Jumat, 16 September 2016

Model Internalisasi Pendidikan Karakter



1.      Model Tadzkirah
Sebuah model untuk mengantarkan murid agar senantiasa memupuk, memelihara dan menumbuhkan rasa keimanan yang telah diilhamkan oleh Allah. Adapun makna Tadzkirah ialah:
a.       Tnjukkan teladan
b.      Arahkan
c.       Dorongan
d.      Zakiyah
e.       Kontinuitas
f.       Ingatan
g.      Repetisi (pengulangan)
h.      Organisasikan
i.        Heart (sentuhlah hatinya)
2.      Tunjukan Teladan
Keteladanan dan kecintaan yang kita pancarkan kepada anak, serta model kedekatan yang kita bina dengannya, akan membawa mereka mempercayai pada kebenaran perilaku, sikap dan tindakan kita. Maka dengan menabung kedekatan dan cinta kasih dengan anak, akan memudahkan kita nantinya membawa mereka pada kebaik-baikkan.
3.      Arahan (berikan bimbingan)
Bimbingan dan latihan dilakukan secara bertahap dengan melihat kemampuan yang dimiliki anak untuk kemudian di tingkatkan perlahan-lahan. Bimbingan akan tepat apabila disesuaikan dengan kemampuan, kebutuhan dan minat. Bimbingan dengan memberikan nasihat perlu memperhatikan cara-cara sebagai berikut:
a.   Cara memberikan nasihat lebih penting dibandingkan isi atau pesan nasihat yang akan disampaikan.
b.      Memelihara hubungan baik antara orang tua dengan anak, guru dengan murid, karena nasihat akan mudah diterima bila hubungannya baik.
c.       Memberikan nasihat seperlunya dan jangan berlebihan.
d.      Berikan dorongan agar anak bertanggung jawab dan dapat menjalankan isi nasihat.
4.      Dorongan
Motivasi adalah kekuatan yang menjadi pendorong kegiatan individu untuk melakukan kegiatan mencapai tujuan. Dorongan harus senantiasa diberikan kepada anak yang ada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan agar tidak lekas merasa bersalah, rendah diri bahkan frustasi ketika menuai  hambatan dan kegagalan.
5.      Zakiyah (murni, suci dan bersih)
Orang Islam mengukur keutamaan, makna atau keabsahan gagasan dan tindakan dari sejauhmana keduanya memproses  penyucian diri. Dalam hal ini gurur agama Islam yang mempunyai fungsi dan peran cukup  signifikasn, dituntut untuk senantiasa memasukkan nilai-nilai batiniyah kepada anak dalam proses pembelajaran.
6.      Kontinuitas (sebuah proses pembiasaan dalam belajar, bersikap dan berbuat)
Al-Qur’an menjadikan kebiasaan itu sebagai salah satu teknik atau metode pendidikan. Lalu mengubah seluruh sifat-sifat baik menjadi kebiasaan, sehingga jiwa dapat menunaikan kebiasaan itu tanpa terlalu payah, tanpa kehilangan tenaga dan tanpa menemukan banyak kesulitan. Dengan demikian, kebiasaan yang dipergunakan oleh Al-Qur’an tidak terbatas hanya kebiasaan yang baik dalam bentuk perbuatan melainkan juga dalam bentuk perasaan dan pikiran.
Mengajarkan sikap lebih pada soalmemberikan teladan, bukan pada tataran teoritis. Memang untuk mengajarkan anak bersikap seorang guru perlu memberikan pengetahuan sebagai landasan. Akan tetapi, proses pemberian pengetahuan ini harus di tindaklanjuti dengan contoh.
7.      Ingatkan
Kegiatan mengingat memiliki dampak yang luar biasa dalam kehidupan. Ketika kita ingat sesuatu, maka ia akan mengingatkan pula pada rangkaian-rangkaian yang terkait dengannya. Ingatan bisa muncul karena kita mempunyai keinginan, kepentingan, harapan, dan kerinduan terhadap apa yang kita ingat. Kegiatan mengingat juga bisa memicu ide-ide dan kreativitas baru.
8.      Repetition (pengulangan)
Pendidikan yang efektif dilakukan dengan berulangkali sehingga anak menjadi mengerti. Pelajaran atau nasihat apapun perlu dilakukan secara berulang, sehingga mudah dipahami oleh anak. Fungsi utama dari pengulangan adalah untuk memastikan bahwa siswa memahami persyaratan-persyaratan kemampuan untuk suatu mata pelajaran. Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam melakukan pengulangan, diantaranya:
a.   Pengulangan harus mengikuti pemahaman apa yang ingin dicapai dan dapat mempertinggi pencapaian pemahaman tersebut.
b.      Pengulangan akan lebih efektif jika siswa mempunyai keinginan untuk belajar tentang apa yang akan dilatihkan.
c.    Pengulangan harus individual. Latihan harus diorganisasikan sehingga siswa dapat bekerja secara independen pada tingkatannya sendiri berdasarkan kemampuannya masing-masing dalam belajar.
d.      Pengulangan harus sistematis dan spesifik.
e.       Latihan dan pengulangan harus mengandung latihan-latihan untuk beberapa kemampuan.
f.      Pengulangan harus diorganisasikan, sehingga guru dan siswa dapat memperoleh umpan baik dengan cepat.
9.      Organisasikan
Guru harus mampu mengorganisasikan pengetahuan dan pengalaman yang sudah diperoleh siswa di luar sekolah dengan pengalaman belajar yang berikutnya.pengorganisasian yang sistematis dapat membantu guru untuk menyampaikan informasi dan mendapatkan informasi secara tepat. Informasi tersebut kemudian dijadikan sebagai umpan balik untuk kegiatan belajar yang sedang dilaksanakan.
Dalam program perancangan dan pelaksanaan pembelajaran diikuti langkah-langkah strategis sesuai dengan prinsip didaktik, antara lain, dari mudah ke sulit, dari sederhana ke kompleks, dari kongkrit ke abstrak.
10.  Heart (hati)
Kekuatan spiritual terletak pada kelurusan dan kebersihan hati nurani, roh, pikiran, jiwa, dan emosi. Bahan bakar motif yang paling kuat adalah nilai-nilai, doktrin dan ideologi. Dengan demikian, maka guru harus mampu mendidik murid dengan menyertakan nilai-nilai spiritual. Guru harus mampu membangkitkan dan membimbing kekuatan spiritual yang sudah ada pada muridnya, sehingga hatinya akan tetap bening.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PORTOFOLIO RANGKUMAN TUGAS PEMBATIK LEVEL 4 TAHUN 2023

Tidak terasa perjalanan yang luar biasa hingga sampai pada titik ini. Langkah demi langkah, menyelesaikan tugas demi tugas yang tentunya ber...