Fungsi Manajemen : Organizing
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Pendidikan
Dosen Pengampu: Dr. Fetty Ernawati, S.Psi, M.Pd
Disusun Oleh:
Eva Selvira (123
111 142)
Fidia Astuti (123
111 163)
Hasan Tholabi (123
111 175)
Hidayatul Chasanah (123 111 178)
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI
SURAKARTA
2014
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Organizing[1]
Organizing (organisasi) adalah kerja
sama antara dua orang atau lebih dalam cara yang terstruktur untuk mencapai
sasaran spesifik atau sejumlah sasaran. Mengorganisasikan (organizing) adalah
suatu proses menghubungkan orang-orang yang terlibat dalam organisasi tertentu
dan menyatu padukan tugas serta fungsinya dalam organisasi. Dalam proses
pengorganisasian dilakukan pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab secara
terperinci berdasarkan bagian dan bidang masing-masing sehingga
terintegraasikan hubungan-hubungan kerja yang sinergis, koperatif, harmonis dan
seirama dalam mencapai tujuan yang telah disepakati.
Istilah organisasi mempunyai dua pengertian umum. Pertama
organisasi diartikan sebagai suatu lembaga atau kelompok fungsional, misalnya
sebuah sekolah, perkumpulan. Kedua merujuk pada proses pengorganisasian
yaitu bagaimana pekerjaan diatur dan dialokasikan di antara para anggotanya,
sehingga tujuan organisasi itu dapat tercapai secara efektif. Menurut Suharsimi Arikunto, pengorganisasian memiliki peranan yang
sangat penting. Sebab, pengorganisasian merupakan penyatuan sumberdaya manusia
dan sumberdaya lain dalam sebuah organisasi. Dengan adanya pembidangan dan
pengunitan tersebut diketahui beberapa manfaatnya, yaitu:[2]
1.
Antar
bidang satu dengan yang lain dapat diketahui batas-batasnya, serta dapat
dirancang bagaimana antar bagian dapat melakukan kerjasama sehingga tercapai
sinkronisasi tugas.
2.
Adanya
penugasan yang jelas, menjadikan setiap pegawai atau karyawan mengetahui baik
wewenang maupun kewajibannya.
3.
Dengan
digambarkan unit-unit kegiatan dalam sebuah struktur organisasi, dapat
diketahui hubungan vertikal dan horizontal, baik dalam jalur struktural maupun
fungsional.
Dalam pengorganisasian dilakukan
hal-hal berikut :
1.
Penerimaan
fasilitas, perlengkapan dan staf yang diperlukan untuk melaksanakan rencana.
2.
Pengelompokan
dan pembagian kerja menjadi struktur organisasi yang teratur.
3.
Pembentukan
struktur kewenangan dan mekanisme koordinasi.
4.
Penentuan
metode kerja dan prosedurnya.
5.
Pemilihan,
pelatihan dan pemberian informasi kepada staf.
1.
Organisasi
sebagai proses kerja sama
Organisasi
ialah proses kerja sama dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan bersama
secara efektif dan efisien. Definisi ini mengandung arti bahwa setiap
organisasi harus memiliki tiga komponen, yaitu ada kerja sama, ada orang, dan
ada tujuan bersama.
2.
Organisasi
sebagai sistem sosial
Yaitu
subsistem yang saling berinteraksi dan berkorelasi yang membentuk suatu
kesatuan utuh melebihi jika subsistem-subsistem bekerja sendiri-sendiri.
3.
Organisasi
sebagai struktur
Struktur
organisasi sebagai sistem formal dari hubungan aturan-aturan dan tugas serta
mengontrol tentang cara orang bekerja sama dan memanfaatkan sumber daya untuk
mencapai tujuan organisasi.
4.
Organisasi
sebagai kultur
Kultur
organisasi adalah nilai-nilai yang dimiliki dan dipatuhi oleh anggota
organisasi dalam berfikir, berperasaan, dan bertindak.
5.
Organisasi
sebagai wadah
Wadah
organisasi adalah tempat organisasi melakukan kegiatan.
6. Organisasi sebagai iklim
Iklim organisasi merupakan suasana kerja
yang dialami oleh anggota organisasi, misalnya lewat ruang kerja yang
menyenangkan, rasa aman dalam bekerja, penerangan yang memadai, promosi,
jabatan, kedudukan dal lain-lain.
7.
Organisasi
pembelajaran
Organisasi
yang semua anggotanya terus meningkatkan kemampuannya untuk mencapai kinerja
yang diharapkan.
C.
Bentuk-bentuk organisasi[4]
1.
Organisasi
garis (Line Organization)
Organisasi yang anggotanya relative sedikit, dan hubungan pimpinan puncak langsung dengan
bawahannya.
2.
Organisasi
Line dan Staff
Organisasi yang terdiri dari dua kelompok. Kelompok pertama menjalankan
tugas-tugas pokok organisasi untuk mencapai tujuan (kepala sekolah, wakil
kepala sekolah, dan guru). Sedangkan kelompok yang ke dua, melakukan
tugas-tugas berdasarkan keahliannya (staff).
3.
Organisasi Fungsional
Organisasi yang pembagian tugas disesuaikan
dengan bidang keahliannya.
4. Organisasi-organisasi devisional
Organisasi yang dibentuk devisi-devisi semi
otonomi yang akan merancang, memproduksi, dan memasarkan jasa dan produknya
masing-masing.
5.
Organisasi Panitia (Committee)
Organisasi yang bersifat sementara khusus dibentuk dalam
melaksanakan kegiatan tertentu.
6. Organisasi matriks
Penyempurnaan dari organisasi fungsional,
orang-orang yg ditugaskan tidak hanya dalam organisasi fungsional tetapi juga
dalam organisasi produk.
D.
Ciri-Ciri Organisasi yang Baik[5]
1.
Memiliki
tujuan yang jelas.
2.
Tiap
anggota dapat memahami dan menerima tujuan tersebut.
3.
Adanya
kesatuan arah sehingga dapat menimbulkan kesatuan tindakan dan kesatuan
pikiran.
4.
Adanya
kesatuan perintah (unity of commad), yaitu para bawahan hanya mempunyai
seorang atasan langsung dan dari atasan tersebut, ia menerima perintah atau
bimbingan, dan mempertanggungjawabkan hasil pekerjaannya kepada atasannya.
5.
Adanya
keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab masing-masing anggota.
6.
Adanya
pembagian tugas atau pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan, keahlian dan bakat
masing-masing sehingga dapat menimbulkan kerja sama yang harmonis dan
kooperatif.
7.
Pola
organisasi hendaknya relatif permanen dan struktur organisasinya disusun
sesederhana mungkin sesuai dengan kebutuhan, koordinasi, pengawasan dan
pengadilan.
8.
Adanya
jaminan keamanan dalam bekerja (securuty of tenure); anggota tidak
merasa gelisah karena takut dipecat atau ditindak dengan sewenang-wenang.
9.
Adanya
gaji atau insentif yang setimpal dengan jasa / pekerjaan sehingga dapat
menimbulkan gairah kerja.
10.
Garis-garis
kekuasaan dan tanggung jawab serta hierarkis tata kerjanya jelas tergambar
dalam struktur organisasi. Di samping prinsip-prinsip tersebut, kelancaran
jalannya suatu organisasi dipengaruhi pula oleh sikap dan sifat kepemimpinan
serta human relation yang berlaku didalamnya. Sering dikatakan orang
bahwa human relation adalah inti kepemimpinan, sedangkan kepemimpinan
adalah inti manajemen, dan manajemen adalah inti administrasi
11.
Mengarahkan
(directing), proses pengarahan terhadap semua administrator sehingga
melaksanakan pekerjaannya dengan proporsional dan profesional. Dengan
pengarahan ini, aktivitas kegiatan yang menumpuk di satu bidang, tetapi kering
di bidang lainnya dapat dihindarkan. Pengarahan mencakup pemberian motivasi,
supervisi dan koordinasi yang terdiri atas:
a.
Memberikan
bimbingan, motivasi dan melakukan supervisi.
b.
Memprakarsai
dan memberikan pengarahan dalam melaksanakan rencana pengambilan
keputusan-keputusan.
c.
Mengeluarkan
intruksi-intruksi khusus.
d.
Menetapkan
perincian waktu dan kerangka biaya
Berdasarkan uraian diatas menurut Chester I. Barnard organisasi
mengandung tiga elemen penting, yaitu 1) kemampuan untuk bekerjasama ; 2)
tujuan yang ingin dicapai ; 3) komunikasi
Prinsip-prinsip
organisasi menurut Manulang:
1.
Adanya
tujuan yang jelas
Tujuan
organisasi harus ditetapkan sebelum perencanaan kegiatan dirumuskan karena
rencana-rencana harus merujuk dan mengarah pada upaya tercapainya tujuan
organisasi.
2.
Prinsip
kerja sama
Tolak
ukur kesuksesan organisasi karena adanya kerja sama di antara semua anggota
organisasi.
Prinsip-prinsip
organisasi menurut Prajudi Atmosudirdjo:
1.
Kesatuan
komando
2.
Pembagian
kerja
3.
Keseimbangan
antara tugas, tanggung jawab, dan kesuksesan
4.
Prinsip
komunikasi
5.
Kontinuitas/kesinambungan
6.
Prinsip
koordinasi
7.
Saling
asuh
8.
Pelimpahan
kekuasaan/delegasi
9.
Pengamatan,
pengawasan, dan pengecekan
10.
Asas
tahu diri
11.
Kehayatan
Proses
pengorganisasian itu digambarkan sebagai berikut :
1.Pemerincian
pekerjaan
|
2. pembagian kerja
|
3. penyatuan pekerjaan
|
4. koordinasi pekerjaan
|
5. montoring dan reorganisasi
|
Tahap pertama, yang harus dilakukan dalam merinci pekerjaan adalah menentukan
tugas-tugas apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Tahap
kedua, membagi seluruh beban kerja menjadi kegiatan-kegiatan yang dapat
dilaksanakan oleh perseorangan atau perkelompok. Disini perlu diperhatikan
bahwa orang-orang yang akan diserahi tugas harus didasarkan pada kualifikasi,
tidak dibebani terlalu berat dan juga tidak terlalu ringan. Tahap ketiga, menggabungkan
pekerjaan para anggota dengan cara yang rasional dan efisien. Pengelompokan
tugas yang saling berkaitan, jika organisasi sudah membesar atau kompleks.
Penyatuan kerja ini biasanya disebut departementalisasi. Tahap keempat, menetapkan
mekanisme kerja untuk mengkoordinasikan pekerjaan dalam satu kesatuan yang
harmonis. Pada saat setiap orang dan setiap bagian melaksanakan
pekerjaan/aktivitas, kemungkinan timbul konflik di antara anggota, dan
mekanisme pengkoordinasian memungkinkan setiap anggota organisasi untuk tetap
bekerja efektif. Tahap kelima, melakukan monitoring dan mengambil
langkah-langkah penyusunan untuk mempertahankan dan meningkatkan efektivitas.
Karena pengorganisasian merupakan suatu proses yang berkelanjutan, diperlukan
penilaian ulang terhadap keempat langkah sebelumnya secara terprogram/berkala,
untuk menjamin konsistensi, efektif dan efisien dalam memenuhi kebutuhan.
Organisasi
dinyatakan efektif apabila tujuan anggota organisasi dan tujuan organisasi
tercapai sesuai atau di atas target yang telah ditetapkan. Indikator organisasi
bermutu dan efektif antara lain:
1.
Berfokus
pada upaya pencegahan masalah.
2.
Investasi
pada manusia dan menganggap manusia sebagai aset organisasi yang tidak
ternilai.
3.
Memiliki
strategi untuk mencapai mutu.
4.
Memperlakukan
keluhan sebagai umpan balik untuk memperbaiki diri.
5.
Memiliki
kebijakan dalam perencanaan mutu.
6.
Mengupayakan
proses perbaikan.
7.
Mendorong
orang untuk berinovasi dan berkreasi.
8.
Memperjelas
peranan dan tanggung jawab setiap orang.
9.
Memiliki
strategi evaluasi.
10.
Memiliki
rencana jangka panjang.
11.
Memiliki
visi dan misi.
12.
Terbuka
dan bertanggung jawab.
H.
Struktur Organisasi[9]
Struktur
merupakan sistem formal hubungan kerja yang membagi dan mengkoordinasikan tugas
orang dan kelompok agar tercapai tujuan. Pada struktur organisasi tergambar
posisi kerja, pembagian kerja jenis kerja yang harus dilakukan, hubungan atasan
dan bawahan, kelompok, komponen atau bagian, tingkat manajemen dan saluran
komunikasi.
Menurut
Stoner, struktur organisasi dibangun oleh lima unsur, yaitu:
1.
Spesialisasi
aktivitas, mengacu pada spesifikasi tugas perorangan dan kelompok di seluruh
organisasi atau pembagian kerja dan penyatuan tugas tersebut ke dalam unit
kerja (departementalisasi)
2.
Standar
aktivitas, merupakan prosedur yang digunakan organisasi untuk menjamin
kelayakgunaan (predictability) aktivitas. Banyak dari prosedur ini
ditetapkan dengan memformulasikan aktivitas dan hubungan dalam organisasi.
Menstandardisasi berarti menjadikan seragam dan konsisten pekerjaan yang harus
dilakukan bawahan, biasanya dengan menggunakan peraturan, uraian jabatan dan
program seleksi, orientasi kerja, ketrampilan kerja.
3.
Koordinasi
aktivitas, prosedur yang memadukan fungsi-fungsi dalam organisasi, seperti
fungsi primer dalam suatu badan usaha, pemasaran, produksi dan penjualan
merupakan fungsi garis yang secara langsung menyumbangkan pada pencapaian
tujuan organisasi memerlukan koordinasi.
4.
Sentralisasi
dan desentralisasi pengambilan keputusan, mengacu pada lokasi kekuasaan
pengambilan keputusan. Sentralisasi adalah proses konsentrasi wewenang dan
pengambilan keputusan pada tingkat atas suatu organisasi. Desentralisasi adalah
pendelegasian wewenang pada semua tingkat organisasi.
Manusia perlu
berorganisasi dengan tujuan dan manfaat, yaitu:
1.
Mengatasi
terbatasnya kemampuasn, kemauan, dan sumber daya yang dimilikinya dalam
mencapai tujuannya.
2.
Mencapai
tujuan secara lebih efektif dan efisien karena dikerjakan bersama-sama (motif
pencapaian tujuan).
3.
Wadah
memanfaatkan sumber daya dan teknologi bersama-sama.
4.
Wadah
mengembangkan potensi dan spesialisasi yang dimiliki seseorang.
5.
Wadah
mengelola lingkungan besama-sama.
6.
Wadah
mencari keuntungan bersama-sama.
7.
Wadah
menambah pergaulan.
8.
Wadah
memanfaatkan waktu luang.
J.
Pembagian
Kerja
WALI KELAS
|
Ketua
komite
|
Kepala
sekolah
|
Wakil kepala sekolah
|
Kepala
TU
|
BID.
SARPRAS
|
BID.
KURIKULUM
|
BID.
KESISWAAN
|
BID.
HUMAS
|
STAFF BID. KESISWAAN
|
STAFF
BID. HUMAS
|
STAFF BID. KURIKULUM
|
STAFF BID. SARPRAS
|
DAFTAR
PUSTAKA
Fattah, Nanang,
2013, Landasan
Manajemen Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Hikmat, 2011, Manajemen Pendidikan, Bandung:
Pustaka Setia.
Saefullah, 2012, Manajemen Pendidikan
Islam, Bandung: Pustaka Setia.
Usman, Husaini, 2011, Manajemen: Teori, Praktik,
dan Riset Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara.
Wibowo, Agus, 2013,
Manajemen Pendidikan Karakter di Sekolah, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
[1] Saefullah, Manajemen
Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), hlm 22-23
[2] Agus Wibowo, Manajemen
Pendidikan Karakter di Sekolah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), hlm
56.
[3]
Husaini Usman, Manajemen: Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, Cet 3,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm 148-206
[4]
Husaini Usman, Manajemen: Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, Cet 3,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2011),
hlm 176-181.
[5] Saefullah, Manajemen
Pendidikan Islam, hlm 23-25.
[6]
Hikmat, Manajemen Pendidikan, Cet 2, (Bandung: Pustaka
Setia, 2011), hlm 187-190.
[7] Nanang Fattah,
Landasan Manajemen Pendidikan, Cet 12 (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2013), hlm 71-73.
[8]
Husaini Usman, Manajemen: Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, Cet 3,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm 225.
[9] Nanang Fattah,
Landasan Manajemen Pendidikan, Cet 12 (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2013), hlm 73-74.
[10]
Husaini Usman, Manajemen: Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, Cet 3,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm 145.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar