Seorang pemuda bernama Idris
berjalan menyusuri sungai. Tiba-tiba ia melihat buah delima yang hanyut terbawa
air. Ia ambil buah itu dan tanpa pikir panjang langsung memakannya. Ketika
Idris sudah menghabiskan setengah buah delima itu, baru terpikir olehnya,
apakah yang dimakannya itu halal? Buah delima yang dimakan itu bukan miliknya.
Idris berhenti makan. Ia kemudian
berjalan ke arah yang berlawanan dengan aliran sungai, mencari di mana ada
pohon delima. Sampailah ia di bawah pohon delima yang lebat buahnya, persis di
pinggir sungai. Dia yakin, buah yang dimakannya jatuh dari pohon ini.
Idris lantas mencari tahu siapa
pemilik pohon delima itu, dan bertemulah dia dengan sang pemilik, seorang
lelaki setengah baya. “Saya telah memakan buah delima Anda. Apakah ini halal
buat saya? Apakah Anda mengihlaskannya?” kata Idris.
Orang tua itu, terdiam sebentar,
lalu menatap tajam. “Tidak bisa semudah itu. Kamu harus bekerja menjaga dan
membersihkan kebun saya selama sebulan tanpa gaji,” katanya kepada Idris.
Demi memelihara perutnya dari
makanan yang tidak halal, Idris pun langsung menyanggupinya. Sebulan berlalu
begitu saja. Idris kemudian menemui pemilik kebun.
“Tuan, saya sudah menjaga dan
membersihkan kebun Anda selama sebulan. Apakah Tuan sudah menghalalkan delima
yang sudah saya makan?”
“Tidak bisa, ada satu syarat lagi.
Kamu harus menikahi putri saya; Seorang gadis buta, tuli, bisu dan lumpuh.”
Idris terdiam. Tapi dia harus
memenuhi persyaratan itu. Idris pun dinikahkan dengan gadis yang disebutkan.
Pemilik menikahkan sendiri anak gadisnya dengan disaksikan beberapa orang,
tanpa perantara penghulu.
Setelah akad nikah berlangsung, tuan
pemilik kebun memerintahkan Idris menemui putrinya di kamarnya. Ternyata, bukan
gadis buta, tuli, bisu dan lumpuh yang ditemui, namun seorang gadis cantik yang
nyaris sempurna. Namanya Ruqoyyah.
Sang pemilik kebun tidak rela
melepas Idris begitu saja; Seorang pemuda yang jujur dan menjaga diri dari
makanan yang tidak halal. Ia ambil Idris sebagai menantu, yang kelak memberinya
cucu bernama Syafi’i, seorang ulama besar, guru dan panutan bagi jutaan kaum
muslimin di dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar