Selasa, 15 April 2014

makalah Fungsi Manajemen : Organizing



Fungsi Manajemen : Organizing
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Pendidikan
Dosen Pengampu: Dr. Fetty Ernawati, S.Psi, M.Pd

Disusun Oleh:
Eva Selvira                       (123 111 142)
Fidia Astuti                      (123 111 163)
Hasan Tholabi                  (123 111 175)
Hidayatul Chasanah         (123 111 178)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SURAKARTA
2014


PEMBAHASAN

A.    Pengertian Organizing[1]
Organizing (organisasi) adalah kerja sama antara dua orang atau lebih dalam cara yang terstruktur untuk mencapai sasaran spesifik atau sejumlah sasaran. Mengorganisasikan (organizing) adalah suatu proses menghubungkan orang-orang yang terlibat dalam organisasi tertentu dan menyatu padukan tugas serta fungsinya dalam organisasi. Dalam proses pengorganisasian dilakukan pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab secara terperinci berdasarkan bagian dan bidang masing-masing sehingga terintegraasikan hubungan-hubungan kerja yang sinergis, koperatif, harmonis dan seirama dalam mencapai tujuan yang telah disepakati.
Istilah organisasi mempunyai dua pengertian umum. Pertama organisasi diartikan sebagai suatu lembaga atau kelompok fungsional, misalnya sebuah sekolah, perkumpulan. Kedua merujuk pada proses pengorganisasian yaitu bagaimana pekerjaan diatur dan dialokasikan di antara para anggotanya, sehingga tujuan organisasi itu dapat tercapai secara efektif. Menurut Suharsimi Arikunto, pengorganisasian memiliki peranan yang sangat penting. Sebab, pengorganisasian merupakan penyatuan sumberdaya manusia dan sumberdaya lain dalam sebuah organisasi. Dengan adanya pembidangan dan pengunitan tersebut diketahui beberapa manfaatnya, yaitu:[2]
1.      Antar bidang satu dengan yang lain dapat diketahui batas-batasnya, serta dapat dirancang bagaimana antar bagian dapat melakukan kerjasama sehingga tercapai sinkronisasi tugas.
2.      Adanya penugasan yang jelas, menjadikan setiap pegawai atau karyawan mengetahui baik wewenang maupun kewajibannya.
3.      Dengan digambarkan unit-unit kegiatan dalam sebuah struktur organisasi, dapat diketahui hubungan vertikal dan horizontal, baik dalam jalur struktural maupun fungsional.
Dalam pengorganisasian dilakukan hal-hal berikut :
1.         Penerimaan fasilitas, perlengkapan dan staf yang diperlukan untuk melaksanakan rencana.
2.         Pengelompokan dan pembagian kerja menjadi struktur organisasi yang teratur.
3.         Pembentukan struktur kewenangan dan mekanisme koordinasi.
4.         Penentuan metode kerja dan prosedurnya.
5.         Pemilihan, pelatihan dan pemberian informasi kepada staf.

B.     Tujuh pengertian organisasi[3]
1.      Organisasi sebagai proses kerja sama
Organisasi ialah proses kerja sama dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan bersama secara efektif dan efisien. Definisi ini mengandung arti bahwa setiap organisasi harus memiliki tiga komponen, yaitu ada kerja sama, ada orang, dan ada tujuan bersama.
2.      Organisasi sebagai sistem sosial
Yaitu subsistem yang saling berinteraksi dan berkorelasi yang membentuk suatu kesatuan utuh melebihi jika subsistem-subsistem bekerja sendiri-sendiri.
3.      Organisasi sebagai struktur
Struktur organisasi sebagai sistem formal dari hubungan aturan-aturan dan tugas serta mengontrol tentang cara orang bekerja sama dan memanfaatkan sumber daya untuk mencapai tujuan organisasi.
4.      Organisasi sebagai kultur
Kultur organisasi adalah nilai-nilai yang dimiliki dan dipatuhi oleh anggota organisasi dalam berfikir, berperasaan, dan bertindak.
5.      Organisasi sebagai wadah
Wadah organisasi adalah tempat organisasi melakukan kegiatan.
6.      Organisasi sebagai iklim
Iklim organisasi merupakan suasana kerja yang dialami oleh anggota organisasi, misalnya lewat ruang kerja yang menyenangkan, rasa aman dalam bekerja, penerangan yang memadai, promosi, jabatan, kedudukan dal lain-lain.
7.      Organisasi pembelajaran
Organisasi yang semua anggotanya terus meningkatkan kemampuannya untuk mencapai kinerja yang diharapkan.

C.    Bentuk-bentuk organisasi[4]
1.      Organisasi garis (Line Organization)
Organisasi yang anggotanya relative sedikit, dan  hubungan pimpinan puncak langsung dengan bawahannya.
2.      Organisasi Line dan Staff
Organisasi yang terdiri dari dua kelompok. Kelompok pertama menjalankan tugas-tugas pokok organisasi untuk mencapai tujuan (kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dan guru). Sedangkan kelompok yang ke dua, melakukan tugas-tugas berdasarkan keahliannya (staff).
3.      Organisasi Fungsional
Organisasi yang pembagian tugas disesuaikan dengan bidang keahliannya.
4.      Organisasi-organisasi devisional
Organisasi yang dibentuk devisi-devisi semi otonomi yang akan merancang, memproduksi, dan memasarkan jasa dan produknya masing-masing.
5.      Organisasi  Panitia (Committee)
Organisasi yang bersifat sementara khusus dibentuk dalam melaksanakan kegiatan tertentu.
6.      Organisasi matriks
Penyempurnaan dari organisasi fungsional, orang-orang yg ditugaskan tidak hanya dalam organisasi fungsional tetapi juga dalam organisasi produk.

D.    Ciri-Ciri Organisasi yang Baik[5]
1.         Memiliki tujuan yang jelas.
2.         Tiap anggota dapat memahami dan menerima tujuan tersebut.
3.         Adanya kesatuan arah sehingga dapat menimbulkan kesatuan tindakan dan kesatuan pikiran.
4.         Adanya kesatuan perintah (unity of commad), yaitu para bawahan hanya mempunyai seorang atasan langsung dan dari atasan tersebut, ia menerima perintah atau bimbingan, dan mempertanggungjawabkan hasil pekerjaannya kepada atasannya.
5.         Adanya keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab masing-masing anggota.
6.         Adanya pembagian tugas atau pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan, keahlian dan bakat masing-masing sehingga dapat menimbulkan kerja sama yang harmonis dan kooperatif.
7.         Pola organisasi hendaknya relatif permanen dan struktur organisasinya disusun sesederhana mungkin sesuai dengan kebutuhan, koordinasi, pengawasan dan pengadilan.
8.         Adanya jaminan keamanan dalam bekerja (securuty of tenure); anggota tidak merasa gelisah karena takut dipecat atau ditindak dengan sewenang-wenang.
9.         Adanya gaji atau insentif yang setimpal dengan jasa / pekerjaan sehingga dapat menimbulkan gairah kerja.
10.     Garis-garis kekuasaan dan tanggung jawab serta hierarkis tata kerjanya jelas tergambar dalam struktur organisasi. Di samping prinsip-prinsip tersebut, kelancaran jalannya suatu organisasi dipengaruhi pula oleh sikap dan sifat kepemimpinan serta human relation yang berlaku didalamnya. Sering dikatakan orang bahwa human relation adalah inti kepemimpinan, sedangkan kepemimpinan adalah inti manajemen, dan manajemen adalah inti administrasi
11.     Mengarahkan (directing), proses pengarahan terhadap semua administrator sehingga melaksanakan pekerjaannya dengan proporsional dan profesional. Dengan pengarahan ini, aktivitas kegiatan yang menumpuk di satu bidang, tetapi kering di bidang lainnya dapat dihindarkan. Pengarahan mencakup pemberian motivasi, supervisi dan koordinasi yang terdiri atas:
a.         Memberikan bimbingan, motivasi dan melakukan supervisi.
b.        Memprakarsai dan memberikan pengarahan dalam melaksanakan rencana pengambilan keputusan-keputusan.
c.         Mengeluarkan intruksi-intruksi khusus.
d.        Menetapkan perincian waktu dan kerangka biaya
Berdasarkan uraian diatas menurut Chester I. Barnard organisasi mengandung tiga elemen penting, yaitu 1) kemampuan untuk bekerjasama ; 2) tujuan yang ingin dicapai ; 3) komunikasi

E.        Prinsip-Prinsip Organisasi[6]
Prinsip-prinsip organisasi menurut Manulang:
1.      Adanya tujuan yang jelas
Tujuan organisasi harus ditetapkan sebelum perencanaan kegiatan dirumuskan karena rencana-rencana harus merujuk dan mengarah pada upaya tercapainya tujuan organisasi.
2.      Prinsip kerja sama
Tolak ukur kesuksesan organisasi karena adanya kerja sama di antara semua anggota organisasi.
Prinsip-prinsip organisasi menurut Prajudi Atmosudirdjo:
1.      Kesatuan komando
2.      Pembagian kerja
3.      Keseimbangan antara tugas, tanggung jawab, dan kesuksesan
4.      Prinsip komunikasi
5.      Kontinuitas/kesinambungan
6.      Prinsip koordinasi
7.      Saling asuh
8.      Pelimpahan kekuasaan/delegasi
9.      Pengamatan, pengawasan, dan pengecekan
10.  Asas tahu diri
11.  Kehayatan

F.     Proses Pengorganisasian[7]
Proses pengorganisasian itu digambarkan sebagai berikut :
1.Pemerincian pekerjaan
2. pembagian kerja
3. penyatuan pekerjaan
4. koordinasi pekerjaan
5. montoring dan reorganisasi
 












Tahap pertama, yang harus dilakukan dalam merinci pekerjaan adalah menentukan tugas-tugas apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Tahap kedua, membagi seluruh beban kerja menjadi kegiatan-kegiatan yang dapat dilaksanakan oleh perseorangan atau perkelompok. Disini perlu diperhatikan bahwa orang-orang yang akan diserahi tugas harus didasarkan pada kualifikasi, tidak dibebani terlalu berat dan juga tidak terlalu ringan. Tahap ketiga, menggabungkan pekerjaan para anggota dengan cara yang rasional dan efisien. Pengelompokan tugas yang saling berkaitan, jika organisasi sudah membesar atau kompleks. Penyatuan kerja ini biasanya disebut departementalisasi. Tahap keempat, menetapkan mekanisme kerja untuk mengkoordinasikan pekerjaan dalam satu kesatuan yang harmonis. Pada saat setiap orang dan setiap bagian melaksanakan pekerjaan/aktivitas, kemungkinan timbul konflik di antara anggota, dan mekanisme pengkoordinasian memungkinkan setiap anggota organisasi untuk tetap bekerja efektif. Tahap kelima, melakukan monitoring dan mengambil langkah-langkah penyusunan untuk mempertahankan dan meningkatkan efektivitas. Karena pengorganisasian merupakan suatu proses yang berkelanjutan, diperlukan penilaian ulang terhadap keempat langkah sebelumnya secara terprogram/berkala, untuk menjamin konsistensi, efektif dan efisien dalam memenuhi kebutuhan.

G.    Keefektifan organisasi[8]
Organisasi dinyatakan efektif apabila tujuan anggota organisasi dan tujuan organisasi tercapai sesuai atau di atas target yang telah ditetapkan. Indikator organisasi bermutu dan efektif antara lain:
1.      Berfokus pada upaya pencegahan masalah.
2.      Investasi pada manusia dan menganggap manusia sebagai aset organisasi yang tidak ternilai.
3.      Memiliki strategi untuk mencapai mutu.
4.      Memperlakukan keluhan sebagai umpan balik untuk memperbaiki diri.
5.      Memiliki kebijakan dalam perencanaan mutu.
6.      Mengupayakan proses perbaikan.
7.      Mendorong orang untuk berinovasi dan berkreasi.
8.      Memperjelas peranan dan tanggung jawab setiap orang.
9.      Memiliki strategi evaluasi.
10.  Memiliki rencana jangka panjang.
11.  Memiliki visi dan misi.
12.  Terbuka dan bertanggung jawab.

H.    Struktur Organisasi[9]
Struktur merupakan sistem formal hubungan kerja yang membagi dan mengkoordinasikan tugas orang dan kelompok agar tercapai tujuan. Pada struktur organisasi tergambar posisi kerja, pembagian kerja jenis kerja yang harus dilakukan, hubungan atasan dan bawahan, kelompok, komponen atau bagian, tingkat manajemen dan saluran komunikasi.
Menurut Stoner, struktur organisasi dibangun oleh lima unsur, yaitu:
1.    Spesialisasi aktivitas, mengacu pada spesifikasi tugas perorangan dan kelompok di seluruh organisasi atau pembagian kerja dan penyatuan tugas tersebut ke dalam unit kerja (departementalisasi)
2.    Standar aktivitas, merupakan prosedur yang digunakan organisasi untuk menjamin kelayakgunaan (predictability) aktivitas. Banyak dari prosedur ini ditetapkan dengan memformulasikan aktivitas dan hubungan dalam organisasi. Menstandardisasi berarti menjadikan seragam dan konsisten pekerjaan yang harus dilakukan bawahan, biasanya dengan menggunakan peraturan, uraian jabatan dan program seleksi, orientasi kerja, ketrampilan kerja.
3.    Koordinasi aktivitas, prosedur yang memadukan fungsi-fungsi dalam organisasi, seperti fungsi primer dalam suatu badan usaha, pemasaran, produksi dan penjualan merupakan fungsi garis yang secara langsung menyumbangkan pada pencapaian tujuan organisasi memerlukan koordinasi.
4.    Sentralisasi dan desentralisasi pengambilan keputusan, mengacu pada lokasi kekuasaan pengambilan keputusan. Sentralisasi adalah proses konsentrasi wewenang dan pengambilan keputusan pada tingkat atas suatu organisasi. Desentralisasi adalah pendelegasian wewenang pada semua tingkat organisasi.

I.          Tujuan dan manfaat organisasi[10]
Manusia perlu berorganisasi dengan tujuan dan manfaat, yaitu:
1.      Mengatasi terbatasnya kemampuasn, kemauan, dan sumber daya yang dimilikinya dalam mencapai tujuannya.
2.      Mencapai tujuan secara lebih efektif dan efisien karena dikerjakan bersama-sama (motif pencapaian tujuan).
3.      Wadah memanfaatkan sumber daya dan teknologi bersama-sama.
4.      Wadah mengembangkan potensi dan spesialisasi yang dimiliki seseorang.
5.      Wadah mengelola lingkungan besama-sama.
6.      Wadah mencari keuntungan bersama-sama.
7.      Wadah menambah pergaulan.
8.      Wadah memanfaatkan waktu luang.

J.      Pembagian Kerja
WALI KELAS
Ketua komite
Kepala sekolah
Wakil kepala sekolah
Kepala TU
BID. SARPRAS
BID. KURIKULUM
BID. KESISWAAN
BID. HUMAS
STAFF BID. KESISWAAN
STAFF BID. HUMAS
STAFF BID. KURIKULUM
STAFF BID. SARPRAS
 











DAFTAR PUSTAKA

Fattah, Nanang,  2013, Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Hikmat, 2011, Manajemen Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia.
Saefullah, 2012, Manajemen Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka Setia.
Usman, Husaini, 2011, Manajemen: Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara.
Wibowo, Agus, 2013,  Manajemen Pendidikan Karakter di Sekolah, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.



[1] Saefullah, Manajemen Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), hlm 22-23
[2] Agus Wibowo, Manajemen Pendidikan Karakter di Sekolah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), hlm 56.
[3] Husaini Usman, Manajemen: Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, Cet 3, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm 148-206
[4] Husaini Usman, Manajemen: Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, Cet 3, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm 176-181.
[5] Saefullah, Manajemen Pendidikan Islam, hlm 23-25.
[6] Hikmat, Manajemen Pendidikan, Cet 2, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), hlm 187-190.
[7] Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, Cet 12 (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), hlm 71-73.
[8] Husaini Usman, Manajemen: Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, Cet 3, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm 225.
[9] Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, Cet 12 (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), hlm 73-74.
[10] Husaini Usman, Manajemen: Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, Cet 3, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm 145.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PORTOFOLIO RANGKUMAN TUGAS PEMBATIK LEVEL 4 TAHUN 2023

Tidak terasa perjalanan yang luar biasa hingga sampai pada titik ini. Langkah demi langkah, menyelesaikan tugas demi tugas yang tentunya ber...