1.
Model
Tadzkirah
Sebuah model untuk mengantarkan murid agar senantiasa memupuk,
memelihara dan menumbuhkan rasa keimanan yang telah diilhamkan oleh Allah.
Adapun makna Tadzkirah ialah:
a.
Tnjukkan
teladan
b.
Arahkan
c.
Dorongan
d.
Zakiyah
e.
Kontinuitas
f.
Ingatan
g.
Repetisi
(pengulangan)
h.
Organisasikan
i.
Heart
(sentuhlah hatinya)
2.
Tunjukan
Teladan
Keteladanan dan kecintaan yang kita pancarkan kepada anak, serta
model kedekatan yang kita bina dengannya, akan membawa mereka mempercayai pada
kebenaran perilaku, sikap dan tindakan kita. Maka dengan menabung kedekatan dan
cinta kasih dengan anak, akan memudahkan kita nantinya membawa mereka pada
kebaik-baikkan.
3.
Arahan
(berikan bimbingan)
Bimbingan dan latihan dilakukan secara bertahap dengan melihat
kemampuan yang dimiliki anak untuk kemudian di tingkatkan perlahan-lahan.
Bimbingan akan tepat apabila disesuaikan dengan kemampuan, kebutuhan dan minat.
Bimbingan dengan memberikan nasihat perlu memperhatikan cara-cara sebagai
berikut:
a. Cara memberikan
nasihat lebih penting dibandingkan isi atau pesan nasihat yang akan
disampaikan.
b.
Memelihara
hubungan baik antara orang tua dengan anak, guru dengan murid, karena nasihat
akan mudah diterima bila hubungannya baik.
c.
Memberikan
nasihat seperlunya dan jangan berlebihan.
d.
Berikan
dorongan agar anak bertanggung jawab dan dapat menjalankan isi nasihat.
4.
Dorongan
Motivasi adalah kekuatan yang menjadi pendorong kegiatan individu
untuk melakukan kegiatan mencapai tujuan. Dorongan harus senantiasa diberikan
kepada anak yang ada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan agar tidak lekas
merasa bersalah, rendah diri bahkan frustasi ketika menuai hambatan dan kegagalan.
5.
Zakiyah
(murni, suci dan bersih)
Orang Islam mengukur keutamaan, makna atau keabsahan gagasan dan
tindakan dari sejauhmana keduanya memproses penyucian diri. Dalam hal ini gurur agama
Islam yang mempunyai fungsi dan peran cukup
signifikasn, dituntut untuk senantiasa memasukkan nilai-nilai batiniyah
kepada anak dalam proses pembelajaran.
6.
Kontinuitas
(sebuah proses pembiasaan dalam belajar, bersikap dan berbuat)
Al-Qur’an menjadikan kebiasaan itu sebagai salah satu teknik atau
metode pendidikan. Lalu mengubah seluruh sifat-sifat baik menjadi kebiasaan,
sehingga jiwa dapat menunaikan kebiasaan itu tanpa terlalu payah, tanpa
kehilangan tenaga dan tanpa menemukan banyak kesulitan. Dengan demikian,
kebiasaan yang dipergunakan oleh Al-Qur’an tidak terbatas hanya kebiasaan yang
baik dalam bentuk perbuatan melainkan juga dalam bentuk perasaan dan pikiran.
Mengajarkan sikap lebih pada soalmemberikan teladan, bukan pada
tataran teoritis. Memang untuk mengajarkan anak bersikap seorang guru perlu
memberikan pengetahuan sebagai landasan. Akan tetapi, proses pemberian
pengetahuan ini harus di tindaklanjuti dengan contoh.
7.
Ingatkan
Kegiatan mengingat memiliki dampak yang luar biasa dalam kehidupan.
Ketika kita ingat sesuatu, maka ia akan mengingatkan pula pada
rangkaian-rangkaian yang terkait dengannya. Ingatan bisa muncul karena kita
mempunyai keinginan, kepentingan, harapan, dan kerinduan terhadap apa yang kita
ingat. Kegiatan mengingat juga bisa memicu ide-ide dan kreativitas baru.
8.
Repetition
(pengulangan)
Pendidikan yang efektif dilakukan dengan berulangkali sehingga anak
menjadi mengerti. Pelajaran atau nasihat apapun perlu dilakukan secara
berulang, sehingga mudah dipahami oleh anak. Fungsi utama dari pengulangan
adalah untuk memastikan bahwa siswa memahami persyaratan-persyaratan kemampuan
untuk suatu mata pelajaran. Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam
melakukan pengulangan, diantaranya:
a. Pengulangan
harus mengikuti pemahaman apa yang ingin dicapai dan dapat mempertinggi pencapaian
pemahaman tersebut.
b.
Pengulangan
akan lebih efektif jika siswa mempunyai keinginan untuk belajar tentang apa
yang akan dilatihkan.
c. Pengulangan
harus individual. Latihan harus diorganisasikan sehingga siswa dapat bekerja
secara independen pada tingkatannya sendiri berdasarkan kemampuannya
masing-masing dalam belajar.
d.
Pengulangan
harus sistematis dan spesifik.
e.
Latihan
dan pengulangan harus mengandung latihan-latihan untuk beberapa kemampuan.
f.
Pengulangan
harus diorganisasikan, sehingga guru dan siswa dapat memperoleh umpan baik
dengan cepat.
9.
Organisasikan
Guru harus mampu mengorganisasikan pengetahuan dan pengalaman yang
sudah diperoleh siswa di luar sekolah dengan pengalaman belajar yang
berikutnya.pengorganisasian yang sistematis dapat membantu guru untuk
menyampaikan informasi dan mendapatkan informasi secara tepat. Informasi
tersebut kemudian dijadikan sebagai umpan balik untuk kegiatan belajar yang
sedang dilaksanakan.
Dalam program perancangan dan pelaksanaan pembelajaran diikuti
langkah-langkah strategis sesuai dengan prinsip didaktik, antara lain, dari
mudah ke sulit, dari sederhana ke kompleks, dari kongkrit ke abstrak.
10.
Heart
(hati)
Kekuatan
spiritual terletak pada kelurusan dan kebersihan hati nurani, roh, pikiran,
jiwa, dan emosi. Bahan bakar motif yang paling kuat adalah nilai-nilai, doktrin
dan ideologi. Dengan demikian, maka guru harus mampu mendidik murid dengan
menyertakan nilai-nilai spiritual. Guru harus mampu membangkitkan dan
membimbing kekuatan spiritual yang sudah ada pada muridnya, sehingga hatinya
akan tetap bening.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar