Senin, 01 Desember 2014

HAKIKAT IMAN KEPADA QADA DAN QADAR ALLAH



A.    Pengertian Qada dan Qadar
Arti qada menurut bahasa adalah memutuskan suatu perkara dengan ucapan atau perbuatan. Sementara itu, qadar berarti pembatasan Allah pada suatu perkara sejaka zaman azali menurut pengetahuan dan kehendak-Nya. Qada berarti ketetapan hukum. Allah berfirman:
 
Artinya: “Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. dan Barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya Maka sungguhlah Dia telah sesat, sesat yang nyata. (Q.S. al-Ahzab: 36)
Qadar berarti ukuran atau peraturan yang telah diciptakan oleh Allah untuk menjadi dasar dalam mengatur alam ini, yang di dalamnya ada hubungan sebab akibat. Ini menjadi undang-undang alam dan manusia terkait olehnya. Allah SWT berfirman sebagai berikut:
Artinya: “Dan yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk.” (Q.S. al- A’la: 3)

B.     Makna Beriman kepada Qada dan Qadar Allah
Iman kepada qada dan qadar adalah meyakini dengan sepenuh hati adanya qada dan qadar Allah yang berlaku bagi semua makhluk sebagai bukti kebesaran dan kekuasaan-Nya. Jadi, segala yang terjadi di alam fana ini telah ditetapkan oleh Allah SWT. Allah berfirman sebagai berikut:
  
Artinya: “Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (Q.S. al-Hadid: 22)
Dalam Surah an-Nisa ayat 78 dijelaskan sebagai berikut:
 
Artinya: “Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, Kendatipun kamu di dalam benteng yang Tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: “Ini adalah dari sisi Allah”, dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: “Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)”. Katakanlah: “Semuanya (datang) dari sisi Allah”. Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) Hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikitpun?” (Q.S. an-Nisa: 78)
            Maksud dari dua ayat tersebut adalah bahwa apapun yang terjadi di alam fana ini dan menimpa diri kita, semua itu atas kehendak Allah SWT. Hal itu untuk menguji sampai sejauh mana keteguahan iman kita. Allah adalah Zat Yang Mahakuasa untuk memberlakukan qada dan qadar-Nya. Sebagai seorang muslim, kita harus meyakini semua itu sehingga apapun yang terjadi pada kita, baik berupa kesenangan maupun kesedihan, kita kembalikan kepada Allah SWT.
            Dalam kaitannya dengan qada, qadar, dan ikhtiar, takdir dibedakan menjadi dua macam, yaitu taqdir mu’allaq dan taqdir mubram. Taqdir mu’allaq adalah takdir yang erat hubungannya dengan ikhtiar manusia. Misalnya, keadaan manusia semula melarat menjadi kecukupan karena berusaha, semula belum tahu menjadi tahu karena berusaha belajar, dan sebelumnya sakit menjadi sehat karena berusaha berobat.
            Sedangkan Taqdir mubram adalah taqdir yang tidak dapat diusahakan oleh manusia. Mislnya kematian seseorang yang tidak bisa dimajukan dan tidak bisa diundurkan sesaat pun. Allah berfirman sebagai berikut:
 
Artinya: “... Apabila telah datang ajal mereka, Maka mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukan(nya).” (Q.S. Yunus: 49)
C.    Tingkatan Qada dan Qadar Allah
Dalam kehidupan sehari-hari, istilah qada dan qadar lebih populer dengan sebutan takdir. Sebagai orang yang beriman, kita harus mengerti segala kejadian yang menimpa diri kita. Selain disebabkan oleh perbuatan yang kita kehendaki, kita  juga memahami bahwa ada peristiwa yang terjadi di luar kekuasaan kita. Hal itu adalah semata-mata kekuasaan Allah SWt. Dengan memahaminya, kita akan bisa berlapang dada menerima segala takdir yang datang dari Allah SWT.
Syekh Muhammad Saleh al-Usaimin mengemukakan bahwa takdir itu mempunyai empat tingkatan, yaitu: al-‘lmu, al-kitabah, al-masyi’ah dan al-khalqu.
1.         Al-‘Ilmu atau pengetahuan adalah mengimani dan meyakini bahwa Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. Dia mengetahui apa yang ada di alngit dan di bumi secara umum atau terperinci, baik itu perbuatn-Nya sendiri maupun perbuatan makhluk-Nya, tidak ada sesuatu yang tersembunyi.
2.         Al-Kitabah atau penulisan adalah mengimani bahwa Allah telah menuliskan segala ketetapan dalam Lauh Mahfuz yang ada di sisi-Nya. Lauh Mahfuz ialah tempat pencatatan ketetapan Allah atas makhluk-Nya yang terpelihara di sisi-Nya. Allah berfirman sebagai berikut:
  
Artinya: “Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (Q.S. al-Hadid: 22)
3.         Al-Masyi’ah atau penetapan adalah kehendak Allah terhadap segala sesuatu yang terjadi atau tidak terjadi, baik di langit maupun di bumi. Allah telah menetapkan bahwa apa yang diperbuat-Nya adalah kehendak-Nya serta apa yang diperbuat para hamba-Nyaadalah dengan kehendak-Nya juga. Allah berfirman sebagai berikut:
  
Artinya: “(yaitu) bagi siapa di antara kamu yang mau menempuh jalan yang lurus. Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam.” (Q.S. at-Takawir: 28-29)
4.         Al-Khalqu atau penciptaan adalah mengimani Allah sebagai pencipta segala sesuatu serta meyakini bahwa semua yang terjadi dari perbuatan Allah adalah ciptaan Allah. Contohnya adalah langit, bumi, hewan dan segala sifat berupa yang dilakukan makhluk-Nya.
D.    Hikmah beriman kepada Qada dan Qadar
1)        Beriman kepada qada dan qadar dapat meningkatkan keteguhan iman dan menyadari bahwa segala sesuatu yang terjadi telah ditentukan oleh Allah SWt.
2)        Beriman kepada qada dan qadar dapat menumbuhkan keteguhan hati dan kesabaran karena musibah yang diderita merupakan qada dan qadar.
3)        Beriman kepada qada dan qadar menumbuhkan keikhlasan dalam menerima segala ketentuan Allah SWT.
4)        Beriman kepada qada dan qadar memperkuat rasa tawakal kepada Allah SWt karena manusia hanya dapat berusaha, sedangkan yang berhak menentukan hasilnya hanya Allah SWT.

7 komentar:

  1. assalamualaikum, izin copy materinya yah, terima kasih :)

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. assalamualaikum izin copy yah materi nya, terimakasih .:)

    BalasHapus
  4. Assalamualaikum ukhti, izin copy ya materinya!! syukron.....

    BalasHapus
  5. Assalamualaikum, trimaterima kak

    BalasHapus

PORTOFOLIO RANGKUMAN TUGAS PEMBATIK LEVEL 4 TAHUN 2023

Tidak terasa perjalanan yang luar biasa hingga sampai pada titik ini. Langkah demi langkah, menyelesaikan tugas demi tugas yang tentunya ber...