Senin, 16 Januari 2017

Kisah Abu Jahal

Nama panggilan Abu Jahal adalah Abdul Hakam, nama aslinya adalah Amr’. Dipanggil dengan sebutan Abu Jahal, yang berarti si bodoh atau bapak yang bodoh, karena tidak mampu membedakan yang baik dan benar dengan yang buruk dan salah. Abu Jahal senantiasa memperolokolok Muhammad. Pernah keduanya berkelahi, Abu Jahal kalah dan terkilir lututnya. Dia sangat dendam kepada Muhammad.
Abu Jahal pernah melamar Khadijah binti Khuwailid, tetapi Khadijah menolak lamaran tersebut. Beberapa bulan kemudian, Muhammad meminang Khadijah dan langsung diterima. Hati Abu Jahal makin dengki kepada Muhammad. Setelah orang-orang lemah masuk Islam, Abu Jahal memproklamirkan dirinya sebagai preman kota Mekah. Orang-orang dhuafa yang masuk Islam semua mendapat penyiksaan pedih dari Abu Jahal. Yasir dan istrinya Sumiyyah mendapat siksa sampai syahid di tangan Abu Jahal.
Ayat Al-Qur’an yang turun tentang Abu Jahal bin Hisyam
Ibnu Ishaq berkata, “Seperti yang disampaikan kepadaku, bahwa Abu Jahal bin Hisyam berjumpa dengan Rasulullah saw., kemudian ia berkata kepada beliau, ‘hai Muhammad, Engkau harus berhenti mencela Tuhan kami! Jika tidak, maka kami akan mencela Tuhan yang Engkau sembah!’ Kemudian Allah Swt. menurunkan ayat tentang Abu Jahal:
Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan. (Q.S. Al-An’am/6: 18).
Ibnu Ishaq berkata, “Seperti disebutkan kepadaku, sejak saat itu, Rasulullah berhenti dari memaki tuhan-tuhan mereka.
Kaum Quraisy membujuk Nabi Muhammad saw. untuk turut serta menyembah Tuhan mereka jika Tuhan Nabi Muhammad saw. Ingin disembah. Kemudian Allah Swt menurunkan Surah Al-Kafirun 1-6 menjawab ajakan kaum Quraisy tersebut.
Isra’ Mi’raj terjadi pada 27 Rajab, tahun ke-12 dari kenabian atau 2 tahun sebelum Hijriah. Setelah Isra’ Mi’raj, Rasulullah mengajak manusiaagar percaya kepada kisah perjalanan yang menakjubkan itu. Banyak orangyang tidak percaya, termasuk Abu Jahal.
“Bohong kau Muhammad, bagaimana mungkin dalam satu malam saja kamu bisa ke Baitul Maqdis? Kalau kau benar-benar sampai di sana, coba kau ceritakan apa yang kau lihat dalam perjalanan.”
Muhammad bercerita sesuai dengan yang dilihatnya secara akurat. Orang ramai membenarkan, kecuali segelintir para munafik dan Abu Jahal. “Itu sihir yang nyata!” teriak Abu Jahal. “Itu sihir yang nyata!” teriak Abu Jahal.
Kemudian Abu Jahal dan anak buahnya selalu mengganggu orang orang yang shalat. Mereka sering melemparkan orang-orang yang sedang shalat dengan tahi unta, kotoran kambing, dan sebagainya. Mereka ramai dan sering mengejek orang-orang Islam dan Muhammad saw. Namun, nabi dan pengikutnya tetap bersabar. Mereka tidak melawan orang jahil yang berkelompok itu.
Abu Jahal belum merasa jera. Dia terus mengganggu Muhammad. Bahkan, dia merancang siasat agar Muhammad dibunuh atau diusir dari Mekah. Ketika Muhammad telah hijrah, Abu Jahal berpesta. Dia merasa Dirinya sudah menang dan merasa cukup. Allah berfirman tentang Abu Jahal.
Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, karena dia melihat dirinya serba cukup.” (Qs. Al—‘Alaq:6-7)
Berbagai usaha dalam mencegah penyebaran agama Islam gagal. Abu Jahal makin membenci Rasulullah. Kebenciannya melebihi kebencian Abu Lahab.
Agama Islam makin tersebar. Kemudian, Abu Jahal berkata kepada kaum Quraisy di suatu perhimpunan, “Hai kaumku! Janganlah sekali-kali membiarkan Muhammad menyebarkan ajaran barunya dengan sesuka hatinya. Dia telah menghina agama nenek moyang kita, dia mencela tuhan yang kita sembah. Demi Tuhan, aku berjanji kepada kamu sekalian, bahwa esok aku akan membawa batu ke Masjidil Haram untuk dilemparkan ke kepala Muhammad ketika dia sujud. Selepas itu, terserahlah kepada kamu semua menyerahkan aku kepada keluarganya atau kamu membela aku dari ancaman kaum kerabatnya. Biarlah orang-orang Bani Hasyim bertindak apa yang mereka sukai.”
Hadirin rapat berkata, “Demi Tuhan, kami tidak akan sekali-kali menyerahkan engkau kepada keluarga Muhammad. Teruskan niatmu.” Kaum Quraisy merasa bangga kepada Abu Jahal. Jika Rasulullah meninggal, sejahteralah mereka, pikirnya.
Keesokan harinya, Abu Jahal pergi ke Ka’bah. Karena Rasulullah biasa bersembahyang di situ. Abu Jahal menggenggam batu besar diiringi kaum Quraisy. Dia mengajak kawan-kawannya untuk menyaksikan bagaimana batu itu dihempaskan ke atas kepala Nabi Muhammad saw.
Sepanjang perjalanan Abu Jahal berkhayal. Dia membayangkan bagaimana keadaan Muhammad setelah kepalanya dipukul batu. Dia tersenyum sendirian.
Abu Jahal tiba di pekarangan Masjidil Haram. Dilihatnya Rasulullah hendak mengerjakan shalat. Rasulullah tidak menyadari kehadiran Abu Jahal dan kawannya.
Abu Jahal melihat Rasulullah akan mulai bersembahyang. Dia berjalan mengendap-endap dari arah belakang menuju ke arah Rasulullah. Abu Jahal melangkah dengan berhati-hati. Ia sangat khawatir gerakannya diketahui Rasulullah.
Ketika Abu Jahal menghampiri Rasulullah, tiba-tiba ia mundur secepat kilat. Batu yang dipegang terhempas ke bawah. Wajah Abu Jahal pusat pasi. Teman-temannya keheranan.
Kaki Abu Jahal tidak dapat digerakkan. Ia seolah-olah terpaku ke bumi. Ia tidak dapat melangkahkan kaki walau setapak. Teman-temannya segera menarik Abu Jahal sebelum disadari oleh Rasulullah. Abu Jahal masih terpana dengan kejadian yang dialaminya.
Setelah tersadar, temannya bertanya, “Apakah sebenarnya yang terjadi kepada engkau, Abu Jahal? Mengapa engkau tidak menghempaskan batu itu ke kepala Muhammad ketika dia sedang sujud tadi?”
Akan tetapi, Abu Jahal tetap membisu. Teman-temannya makin keheranan.
Setelah tersadar, Abu Jahal menjelaskan. “Wahai sahabatku! Ketika aku hendak menghampiri Muhammad dan menghempaskan batu itu ke kepalanya, tiba-tiba muncul seekor unta yang besar hendak menendangku.
Aku amat terkejut. Belum pernah aku melihat unta begitu besar seumur hidupku. Jika aku teruskan niatku, niscaya akan matilah aku ditendang oleh unta itu, sebab itulah aku mundur dan membatalkan niatku.”

Teman-teman Abu Jahal merasa kecewa. Penjelasan Abu Jahal dianggap bohong. Karena mereka tidak melihat ada unta. Mereka tidak mempercayai ucapan Abu Jahal tersebut.

2 komentar:

PORTOFOLIO RANGKUMAN TUGAS PEMBATIK LEVEL 4 TAHUN 2023

Tidak terasa perjalanan yang luar biasa hingga sampai pada titik ini. Langkah demi langkah, menyelesaikan tugas demi tugas yang tentunya ber...