Pendidikan anak menurut kajian ilmu jiwa perkembangan Islam dapat
dimulai sejak dalam kandungan, karena pada hakikatnya pembentukan manusia itu
dimulai sejak dari janin dan ditiupkan padanya ruh (nyawa). Hal inilah yang
secara psikologis dapat diamati perkembangannya, meskipun secara hakiki baru
sebagian saja yang dapat diketahui.
Kata “anak” dalam ungkapan Al-Qur’an disebutkan dengan istilah al-athfal
dengan pengertian anak mulai lahir sampai usia balig. Meskipun anak dalam
kandungan masih abstrak, namun pendidikan itu sudah bisa dimulai dengan melihat
ketertarikannya pada ibu yang mengandungnya (pendidikan prenatal). Sedangkan
secara nyata, pendidikan Islam tentang anak banyak diarahkan pada pendidikan
postnatal (setelah kelahiran).
Untuk melihat periodisasi pendidikan anak secara lebih terperinci,
perlu dikembangkan pandangan para pakar, sebagaimana dinukil oleh Abu Bakar
Ahmadi yang meninjau periodisasi tersebut melalui tiga pendekatan, yaitu
pendekatan biologis, didaktis dan psikologis.
a.
Periodisasi
ditinjau dari pendekatan biologis dengan menukil pendapat Aristoteles dibedakan
menjadi tiga fase, yaitu:
1)
Dimulai
dari lahir sampai umur 7 tahun, fase ini biasanya untuk bermain.
2)
Dimulai
dari 7 tahun sampai 14 tahun, yang dikenal dengan masa pubertas.
3)
Dimulai
dari 14 tahun sampai 20 tahun, yang disebut masa remaja.
b.
Periodisasi
didaktis, menurut Comenius, sesuai dengan jenjang pendidikan yang didasarkan
pada tiga fase, yaitu:
1)
Periode
Scola Materna (mulai lahir, sampai usia 6 tahun), dimana anak hidup di
lingkungan rumah tangga, dan ini juga dikenal dengan istilah madrasat al-umm
(berpendidik pada sang ibu).
2)
Periode
Scola Vernacula (mulai umur 6 tahun sampai 12 tahun). Periode ini juga
dikenal dengan lughat al-umm (anak belajar di sekolah dengan menggunakan
bantuan bahasa ibu).
3)
Periode
Scola Latina (mulai umur 12 tahun sampai 18 tahun). Usia ini mulai
memasuki jenjang akademik.
c.
Periodisasi
psikologis, menurut Kohstam, dapat digolongkan sebagai berikut:
1)
Periode
vital : mulai lahir sampai umur 2 tahun.
2)
Periode
estetik : mulai umur 2 sampai 7 tahun.
3)
Periode
intelektual : mulai umur 7 sampai 20/21 tahun.
4)
Periode
maturasi : mulai usia 20/21 tahun sampai usia dewasa.
Pembagian versi lain menurut Elizabet Hurlock, yang dinukil oleh
Soesilo Windradini, adalah sebagai berikut:
a)
Sebelum
lahir (prenatal), yaitu mulai hamil sampai lahir.
b)
2
minggu setelah lahir (neonatus).
c)
Masa
bayi (mulai 2 minggu pertama sampai 2 tahun).
d)
Masa
TK non kecil (antara usia 2-6 tahun).
e)
Masa
TK non besar/SD (antara 6-12 tahun).
f)
Usia
pubertas (antara usia 10/12-13/14 tahun).
g)
Remaja
awal (usia 14-17 tahun).
h)
Remaja
akhir (usia 17-21 tahun).
i)
Pemuda
awal (usia 21-40 tahun).
j)
Pemuda
pertengahan (usia 40-60 tahun).
k)
Tua
(usia 60-meninggal).
Periodisasi lainnya seperti yang dikemukakan oleh Zaidan, dimana ia
mengklasifikasikannya berdasarkan tinjauan kejiwaan dan pendidikan. Klasifikasi
tersebut ialah:
a)
Periode
qabla al-milad: mulai mengandung sampai lahir.
b)
Periode
al-mahd: setelah lahir sampai 2 minggu pertama dan ditambah usia
menyusui akhir 2 tahun.
c)
Peiode
kanak-kanak awal: usia 3-5 tahun atau usia pra sekolah.
d)
Periode
kanak-kanak pertengahan: usia 6-8 tahun.
e)
Periode
kanak-kanak akhir: usia 9-12 tahun.
Sumber: Miftahul Huda. 2008. Nalar Pendidikan Anak. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar