusia kepada Rasul Allah
Setiap mukmin menerima keberadaan
Allah serta percaya adanya aturan yang sempurna dan indah di dalam alam raya.
Matahari ditakdirkan untuk menerangi seluruh alam. Akal dan jiwa manusia memerlukan
penerang hati berupa petunjuk. Banyak perkara yang sulit dipahami oleh akal
pikiran manusia. Akal manusia memang tidak akan pernah sanggup memahami tentang
Allah. Oleh karena itu, para nabi dan rasul sebagai utusan Allah bertugas
memberikan tuntunan tentang siapa Allah SWT. Allah adalah Tuhan Yang Maha Esa
yang wajib kita sembah. Adapun firman Allah SWT adalah sebagai berikut:
Artinya: “Sesungguhnya Kami mengutus kamu dengan membawa
kebenaran sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan. dan
tidak ada suatu umatpun melainkan telah ada padanya seorang pemberi
peringatan.” (Q.S. Fatir: 24)
Dari firman Allah di atas dapat kita
pahami bahwa pada dasarnya manusia memerlukan rasul sebagai pembawa tuntunan
dan petunjuk. Berikut ini adalah hal-hal yang berhubungan mengapa manusia
memerlukan seorang rasul:
1)
Iman
kepada yang Gaib
Maksudnya
adalah mengesakan Allah, sifat-sifat-Nya, ayat-ayat yang menunujukkan
kesempurnaan-Nya, dalam bentuk ibadah.
2)
Cara-cara
mencapai Kebahagiaan
Setiap
orang mendambakan kehidupan yang menyenangkan dan menggembirakan. Setelah
kehidupan dunia, ada kehidupan akhirat yang abadi, yaitu surga dan neraka. Keyakinan
terhadao kehidupan di akhirat kelak menjadi pendorong yang paling kuat sesidah
iman kepada Allah SWT.
3)
Tataa
Cara Beribadah
Para
rasul itu diutus menetapkan tata cara beribadah kepada Allah SWT dan berbagai
ketentuan lainnya agar tidak menyimpang dari ketentuan-Nya. Dengan demikian,
ada kesatuan dan keselarasan usaha agar dapat mencapai tujuan. Oleh karena itu,
diperlukan rasul yang dapat memberikan petunjuk dan menjadi contoh teladan.
C.
Misi dan Tujuan Diutusnya Rasul Allah
Misi diutusnya rasul untuk manusia adalah sebagai berikut:
1.
Membimbing
ketauhidan, yaitu mengakui keesaan, keagungan dan kekuasaan Allah SWT;
2.
Membimbing
umat manusia agar memiliki akhlak mulia, yaitu kebiasaan untuk melakukan
hal-hal baik yang diperintahkan oleh Allah;
3.
Menetapkan
hukum-hukum dan segala peraturannya yang harus diikuti oleh manusia selama
hidupnya;
Tujuan
diutusnya rasul Allah adalah sebagai berikut:
1.
Menerangkan
tentang Allah yang sebenarnya dengan segala sifat-Nya;
2.
Membimbing
manusia berperangai baik dan bebradab sempurna;
3.
Menerangkan
bagaimana cara manusia memuliakan Allah dengan beberapa ibadah, mencegah mereka
berbuat keji, serta menerangkan tentang pahala dan dosa;
4.
Membimbing
manusia untuk memperbaiki urusan hidup, berama, dan mencegah mereka bersifat
malas.
D.
Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi Terakhir
Sebelum mengangkat seseorang menjadi
nabi, Allah sudah menyiapkan dan memelihara kepribadian orang tersebut. Dengan
demikian, dia memiliki kepribadian yang sempurna, memiliki jiwa yang utuh,
nalar yang kuat, dan akhlak yang mulia. Abu Bakar al-Jazairi mengemukakan bahwa
ada tiga syarat jika seseorang diangkat oleh Allah menjadi nabi atau rasul,
yaitu:
1.
Al-Misaliyah (Keteladanan)
Seorang
yang akan diangkat menjadi nabi atau rasul haruslah memiliki kemanusiaan yang sempurna,
baik fisik, akal pikiran, maupun rohani.
2.
Syaraf an-Nasab (Keturunan yang Mulia)
Seseorang
yang akan diangkat menjadi nabi atau rasul harusla berasal dari keturunan yang
mulia. Maksudnya, dia jauh dari segala bentuk kerendahan budi dan hal-hal lain
yang akan menjatuhkan martabat serta nilai-nilai kemanusiaannya.
3.
‘Amil az-Zaman (Dibutuhkan Zaman)
Kehadiran
nabi atau rasul memang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Nabia atau rasul
berfungsi untuk mengisi kekosongan rohani, memperbaiki segala kerusakan
masyarakat, dan mengembalikan umat manusia pada kehidupan yang sesuai dengan
fitrah penciptanya.
Nabi Muhammad SAW diutus Allah sebagai nabi dan rasul yang
terakhir, tidak ada lagi nabi dan rasul sesudah beliau. Hal ini ditegaskan oleh
Allah SWT dalam firman-Nya:
Artinya: “Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang
laki-laki di antara kamu, tetapi Dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi.
Dan adalah Allah Maha mengetahui segala sesuatu.” (Q.S al-Ahzab: 40)
Sebagai nabi dan rasul terakhir,
Nabi Muhammad SAW telah menyempurnakan agama Allah yang diajarkan secara
bertahap oleh para nabi dan rasul sebelumnya sehingga menjadi sempurna. Beliau
diutus oleh Allah untuk seluruh umat manusia sepanjang zaman sampai hari kiamat
nanti. Hal ini ditegaskan oleh Allah dalam firman-Nya:
Artinya: “Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat
manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi
peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui.” (Q.S. Saba’: 28)
E.
Bukti Kebenaran Risalah Nabi Muhammad SAW
1.
Basyarah
Basyarah
adalah berita tentang kedatangan Nabi Muhammad SAW yang terdapat dalam
kitab-kitab suci sebelumnya. Al-Qur’an menyebutkan tentang adanya basyarah
dalam beberapa ayat, misalnya dalam surah as-Saff ayat 6.
Di
dalam Kitab Injil Yohannes dijelaskan, “Jika kamu mencintaiku maka kamu akan
menuruti segala perintahku dan aku akan memberikan seorang penolong yang lain
supaya ia menyertaimu selama-lamanya.” Yang dimaksud penolong yang lain adalah
agama Islam, Al-Qur’an dan hadis. Al-Qur’an mengatakan bahwa mereka (ulama
ahlul kitab) telah mengenal Nabi Muhammad SAW sebelum kedatangannya, seperti
mereka mengenal anak-anaknya sendiri.
Allah
berfirman sebagai berikut:
Artinya:
“Orang-orang yang telah Kami berikan kitab kepadanya, mereka mengenalnya
(Muhammad) seperti mereka Mengenal anak-anaknya sendiri. orang-orang yang merugikan
dirinya, mereka itu tidak beriman (kepada Allah). (Q.S. al-Anam: 20)
2.
Mukjizat
Adapun
berikut mukjizat yang dimiliki oleh Nabi Muhammad SAW adalah:
a)
Al-Qur’an
sebagai mukjizat abadi yang membawa kebenaran.
b)
Keluar
air dari sela-sela jari beliau yang cukup untuk memberi minum 1.400 orang.
c)
Bulan
terbelah menjadi dua, menjawab permintaan orang-orang Quraisy.
d)
Batu
dan pohon kayu memberikan salam kepada beliau yang bisa didengar dan disaksikan
oleh orang banyak.
e)
Peristiwa
Isra’ dan Mi’raj.
3.
Nubuat
Nubuat
adalah ramalan tentang apa yang akan terjadi pada masa mendatang dan selalu
tepat. Berikut ini adalah beberapa contoh nubuat:
a)
Nubuat
tentang akan mati syahidnya Umar dan Usman
Beliau
bersabda,”Kukuhkanlah wahai Uhud, di atasmu ada nabi, siddiq dan dua orang
syahid (asy-syahidani)”. (H.R al-Bukhari)
b)
Nubuat
tentang tidak akan terjadinya fitnah antar sesama kaum muslimin selama Umar
masih hidup.
Rasulullah
bersabda: “Fir’aun tidak akan menimpamu selama bersamamu masih ada Umar.” (H.R
at-Tabrani)
c)
Nubuat
tentang Hasan bin Ali, cucu rasulullah SAW yang akan menjadi pendamai antara
golongan besar kaum muslimin
Sejarah
mencatat tanazul (mundurnya) Hasan dari jabatan khalifah dan
memberikannya kepada Mu’awiyah bin Sufyan. Hal itu dapat mendamaikan kelompok
Ali dan Mu’awiyah.
F.
Pengaruh Rasul Allah dalam kehidupan Manusia
Para rasul adalah manusia yang paling berpengaruh dalam sejarah
kemanusiaan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantnnaranya adalah:
1)
Mereka
tidak berbicara berdasarkan hawa nafsu, tetapi berdasarkan wahyu Allah SWT.
2)
Mereka
adalah teladan yang hidup, yang tercermin pada ajran moral dan keyakinan yang
mereka serukan.
3)
Mereka
langung terjun bercampur baur dengan cara mengajak, menyeru dan mendidik
pengikutnya.
4)
Pemecahan
problem yang dikemukakan para rasul dengan menggunakan metode amaliah
(realitas). Allah memberi petunjuk kepada mereka sehingga mengetahui segala
sesuatu tentang jiwa manusia dan jalan yang benar untuk kehidupan.
G.
Kewajiban Seorang Muslim terhadap Rasulullah SAW
Adapun berikut kewajiban kita sebagai seorang muslim kepada
Rasulullaha adalah:
1)
Beriman
kepada Rasulullah SAW dengan segenap jiwa dan raga.
2)
Taat
dan mengikuti semua yang diajarkan Rasulullah SAW.
3)
Mencintai
Rasulullah SAW melebihi cinta terhadap diri sendiri, istri, anak, dan
keluarganya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar