Para ahli sejarah sepakat
bahwa Nabi Muhammad SAW tidak pernah memuja berhala, hidup ditengah-tengah
orang Arab yang gemar memuja berhala tidak membuat Nabi Muhammad SAW
ikut-ikutan memuja berhala bahkan beliau membenci berhala-berhala itu dan
kepada agama yang dianut oleh sebagian besar bangsa Arab. Nabi Muhammad SAW
lebih sering mengasingkan diri untuk berfikir tentang alam semesta dan pencipta
alam beserta segenap isinya. Gua Hira’ adalah tempat dimana beliau berkhalwat
hingga menerima wahyu Allah SWT.
A. Kerasulan Nabi Muhammad SAW
Di usia 14 pernikahan Nabi Muhammad SAW dengan Siti
Khatijah, Nabi Muhammad SAW sering menyendiri dan berkhalwat di goa Hira, yaitu
goa yang berada di bukit Nur (jabal Nur) yang terletak di dekat Makkah.
Berkhalwat ini dilakukan Nabi Muhammad SAW dengan khusuk, kadang sampai
beberapa hari baru pulang jika bekal sudah habis. Di sanalah, beliau
menghabiskan waktu selama berhari-hari dan bermalam-malam. Pada malam
bertepatan dengan malam Jum’at tanggal 17 Ramadhan, yaitu ketika beliau sedang
bertafakur di dalam goa Hira dan telah berusia empat puluh tahun, beliau
didatangi malaikat Jibril yang seraya berkata kepadanya: “Bacalah!”, beliau
menjawab: “Saya tidak bisa membaca”. Jibril mengulangi perintah ini untuk kedua
kalinya dan ketiga kalinya. Dan pada yang ketiga kalinya, Jibril berkata
kepadanya Artinya : “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan; Dia Telah menciptakan
manusia dari segumpal darah; Bacalah, dan
Tuhanmulah yang Maha pemurah;Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam; Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya”. (Al ‘Alaq : 1 – 5)
Setelah itu, Jibrilpun meninggalkannya, dan Rasulullah
sudah tidak kuat lagi berada di goa Hira’. Akhirnya beliau pulang ke rumahnya
dan menghampiri Khadijah dengan gemetar sambil berkata: “Selimuti saya!,
selimuti saya!”, maka Khadijah pun menyelimutinya, sehingga rasa takutnya sirna. Lalu
memberitahu Khadijah tentang apa yang telah diperolehnya dan berkata: “Sungguh
saya khawatir terhadap diriku”. Khadijah menanggapinya dan menenangkan serta
meyakinkan Nabi Muhammad SAW: “Sekali-kali tidak, demi Allah, Dia tidak akan
merendahkan dirimu untuk selamanya, karena sesungguhnya engkau adalah orang
yang menyambungkan tali persaudaraan, menanggung beban kesusahan orang lain,
memberi orang yang tak punya, menjamu tamu, dan menolong orang yang menegakkan
kebenaran”. Setelah tenang Siti Khatijah mengajak Nabi Muhammad SAW untuk
menemui saudaranya Waraqah bin Naufal. Di depan Waraqah Nabi Muhammad SAW
menceriterakan semua yang terjadi, kemudian Waraqah membuka kitab Taurat dan
Injil serta berkata “demi Tuhan, yang datang itu adalah Malaikat Jibril yang
pernah datang pada Nabi Musa, baik-baiklah menjaga diri, tabahkan hatimu wahai
Muhammad, kelak engkau akan diangkat menjadi Rasul, jangan takut, tapi
gembiralah menerima wahyu itu”.
Nabi Muhammad SAW telah mendapat wahyu yang pertama dari
Allah SWT dan telah mendapat nasehat dari Waraqah bin Naufal. Beberapa malam
Nabi Muhammad SAW telah siap menerima wahyu kembali, tetapi wahyu tersebut
tidak kunjung datang. Pada malam ke-40 barulah wahyu kedua turun, waktu itu
Nabi sedang berjalan-jalan ke suatu tempat. Tiba-tiba mendengar suara : “ya Muhammad, engkau benar
utusan Allah”. Nabi merasa takut mendengar suara itu, beliau segera kembali ke
rumah menyuruh Siti Khatijah menyelimutinya, suara tadi terdengar lagi dengan
jelas dan semakin dekat Jibril mendatanginya sambil duduk di atas kursi antara
bumi dan langit, lalu turunlah ayat Artinya : “ Hai orang yang berkemul (berselimut); Bangunlah, lalu berilah peringatan!; Dan Tuhanmu agungkanlah!; Dan pakaianmu bersihkanlah; Dan perbuatan dosa tinggalkanlah.” (QS. Al Mudatsir : 1 – 5).
Mulai saat inilah Muhammad telah diangkat oleh Allah SWT
menjadi Rasul. Tugas baru telah datang, yaitu menyebarkan agama Islam kepada
seluruh umat manusia, setelah itu wahyu pun turun terus-menerus dan
berkelanjutan.Nabi memulai dakwahnya, Khadijah masuk Islam dan bersaksi atas
keesaan Allah dan kenabian suaminya yang mulia. Sehingga, ia adalah orang yang
pertama kali masuk Islam. Kemudian, sebagai balas budi pada pamannya, Abu
Thalib yang mengasuh dan menjaganya sejak kepergian ibunda dan kakeknya,
Rasulullah memilih Ali dari sekian banyak putranya itu, untuk dididik di
sisinya dan ditanggung nafkahnya. Dalam kondisi seperti ini, hati Alipun
terbuka dan akhirnya masuk Islam. Setelah itu, barulah Zaid bin Haritsah,
seorang budak yang telah dimerdekakan oleh Khadijah menyusul masuk Islam.
Rasulullah juga bercerita kepada teman akrabnya, Abu Bakar, maka iapun beriman
dan membenarkannya, tanpa ada keraguan kemudian Abu Bakar mengajak teman
seperdagangannya mereka menyambut dengan baik, di antar mereka yang kemudian
masuk Islam adalah Utsman bin Affan, Zubair bin Awwan, Sa’ad bin Abi Waqas,
Thalhah bin Ubaidillah dan Abdurrahman bin Auf.
Selanjutnya, Rasulullah
berdakwah secara sembunyi-sembunyi (sir) yang beliau lakukan selama tiga tahun.
Dikatakan secara sembunyi-sembunyi disini, mengingat tempat para sahabat,
pengikutnya, dan orang-orang yang mereka ajak masuk Islam tersebut bersifat
sangat rahasia. Ketika itu Nabi Muhammad SAW mendapat pengikut sekitar 30
orang, mereka mendapat sebutan “Assabiqunal Awwalu” artinya orang yang pertama
kali masuk Islam. Sudah banyak yang beriman kepada Rasulullah, namun mereka
masih menyembunyikan keIslaman mereka. Karena jika satu saja urusan mereka
terungkap, maka ia akan menghadapi berbagai siksaan keras dari kaum kafir
Quraisy hingga ia murtad (keluar) dari agama Islam.
B. Dakwah secara terang-terangan
Setelah Rasulullah berdakwah secara rahasia selama tiga
tahun, lalu Allah menurunkan ayat Artinya : “Maka sampaikanlah olehmu secara
terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari
orang-orang yang musyrik”. (QS. Al Hijr : 94)
Sesudah ayat di atas turun mulailah Nabi Muhammad SAW
menyeru ke segenap lapisan manusia kepada agama Islam secara terang-terangan,
baik dari golongan bangsawan maupun lapisan hamba sahaya begitu juga kaum
kerabat beliau sendiri atau orang-orang yang jauh. Pada
suatu hari, Rasulullah berdiri di atas bukit Shafa memanggil suku Quraisy,
hingga orang-orangpun mengerumuninya. Di antara mereka, terdapat pamannya, Abu
Lahab, seorang tokoh Quraisy yang paling memusuhi Allah dan Rasul-Nya. Tatkala
orang-orang telah berkumpul, beliau bersabda: “Bagaimana pendapat kalian,
seandainya saya memberitahu kalian bahwa di balik gunung ini ada musuh yang
menanti kalian, apakah kalian mempercayai saya?”, mereka menjawab: “Yang
terlintas di hati kami tentang anda adalah kejujuran dan amanah”, beliau lalu
bersabda: “Saya adalah orang yang memberi peringatan kepada kalian bahwa di
hadapan kalian ada siksa yang maha berat”. Kemudian Rasulullah mengajak mereka
untuk menyembah Allah dan meninggalkan berhala yang selama ini mereka sembah.
Abu Lahab langsung keluar dari kerumunan orang-orang dan berkata: “Celakalah
kamu!, apakah karena ini kamu mengumpulkan kami?”. Setelah kejadian ini, Allah
menurunkan surah Al-Lahab.
Dan Nabi
tetap melanjutkan dakwah dan memulai secara terang-terangan di tempat-tempat
mereka berkumpul, dan mengajak mereka masuk agama Islam, bahkan beliau
melakukan shalat di sisi Ka’bah. Orang – orang kafir yang tidak suka dengan
ajaran Islam semakin membenci ajaran yang dibawa Nabi Muhammad SAW, sementara
itu, penyiksaan orang-orang kafir terhadap kaum muslimin semakin bertambah,
sebagaimana yang dialami yasir dan Sumaiyah yang akhirnya mati syahid, juga
Ammar, putra mereka. Bahkan, Sumaiyah adalah wanita pertama dalam Islam yang
mati syahid disebabkan oleh penyiksaan.
Begitu
pula siksaan yang ditimpakan Umayyah bin Khalaf dan Abu Jahal kepada Bilal bin
Rabah. Sebelumnya, Bilal masuk Islam melalui perantara Abu Bakar. Suatu ketika
Umayyah memergokinya, lalu ia pun menimpakan berbagai macam siksaan agar Bilal
mau meninggalkan Islam. Namun, Bilal menolak dan tetap berpegang teguh pada
agama Islam. Lalu Umayyah membawa Bilal keluar kota Makkah dalam keadaan
terikat rantai. Setelah tubuhnya ditelentangkan di atas pasir-pasir yang
membara, diletakkan batu besar di atas dadanya, untuk kemudian Umayyah beserta
para pengikutnya menghujaninya dengan cambukan. Namun, Bilal berkali-kali hanya
mengucapkan Ahad, Ahad, (Yang Maha Esa), hingga akhirnya Abu Bakar melihatnya.
Dengan seketika itu, Abu Bakar membelinya dari Umayyah dan memerdekakannya di
jalan Allah.
Diantara
hikmah dari berbagai penyiksaan ini, Rasulullah melarang kaum muslimin
mengumumkan keIslaman mereka, sebagaimana yang beliau lakukan ketika berkumpul
bersama mereka dengan cara diam-diam. Karena seandainya beliau berkumpul
bersama mereka secara terang-terangan, maka kaum musyrikin pasti menghalangi
beliau dalam menyampaikan pengajaran dan petunjuk kepada kaum muslimin. Bahkan
hal ini bisa jadi akan mendatangkan bentrokan di antara dua kelompok. Dan sudah
diketahui, bahwa bentrokan ini bisa mengakibatkan kehancuran dan kebinasan kaum
muslimin, mengingat sedikitnya jumlah mereka. Oleh karenanya, hikmah yang
paling nyata disini adalah mereka harus masuk Islam secara sembunyi-sembunyi.
Lain halnya dengan Rasulullah beliau tetap berdakwah dan beribadah secara
terang-terangan di hadapan orang-orang musyrik, sekalipun beliau menerima
siksaan dari kaum kafir Quraisy. Ada beberapa Faktor yang mendorong kaum Quraisy
menentang seruan Islam yaitu :
1.
Persaingan berebut kekuasaan,
kaum Quraisy tidak dapat membenakan mana kenabian dan mana kekuasaan, mereka
mengira bahwa tunduk pada Nabi Muhammad SAW
berarti pada kekuasan Bani Abdul Mutholib.
2.
Adanya kesamaan hak antara kaum bangsawan dengan rakyat biasa, tradisi sosial bangsa Arab mengenal kasta, tiap-tiap manusia
digolongkan ke dalam kasta-kasta, padahal seruan Nabi Muhammad SAW memberikan
hak yang sama kepada setiap manusia, karena itu kasta bangsawan dari kaum
Quraisy enggan menganut agama Islam.
3.
Takut akan hari pembangkitan,
agama Islam mengajarkan bahwa setelah hari kiamat semua manusia akan
dibangkitkan dari kuburnya, orang yang berbuat baik akan mendapat balasan yang
baik sedangkan yang berbuat buruk akan mendapat siksaan. Kaum Quraisy tidak
dapat menerima agama yang mengajarkan bahwa manusia akanhidup kembali sesudah
mati.
4.
Taklid kepada ajaran nenek moyang, kaum Quraisy merasa berat untuk meninggalkan agama nenek moyang
mereka dan mengikuti agama baru tersebut.
5.
Faktor ekonomi, inilah
yang menyebabkan kaum Quraisy enggan meyakini Islam, kerena dalam agama Islam
tidak diperbolehkan menyembah berhala, padahal membuat patung adalah sebagai
salah satu mata pencaharian mereka.
C. Kaum Muslimin Hijrah ke Negeri Habsyi
Berkenaan dengan siksaan demi siksaan yang terus menerus
dilakukan kaum musyrikin kepada orang-orang yang masuk Islam, terutama
orang-orang lemah. Mereka sangat menderita karena penderitaan mereka inilah
maka Rasulullah meminta para sahabatnya untuk hijrah ke Habsyi demi
menyelamatkan agama mereka di sisi raja Najasyi, Rasulullah tahu bahwa Raja
Habsyi sangat adil dan tak pernah menganiaya kaum muslimin akan aman disana,
terutama keamanan sebagian besar kaum muslimin yang mengkhawatirkan diri dan
keluarga mereka dari kaum Quraisy. Dan peristiwa ini tepatnya menjadi pada
tahun kelima dari masa kenabian.
Lalu berhijrahlah rombongan pertama kaum muslimin yang berjumlah kurang lebih 10
orang laki-laki dan 4 orang perempuan, pada tahun ke 5 bulan ke tujuh kenabian.
Dilanjutkan dengan rombongan hijrah
kedua keseluruhannya berjumlah 83 orang laki-laki dan 18 orang perempuan. Di
antara mereka terdapat Utsman bin Affan beserta isterinya, Ruqayah binti
Muhammad, Zubeir bin Awwan, Abdurrahman bin Auf, Ja’far bin Abu Tholib sebagai
pemimpin rombongan dan lain-lain. Orang-orang ini mendapat sambutan yang baik dan penghormatan
dari Raja Najasyi. Namun orang-orang
Quraisy berusaha merusak kedudukan mereka di Habsyi. Maka mereka mengirim
utusan dipimpin Abdullah bin Abi Rabi’ah dan Amr bin ’Ash serta memberi hadiah
untuk raja dan memintanya agar menyerahkan kaum muslimin kepada mereka. Mereka mengatakan kepada raja bahwa kaum muslimin
menjelek-jelekkan Isa dan ibundanya. Tatkala raja Najasyi menanyakan hal
tersebut kepada kaum muslimin, dan merekapun menjelaskan pandangan Islam
tentang Isa dengan sebenar-benarnya, maka raja mengamankan mereka dan menolak
untuk menyerahkan mereka kepada orang-orang Quraisy. Tidak hanya itu kaum Quraisy juga melakukan blokade ekonomi
terhadap kaum muslimin, yang digantungkan di dinding Ka’bah, yang berisi :
1.
Memutuskan hubungan dengan seluruh keluarga
Nabi Muhammad SAW dari keturunan Bani Hasyim dan Bani Mutholib.
2.
Dilarang nikah atau dinikah oleh keluarga
tersebut
3.
Dilarang berjual-beli dengan keluarga tersebut
Pada tahun yang sama, di Bulan Ramadhan, Nabi keluar ke
tanah suci Haram. Di sana telah berkumpul sekelompok besar kaum Quraisy, lalu
beliau berdiri di antara mereka. Namun tiba-tiba beliau membaca surat an-Najm,
padahal orang-orang kafir belum pernah mendengarkan kalam Allah, mengingat
sebelumnya mereka selalu berwasiat agar tidak mendengar ucapan Rasulullah
sedikitpun. Ketika beliau mengejutkan mereka dengan surat ini, dan mengetuk
telinga mereka dengan kalam Ilahi yang sangat menarik ini satu persatu dari
mereka tetap ditempatnya mendengarkan kalam Ilahi tersebut. Di hati mereka
tidak terlintas apapun selain kalam Ilahi ini, sampai ketika beliau membaca
ayat Artinya
: “Maka bersujudlah kepada Allah dan sembahlah (Dia). (QS. Al Jumu’ah : 62)
merekapun bersujud. Setiap
orang tidak dapat menguasai dirinya untuk tidak tersungkur bersujud. Dari sini,
maka berdatangan celaan yang terus-menerus dari setiap orang musyrik yang tidak
menyaksikan peristiwa tersebut. Ketika itu, mereka mendustakan Rasulullah dan
berkata bahwa beliau telah memuji berhala-berhala mereka. Mereka juga berkata
bahwa syafaat berhala-berhala tersebut sangat diharapkan. Mereka melakukan
kebohongan besar ini sebagai alasan dari tindakan sujud mereka tadi.
D. Hamzah dan Umar bin Khathab Masuk Islam
Pada waktu Nabi Muhammad SAW melaksanakan dakwah Islam
kepada kaum Quraisy yang menentang dengan keras dakwah beliau, ada dua tokoh
Quraisy yang masuk Islam mereka adalah Hamzah bin Abdul Mutholib dan Umar bin
Khathab. Dengan masuknya kedua tokoh Quraisy ini merupakan kekuatan besar bagi
kaum muslimin dan harapan akanadanya kemenangan semakin bertambah. Umar bin
Khathab telah dijulukinya Rasulullah dengan al-Faruq, karena Allah telah
memisahkan antara yang haq dan yang bathil karenanya. Beberapa hari setelah
keIslamannya, Umar berkata kepada Rasulullah: “Wahai Rasulullah, bukankah kita
di atas kebenaran?” Beliau mejawab: “Memang demikian’. Umar berkata: “Kalau
begitu untuk apa kita bersembunyi dan menutup diri?” Setelah itu, Rasulullah
bersama kaum muslimin yang ada di Darul Arqom membentuk dua barisan. Satu
barisan dipimpin Hamzah bin Abdul Muthalib dan barisan lainnya dipimpinn Umar
bin Khattab bergerak menuju jalan-jalan di kota Makkah dalam gerakan yang
menggambarkan kekuatan dalam perjalanan dakwah, dan sekaligus memulai dakwah
secara terang-terangan.
Secara terus-menerus, kaum Quraisy berusaha memerangi
dakwah ini dengan berbagai macam cara; menyiksa, menganiaya, mengintimidasi,
dan membujuk. Namun, semua itu tidak menghasilkan apapun, selain justru
menambah keteguhan mereka terhadap agama Islam dan menambah jumlah orang-orang
yang beriman. Inilah pemikiran kaum Quraisy untuk memunculkan cara baru, yaitu
menulis sebuah lembaran (perjanjian) yang ditanda tangani oleh mereka semua,
dan digantung di Ka’bah untuk mengembargo kaum muslimin dan Bani Hasyim.
Embargo ini berlaku di semua aspek; tidak boleh terjadi transaksi jual beli,
pernikahan, tolong-menolong, dan bergaul dengan mereka. Kaum muslimin terpaksa
keluar dari kota Makkah menuju ke salah satu celah gunung di Makkah yang
bernama celah gunung Abu Thalib. Di sana kaum muslimin sangat menderita, mereka
merasakan kelaparan dan berbagai macam kesulitan. Orang-orang yang mampu di
antara mereka menyumbang sebagian harta mereka, bahkan Khadijah menyumbang
semua hartanya. Wabah penyakit melanda mereka yang menyebabkan kematian
sebagian mereka. Namun demikian, mereka dapat bertahan dan bersabar, tidak ada
seorangpun dari mereka yang mundur. Embargo ini terus berlangsung selama tiga
tahun. Kemudian sekelompok pembesar Quraisy yang memiliki hubungan kekerabatan
dengan beberapa orang Bani Hasyim berusaha mencabut isi lembaran di atas, dan
mengumumkan pada khalayak ramai. Ketika mengeluarkan lembaran, mereka
menemukannya telah termakan oleh rayap, tidak ada yang tersisa kecuali satu
sisi kecil yang diatasnya tertulis lafadz bismika allahumma (dengan
menyebut nama-Mu, ya Allah). Akhirnya, krisispun sirna dan kaum muslimin
beserta Bani Hasyim kembali ke kota Makkah. Namun kaum Quraisy tetap pada sikap
mereka yang bengis dalam memerangi kaum muslimin.
E. Amul Huzni AtauTahun Duka Cita
Dakwah Nabi Muhammad SAW telah berlangsung lebih kurang
10 tahun, beliau kehilangan dua orang yang menjadi tulang punggung dalam
melaksanakan tugasnya menyiarkan agama Islam, yaitu Abu Tholib pamannya dan
Siti Khatijah isterinya. Abu
Tholib menjadi perisai yang melindungi dan memelihara Nabi Muhammad SAW dengan
segala kekuatan dan ketabahan hati yang dimilikinya. Penyakit keras telah
menjulur ke seluruh tubuh Abu Thalib, dan ia tidak dapat meninggalkan tempat
tidur. Tak lama kemudian ia menderita sakaratul maut. Ketika itu
Rasulullah berada di sisi kepalanya mengharap agar ia mau mengucapkan kalimat la
ilaha illallah sebelum kematiannya. Namun teman-teman buruknya yang juga
berada di sisinya, termasuk tokoh mereka Abu Jahal, mencegahnya dengan berkata
kepadanya: “Jangan tinggalkan agama leluhurmu”. Akhirnya iapun meninggal dalam
keadaan musyrik. Maka kesedihan Rasulullah atasnya semakin berlipat ganda
karena beliau telah ditinggalkannya sebelum pamannya memeluk agama Islam. Namun
pantas untuk dicatat saat Abu Tholib sakaratul
maut beluai mengucap “ aku telah
yakin bahwa agama Muhammad adalah agama yang paling baik “ beberapa ahli
sejarah mengambil kesimpulan bahwa Abu Tholib telah menganut agama Islam dengan
tidak memperlihatkan secara terus terang.
Dan lima
minggu kemudian setelah kematian Abu Thalib, Siti Khadijah meninggal dunia.
Selama 25 tahun Siti Khatijah menemani Nabi Muhammad SAW, Khatijah menjadi
mendamping dan pendukung misi dakwah Rasulullah, sehingga Rasulullah semakin
merasakan duka yang sangat pedih . Sementara itu cobaan yang ditimpakan oleh
kaumnya kepada beliau setelah kematian Abu Thalib dan isterinya, Khadijah,
justru semakin berat. Dengan meningglnya dua orang ini kaum Quraisy semakin
menekan Nabi Muhammad SAW dengan menyakitinya secara fisik, menghina dan
melecehkan Rasulullah.
F.
Hijrah ke Thaif
Puncak dari sikap permusuhan kaum Quraisy semakin kritis.
Dalam kondisi ini timbul keinginan dari Nabi Muhammad SAW untuk berlindung ke,
dengan harapan masyarakat Thaif berkenan mendengan dakwah Islam. Dan perjalanan
ke Thaif ini sebenarnya tidaklah mudah, mengingat sulitnya jalan yang
disebabkan gunung-gunung yang tinggi yang mengelilinginya Akhirnya Beliau
sampai di Thaif bersama Zaid bin Tsabit.
Akan tetapi, setiap kesulitan itu menjadi mudah bila berada di jalan Allah.
Selama sepuluh hari tinggal di Thaif Nabi menyampaikan seruan tauhid meskipun
ada yang mau menerima dakwah Islam, akan tetapi penduduk Thaif justru banyak
yang menolak beliau dengan penolakan yang lebih buruk.
Mereka menyuruh anak-anak kecil untuk melempari beliau
dengan batu, sehingga kedua tumit beliau berdarah. Akhirnya, beliau kembali
melalui jalan semula menuju Makkah dalam keadaan sedih dan susah. Lalu Jibril
bersama malaikat gunung menghampirinya. Jibril memanggil beliau dan berkata:
“Sesungguhnya Allah telah mengutus kepadamu malaikat gunung untuk kamu suruh
sesuai keinginanmu”. Setelah itu malaikat gunung berkata: “Hai Muhammad, jika
kamu mau, aku akan meruntuhkan kedua benda keras ini (maksudnya, dua gunung
yang mengelilingi Makkah) di atas mereka”. Nabi menjawab: “Justru saya
mengharap agar Allah mengeluarkan dari keturunan mereka, orang yang mau
menyembah Allah Yang Maha Esa, yang tidak ada sekutu bagi-Nya”.
Diantara beberapa debat yang dilancarkan kaum musyrikin
terhadap Rasulullah adalah mereka menuntut beberapa mukjizat tertentu darinya
dengan tujuan menundukkan beliau, dan hal ini terjadi berulang kali. Pernah
suatu kali, mereka meminta agar beliau dapat membelah bulan menjadi dua, lalu
beliau memohon kepada Allah, untuk kemudian memperlihatkan kepada mereka. Kaum
Quraisy menyaksikan mukjizat ini untuk waktu yang lama, tapi mereka tetap saja
tidak beriman. Bahkan, mereka mengatakan: “Muhammad telah bermain sihir di
hadapan kami”. Lalu seseorang berkata: “Kalaupun toh Muhammad mampu menyihir
kalian, namun ia tidak akan mampu menyihir semua orang. Oleh karena itu, mari
kita tunggu orang-orang yang sedang bepergian”. Tak lama kemudian, orang-orang
yang sedang bepergian itu datang dan kaum Quraisy menanyai mereka. Lalu mereka
pun menjawab: “Benar kami telah melihatnya”. Namun demikian kaum Quraisy tetap
saja pada kekafiran mereka. Peristiwa terbelahnya bulan ini, seakan-akan
sebagai pembuka bagi sesuatu yang lebih besar darinya, yaitu peristiwa Isra’
Mi’raj.
G. Isra’ Mi’raj
Kata
“Isra” artinya perjalanan malam, menurut istilah Isra adalah perjalanan Nabi
Muhammad SAW pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil ‘Aqsha . ‘Mi’raj”
berrati naik atau menuju keatas, menurut istilah Mi’raj adalah naiknya Nabi
Muhammad SAW dari Masjidil ‘Aqsha menuju ke al Arsy ( sidrotul munthaha ) untuk
menghadap Allah SWT. Isra’ Mi’raj adalah
pertolongan dari Allah SWT untuk Nabi yang mulia ini. Pada malam kedua puluh
tujuh Rajab dari tahun kesepuluh masa kenabian, ketika Rasulullah tertidur, tiba-tiba
Jibril mendatangi beliau dengan membawa Buraq, yang dapat berlari kencang
laksana kilat, lalu Jibril menaikkan beliau di atas Buraq ini yang kemudian
dari sana beliau dinaikkan ke langit dan melihat tanda-tanda kebesaran Allah
SWT yang agung.
Perjalanan
Nabi Muhammad SAW dengan Malaikat Jibril
yang pertama menuju Masjidil Aqsha di Palestina, selama perjalanan
mereka singgah di lima tempa :
1.
Kota
Yatsrib, sekarang disebut Madinah al Munawarah.
2.
Kota
Madyan, yaitu tempat persembunyian Nabi Musa as ketika dikejar tentara Fir’aun.
3.
Thursina, yaitu tempat Nabi Musa menerima kitab Taurat
4.
Bethlehem, yaitu tempat kelahiran Nabi Isa as
5.
Masjidil Aqsha di Pelestina, yaitu tempat yang dituju
dalam perjalanan malam tersebut.
Pada setiap persinggahan Nabi Muhammad SAW selalu
melakukan shalat dua rakaat. Nabi Muhammad SAW juga disuguhi dua buah gelas
yang berisi susu dan arak, Nabi Muhammad SAW mengambil sebuah gelas yang berisi
susu, kemudian Malaikat Jibril mengucapkan selamat kepada Nabi Muhammad SAW
karena beliau telah memilik yang baik bagi dirinya dan umatnya.
Setelah menjadi imam shalat Rasulullah SAW bersama
Malaikat Jibril menuju Sidratul munthaha untuk menghadap Allah SWT. Dalam
perjalanan menuju sidrotul munthaha Nabi Muhammad SAW dan Malikat Jibril singgah
di tujuh lapis langit yaitu :
1.
Langit pertama, Rasulullah SAW bertemu dengan Nabi Adam
2.
Langit kedua, Rasulullah SAW bertemu dengan Nabi Yahya
dan Nabi Ishaq
3.
Langit ketiga, Rasulullah SAW bertemu dengan Nabi Yusuf
4.
Langit keempat, Rasulullah SAW bertemu dengan Nabi Idris
5.
Langit kelima, Rasulullah SAW bertemu dengan Harun
6.
Langit keenam, Rasulullah SAW bertemu dengan Nabi Musa
7.
Langit ketujuh, Rasulullah SAW bertemu dengan Nabi
Ibrahim
Setelah melewati tujuh lapis langit tersebut Rasulullah
SAW diajak ke Baitul Makmur tempat
para melaksanakan thawaf. Kemudian Rasulullah SAW naik menuju sidratul munthaha
dan dalam perjalanan ini malaikat Jibril tidak ikut serta.
Nabi Muhammad SAW bertemu Allah SWT, dalam pertemuan
tersebut Allha SWT memerintahkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk melaksanakan
shlat sebanyak lim puluh waktu.ketika hendak turun nabi Muhammad SAW bertemu
dengan nabi Musa AS dan diceriterakanlah apa yang telah diperintahkan Allha SWT
kepada Nabi Muhammad SAW, nabi Musa menyuruh Rasulullah SAW untuk kembali
menghadap Allah SWT untuk memohon keringanan perintah shalat, Allah SWT memberi
keringanan kepada nabi Muhammad SAW menjadi lia (5) waktu untuk setiap harinya.
Dan Allah SWT menjanjikan pahala yang sama bagi umat nabi Muhammad SAW seperti
melaksanakan shalat 50 waktu.
H. Tamsil dan Hikmah Isra’ Mi’raj
1.
Tamsil Isra’
a.
Nabi Muhammad SAW melihat orang yang memotong padi
(panen) terus menerus, beliau bertanya
kepada Jibril, siapakah mereka itu ? Jibril menjawab; mereka itu adalah umatmu
yang gemar beramal jariah yang kemudian mereka terus menerus memetik pahalanya
dari Allah SWT
b.
Nabi Muhammad SAW melihat orang yang memukul kepalanya
terus menerus, lantas beliau bertanya pada Jibril ”siapakah mereka itu ya
Jibril ?. dijawabnya mereka itu ibarat umatmu yang enggan bershalat, yang kelak
sangat menyesal dengan memukul kepalanya sendiri terus menerus sekalipun terasa
sakit olehnya
c.
Nabi Muhammad SAW melihat kuburan yang sangat harum
baunya, lalu beliau bertanya ”apakah itu ya Jibril ? jawabnya, itu kuburan
Masithoh dan anaknya. Dia mati karena disiksa dengan digodok oleh Fir’aun
kareba ia mempertahankan imannya kepada Allah SWT
d.
Nabi Muhammad SAW melihat orang yang dihadapannya ada dua
buah hidangan, sebelah kanannya makanan lezat dan sebelah kirinya makanan
busuk,orang itu dengan lahapnya memilih makanan busuk. Rasulullah bertanya :
”Ya, Jibril siapakah mereka itu ?”. Jibril menjawab : ”Ya, Rasulullah,itu
bagaikan umatmu yang suka membiarkan nafsunya memilih pekerjaan yang buruk dan
dosa daripada beramal baik dan berpahala”.
2.
Tamsil Mi’raj
Nabi Muhammad SAW melihat orang yang gagah perkasa, orang
itu menengok dan melihat ke kirimerasa sedih dan menangis tersedu sedu, tetapi
bila menengok dan melihat ke kanan dia berseri seri gembira dan tersenyum
senyum. Nabi bertanya : Siapakah orang itu, ya Jibril?”, jawab Jibril :”Ya
Rasulullah dia itu bapakmu yang pertama yaitu nabi Adam AS. Bila beliau melihat
ke kiri sedih, karena melihat anak cucunya di dunia berbuat jahat dan dosa.
Sebaliknya, bila menengok ke kanan merasa gembira, karena melihat anak cucunya
di dunia yang berbuat baik dan beramal shaleh”.
3.
Hikmah Isra’ Mi’raj
Isra’ Mi’raj mempunyai hikmah diantaranya yaitu sebagai
berikut :
a.
Menghilangkan perasaan sedih dan gundah dalam diri Nabi
Muhammad SAW yang disebabkan oleh pembelanya yang utama yaitu, pamannya Abu
Thalib dan isterinya siti Khadijah. Allah SWT ingin meyakinkan utusan-Nya itu
bahwa kebenaran dan keyakinan yang dibawanya tidak akan dapat dikalahkan oleh
siapapun.
b.
Allah SWT hendak memperlihatkan ke-Maha KuasaNya kepada
Nabi Muhammad SAW agar ia tetap yakin bahwa Allah akan tetap menolongnya dalam
menghadapi musuh musuh yang menghalangi dan membendung dakwah islam.
c.
Allah SWT mempertemukan dan memperkenalkan Nabi Muhammad
SAW dengan para Nabi dan Rasul terdahulu agar dapat menambah semangat dan
keyakinannya.
d.
Allah SWT memperlihatkan kepada Nabi Muhammad SAW bekas
bekas kejayaan bangsa bangsa terdahulu yang hancur karena kedurhakaannya kepada
Allah SWT dan RasulNya.
e.
Menguji para pengikut Nabi Muhammad SAW apakah mereka itu
beriman kepada agama yang selama ini sudah dianutnya, sekalipun akal dan
pikiran mereka belum dapat mengerti dan memahami kejadian tersebut.
f.
Nabi Muhammad SAW dapat bertemu langsung kepada Allah
SWT.
g.
Allah SWT Menyampaikan perintah melakukan sholat lima
waktu kepada Nabi dan umatNya.
I.
Perbedaan Ke-Rasulan Muhammad Dengan Rasul-Rasul Sebelumnya.
Perbedaan pokok antara ke Rosulan Muhammad dengan
Rosul-rosul yang lain dapat disimpulan atas lima hal ialah :
1.
Rosulullah
Muhammad diutus untuk seluruh umat manusia, sedangkan Rosul-Rosul lain hanya
untuk kaumnya saja.
2.
Muhammad
diutus Rosulullah untuk memperbaiki dan menyempurnakan aqidah dan akhlaq
seluruh umat manusia di dunia. Hal ini disebabkan karena Muhammad sebagai Rosul
yang terakhir penutup dari Rosul-rosul sebelumnya.
3.
Rosul-Rosul
sebelumnya oleh Allah diutus hanya untuk memperbaiki aqidah dan akhlaq kaumnya
saja, seperti Nabi Musa untuk kaum Luth, Nabi Ibrahim untuk bangsa Ibrani dan
Nabi Isa untuk bangsa Israil.
4.
Pengajaran
yang dibawa Muhammad berlaku untuk sepanjang masa sampai hari Kiamat, sedangkan
pengajaran Rosul-Rosul sebelum Muhammad hanya berlaku pada saat tertentu saja.
5.
Muhammad
sebagai Rosulullah dilengkapi dengan sifat dan akhlaq yang mulia sehingga
menjadi contoh tauladan bagi kehidupan manusia.
6.
Sejak
sebelum Muhammad diangkat sebagai Rosulullah beliau telah dilengkapi Allah
dengan sifat-sifat yang mulia yang diperlukan bagi seorang pemimpin manusia.
7.
Semua
sifat baik dan mulia terkumpul dalam diri Muhammad, sehingga beliau disebut
sebagai “Uswatun Hasanah” karena memiliki akhlaq yang besar.
8.
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rosulullah itu suri tauladan
yang baik bagimu.”
9.
“Dan
sesungguhnya Kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.”
10. Muhammad telah memberikan contoh tauladan yang paling sempurnabagi manusia
dalam segala kehidupan dan berlaku sepanjang masa.
11. Keagungan dan kemuliaan akhlaq Muhammad didasarkan kepada ajaran-jaran
Allah yang dibawanya.
12. Kepada manusia dijelaskan bahwa kebahagiaan hidup seorang tergantung kepada
usaha sendiri, oleh karena itu hendaknya manusia berusaha mencari kebahagiaan
di dunia seolah akan hidup selamanya dan emncapai kebahagiaan akhirat seolah
akan mati besok. Hendaklah dipakai akal pikiran untuk menerima sesuatu dan
berusaha mencari ilmu setinggi-tingginya agar dapat mengetahui rahasia alam
semesta ciptaan Allah.
13. Muhammad dilengkapi dengan kecakapan-kecakapan tertentu sehingga sanggup
menjadi pemimpin masyarakat, dan negara.
14. Berdasarkan ajaran-ajaran Allah yang diterima, dan kecakapan-kecakapan yang
dimiliki, Rosulullah telah dapat menegakkan pokok-pokok dasar susunan
masyarakat yang lengkap baik dalam segi soaial, politik, ekonomi kenegaraan
maupun dalam segi agama dan kehidupan beragama.
15. Bangsa Arab yangsemula hidup dalam alam kejahilan telah diubah menjadi
bangsa yang maju dan disenangi bangsa lain, bangsa yangs emula hina dan tidak
dikenal menjadi umat yang terhina ke seluruh dunia. Umat yang semula
pecah-pecah dan senantiasa berperang, menjadi umat yang kokoh kuat persatuannya
dalam ikatan persaudaraan seagama yang erat.
16. Muhammad telah memanfaatkan kekuatan-kekuatan batinnya untuk mengantar
manusia hidup dalam kebahagiaan yaitu : ilmu yang dalam dan luas, kemauan yang
kuat tiada mengenal putus asa, serta perikemanusiaan dan kesusilaan yang agung
dan tinggi.
17. Muhammad menyampaikan ajaran-ajaran yang lengkap dan sempurna dalam segi
agama dan kehidupan sosial.
18. Dalam bidang agama telah diajarkan tiga pokok tiang agama yaitu aqidah,
akhlaq dan amal sholeh/kemasyarakatan.
Sesuai dengan kondisi masyarakat dan perintah Allah, maka
Rosulullah menggunakan taktik dan strategi da’wah melalui tahap-tahap sebagai
berikut :
1.
Tahap sembunyi-sembunyi
Pada permulaan da’wahnya Rosulullah mempergunakan sistem
sembunyi-sembunyi, sebab ketika itu pengikutnya baru beberapa orang, sedang
keimanan dan keislaman mereka baru dalam tahap permulaan atau tahap dasar.
Materi da’wah baru dalam tahap dasar pula dalam bidang
akidah dan akhlaq meliputi : Meng-Esakan Allah, mensucikan dan membersihkan
jiwa dan hati, menguatkan persatuan dan meleburkan kepentingan jamaah. Kepada
musuh-musuh Islam Rosulullah menghindari dari permusuhan dan pertentangan
fisik.
Tahap sembunyi-sembunyi ini berlangsung selama tiga tahun
semenjak ke-Rosulan Muhammad. Pengikutnya baru beberapa kaum kerabat
Rosulullah, pemuka-pemuka Quraisy, dan beberapa orang bekas hamba sahaya yang
dimerdekakan. Semuanya berjumlah 40 orang laki-laki dan wanita.
Merekalah yang menjadi tulang punggung penegak Islam,
sebagai pelopor dan penganjur Islam yang disebut ”As Sabiqunal Awwalun.”
2.
Tahap terang-terangan
Pada tahun kempat setelah turun wahyu pertama Rosulullah
mulai menyampaikan da’wahnya secara terang-terangan. Tahap ini dimulai setelah
turun wahyu yang memerintahkan untuk berda’wah secara terang-terangan dan
menyatakan kebenaran ajaran Islam, serta meninggalkan kemusyrikan, yaitu
penyembahan berhala. Artinya : ”Maka
sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan
(kepada-mu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.” (QS. Al Hijr : 94)
Setelah wahyu itu turun Rosulullah mengundang semua
golongan kaum Quraisy untuk mendengarkan da’wahnya di etngah padang di kaki
bukit Safa. Tiap kaum dari suku Quraisy
hadir beserta tokoh-tokohnya termasuk Abu Lahab paman Rasulullah.
Kemudian Rosulullah mengajak memasuki agama Allah dan
meninggalkan agama berhala. Mendengar ajakan ini maka kaum Quraisy bersikap
sinis dan bahkan mencemoohkan Rosulullah dengan ucapan-ucapan keji.
Pada saat lain di suatu pertemuan keluarga Bani Hasyim
Rosulullah menunjukkan tentang kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
Rosulullah kembali dicemooh oleh Abu Lahab, dan hanya Ali bin Abi Thalib yang
bersedia menolong Rosulullah.
Sejak saat itulah timbul rasa kurang senang dan benci
dalam hati kaum Quraisy kepada Rosulullah dan mulailah mereka berusaha untuk
menghalangi dan merintangi da’wah Rosulullah.
Tahap terang-terangan ini berlangsung terus selama
ke-Rosulan Muhammad sampai wafatnya, sehingga Islam berkembang luas di seluruh
jazirah Arab dan negeri-negeri sekitarnya.
3.
Hambatan-hambatan yang dialami
Sebelum Muhammad menjadi Rosulullah ia sangat dicintai
kaumnya karena kejujuran dan kehalusan budi pekertinya. Akan tetapi setelah
Muhammad diangkat menjadi Rasul dan menyeru mereka kepada agama Allah beliaupun
dibenci dan dimusuhi kaum Quraisy.
Tindakan-tindakan kaum Quraisy yang menghambat dan
menghalangi da’wah Rosulullah itu antara lain :
a.
Penghinaan dan siksaan terhadap Rosulullah; Rosulullah dihina sebagai orang gila, tukang sihir, anak celaka, dan
lain-lain sebutan penghinan. Pernah dilempari kotoran domba, rumahnya
dilempari sampah dan kotoran, di depan pintu rumahnya diletakkan duri yang
tajam dan tindakan-tindakan lain yang sangat menyakitkan.
b.
Ancaman dan siksaan kepada para pengikut
Rosulullah; Bilal seorang bekas hamba yang mausk Islam
dijemur di panas terik matahari sambil dilempar batu, ayah dan ibu Ammar bin Yasir dibunuh dan
ditusuk jantungnya oleh Abu Jahal, Zanirah dicungkil matanya sampai buta,
Chibab terbelah dua badannya lantaran diseret dua ekor unta yang berlawanan
arah.
c.
Bujukan harta, kedudukan dan wanita ; Utbah bin Rabi’ah diutus kaum Quraisy membujuk Rosulullah dengan harta
seberapa dia minta, mereka bersedia menjadikan Rosulullah sebagai kepala atua
raja, atau menyediakan wanita tercantik di seluruh Arab, asalkan Rosulullah
menghentikan kegiatannya menyiarkan agama Islam. Usaha-usaha kaum Quraisy yang lain berupa : permintaan berganti-ganti
menyembah Tuhan dan berhala, mengancam Abu Thalib paman Rosul, meminta Muhammad
ditukar dengan pemuda lain, melarang orang Quraisy mendengar Al Qur’an.
d.
Kaum Quraisy mengasingkan dan memboikot Bani
Hasyim dan Bani Muthalib serta Kaum Quraisy dilarang menikah, berjual beli,
membantu dan menolong keluarga Bani Hasyim dan Bani Abdul Muthalib. Pelanggar ketentuan tersebut diancam hukuman berat. Pengasingan ini tidakdicabut
sebelum Muhammad diserahkan kepada kaum Quraisy. Akibatnya banyak pengikut
Rosulullah yang menderita kelaparan. Di antara hal-hal yang menyebabkan kaum
Quraisy menghalangi da’wah Rosulullah adalah sebagai berikut :
1)
Mereka khawatir akan kehilangan kekuasaannya sebagai
penguasa kota Makkah dan bangsa Arab. Dengan hilangnya kekuasaan mereka lenyap
pulalah pengaruh mereka yang sangat besar di kalangan bangsa Arab.
2)
Mereka tidak menyetujui penghapusan diskriminasi sosial,
yang mempersamakan bangsawan dengan rakyat jelata dan hamba sahaya.
3)
Mereka takut adanya pembalasan pada hari Kiamat, karena
perbuatan-perbuatan semena-mena selama ini akan dibalas pada Hari Akhir nanti.
4)
Mereka tidak mau meninggalkan adat dan tradisi nenek
moyangnya seperti berjudi, minum-minuman keras, dan kebisaaan-kebisaaan buruk
lainnya.
5)
Mereka tidak mau kehilangan mata pencaharian dari
penjualan arca-arca dan berhala. Dengan tiadanya arca-arca Ka’bah, habis
pulalah pengunjung Ka’bah yang datang dari seluruh negeri Arab,dan habis
pulalah penghasilan kaum Quraisy sebagai penguasa Ka’bah.
Hal-hal di atas itulah yang menjadikan kaum Quraisy
berusaha sekuat tenaga dengan berbagai cara untuk menghentikan kegiatan da’wah
Muhammad.
4.
Pertumbuhan Islam pada periode Makkah.
Seperti telah diuraikan terdahulu bahwa pada periode
permulaan di Makkah telah beriman
sekitar 40 orang dari penduduk Makkah yang mula-mula beriman yaitu sebagai
berikut :
a.
Dari keluarga dekat dan sahabat Rosulullah yaitu Siti Khadijah,
Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Haritsah dan Abu Bakar.
b.
Dari pemuda-pemuda Quraisy sejumlah 15 orang, diantaranya
Usman bin Affan, Abdurrahman bin Auf, Saad bin Abi Waqas, Zubeir biN Awwan,
Thalhah bin Ubaidillah, Ubaidah bin Harits dan Ja’far bin Abi Thalib.
c.
Dari bekas hamba sahaya antara lain : Bilal, Amar,
Zanirah dan Khibab.
d.
Dari pahlawan-pahlawan Quraisy yaitu Umar bin Khattab dan
Hamzah bin Abdul Muthalib.
e.
Dari lain-lain : Ummu Habibah anak Abu Sufyan, Rukaiyah
putra Rosulullah, Fathimah dan suaminya. Sa’id bin Zaid, Na’im bin Abdillah dan
lain-lain.
Wahyu yang disampaikan oleh Rosulullah menjadi penggerak
untuk menegakkan kebudayaan Islam. Ayat 1-5 Surat Al Alaq mendorong muslimin
menuntut ilmu pengetahuan dan dengan ilmu pengetahuan itu mereka mempelajari
dan mendalami ajaran-ajaran Islam mengenai aqidah, syariah dan akhlak. Dan dari keindahan ushub dan bahasa serta isi dari
ayat-ayat Al Qur’an inilah, maka bangsa Arab sangat tertarik dan terpesona,
sehingga seorang demi seorang menyatakan diri mengikuti ajaran Islam.
Pada periode Makkah
pertumbuhan Islam baru dalam tahap pengumpulan pengikut dan pemantapan aqidah
dan akhlaq kaum muslim. Perluasan daerah kekuasaan Islam belum dapat
dilaksanakan. Pada periode ini justru Rosulullah menghindar diri dari
permusuhan dan pertentangan dengan kaum Quraisy.
amt mmbantu,.....tq
BalasHapusterimakash kunjungannya
HapusTerimakasih
BalasHapus