A. Materi Konsep
1. Peta konsep

2.
Materi Inti
Islam sesungguhnya lebih dari sekedar sebuah agama, ia adalah
suatu peradaban yang sempurna. Karena
yang menjadi pokok kekuatan dan sebab timbulnya kebudayaan adalah agama Islam,
maka kebudayaan yang ditimbulkan dinamakan kebudayaan atau peradaban. Islam.
Sebelum kedatangan Islam, bangsa Arab sudah memiliki peradaban tersendiri. Berikut
ini adalah penjelasan tentang agama dan peradaban bangsa Arab sebelum Islam.
a. Peradaban Bangsa
Arab Sebelum Islam
1)
Sistem Peribadatan Bangsa Quraisy
Sebelum Islam, Pada permulaanya bangsa Arab Quraisy telah
mengikuti dan meyakini ajaran agama Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail yaitu agama
Hanifiyah, “hanif” artinya benar dan lurus. Karena itu sejak dulu,
ajaran tauhid sudah mengakar di hati masyarakat Arab. Pembauran dan pergaulan
dengan bangsa lain mempengaruhi kepercayaan mereka, tetapi seiring berjalannya
waktu, ajaran tersebut mengalami perubahan, penambahan dan pengurangan yang
dilakukan oleh para pengikutnya yang tidak bertanggung jawab.
Kemudian muncul berbagai ajaran yang meragukan dan akhirnya
jatuh menjadi penyembah berhala yang dibawa oleh Amr bin Luay al Khuzai. Pada
masa jahiliyah orang Arab Quraisy banyak yang menyembah berhala atau
patung-patung yang mereka buat sendiri dari batu, kayu dan logam. Menurut Ibnu
Kalbi yang menyebabkan bangsa Arab menyembah berhala dan batu, ialah barang siapa
yang meninggalkan kota Mekkah harus membawa batu yang diambil dari batu-batu
yang ada di tanah Haram Ka’bah. Hal itu mereka lakukan dengan maksud untuk
menghormati tanah Haram dan untuk memperlihatkan cinta mereka terhadap kota Mekkah.
Kemudian di setiap tempat persinggahan, mereka meletakan batu itu dan bertawaf
mengelilinginya seperti mengelilingi Ka’bah. Proses ini berlangsung terus
menerus dan akhirnya mereka menyembah apa yang mereka sukai dan yakini.
Bangsa Arab mulai
menyembah berhala ketika Ka’bah berada di bawah kekuasaan Jurhum. Pasukan yang
dipimpin oleh Amr bin Luay al Khuzai dari keturunan Khuza’ah datang ke Mekkah
dan berhasil mengalahkan Jurhum. Kemudian Amr bin Luay al Khuzai meletakkan
sebuah berhala besar bernama Hubal yang terbuat dari batu akik berwarna merah
berbentuk patung manusia, yang ditempatkan di sisi Ka’bah. Kemudian ia menyeru kepada
penduduk Hijaz supaya menyembah berhala itu. Di samping itu banyak lagi
berhala-berhala yang lain seperti al-Latta tempatnya di Thaif, menurut Tsaqif (penduduk
Thaif) al-Latta ini adalah berhala yang paling tua. Al-’Uzza tempatnya di Hejaz
kedudukannya sesudah Hubal, Manath, tempatnya di dekat kota Madinah Manath ini
dimuliakan oleh penduduk Yatsrib.
Beberapa bentuk pemujaan
yang dianut oleh bangsa Arab sebelum datangnya agama Islam:
1. Menyembah Malaikat, di
antara bangsa Arab ada yang menyembah berhala dan menuhankan Malaikat. Di kota Mekkah ada
sebagian bangsa Arab yang menganggap bahwa Malaikat itu adalah putera-puteri
Tuhan
2. Menyembah jin, ruh dan hantu sebagian bangsa Arab yang
menyembah hantu, jin dan ruh-ruh leluhur mereka atau menganggap batu-batu
sebagai makluk yang terhormat. Bahkan di suatu tempat jin yang terkenal dengan nama
”Darahim” mereka selalu mengorbankan binatang-binatang di tempat itu agar
selamat dan terhindar dari segala bencana.
3. Menyembah bintang-bintang, yang dimaksud bintang-bintang
adalah matahari, bulan dan bintang-bintang yang gemerlap cahayanya pada malam hari,
mereka menganggap bintang-bintang tersebut diberikan kekuasaan penuh oleh Tuhan
untuk mengatur alam ini.
4. Menyembah berhala, sebagian bangsa Arab menyembah berhala
atau arca arca yang terbuat dari batu, kayu dan logam yang mereka buat sendiri
dan dengan selera mereka sendiri uantuk kemudian mereka sembah.
5. Agama Yahudi dan Nasrani (Kristen), agama Yahudi mulai masuk
ke Jazirah Arab tahun 1491 SM, mula – mula di Mesir pada zaman Nabi Musa as.
Sedangkan agama Nasrani (Kristen) masuk ke Jazirah Arab kira-kira
abad ke-4 M, agama Nasrani berkembang di Jazirah Arab karena mendapat bantuan dari
kerajaan Romawi dan Habsyi. Sebelum Islam, orang-orang Arab Quraisy juga banyak
percaya pada takhayul, antara lain:
1. Di dalam setiap perut orang ada ular, perasaan lapar timbul
karena ular menggigit usus manusia.
2. Mereka biasa mengenakan cincin dari tembaga atau besi, dengan
keyakinan untuk menambah kekuatan.
3. Bila mereka mengharapkan turun hujan, mereka mengikatkan
rumput kering pada ekor kambing.
2) Keadaan Sosial Masyarakat
Quraisy Sebelum Islam
Keadaan sosial ekonomi masyarakat Arab sangat dipengaruhi oleh
kondisi dan letak geografisnya. Bagian tengah Jazirah Arab terdiri dari tanah
pegunungan yang tandus. Oleh sebab itu banyak penduduk yang hidupnya tidak
menetap, mereka tinggal di pedalaman, yaitu masyarakat Badui, yang mata
pencahariannya beternak. Mereka berpindah pindah dari satu lembah ke lembah
yang lain mencari rumput untuk hewan ternaknya. Bidang pertanian dikerjakan
oleh suku-suku yang bertempat tinggal di daerah-daerah subur, terutama mereka
yang mendiami daerah subur di sekitar oase seperti Thaif . Di tempat ini mereka
menanam buah buahan dan sayur-sayuran.
Masyarakat Arab yang tinggal diperkotaan biasanya mereka
berdagang. Mereka dinamakan Ahlul Hadhar, kehidupan sosial ekonomi
mereka sangat ditentukan oleh keahlian mereka dalam perdagangan. Oleh karena
itu, bangsa Arab Quraisy sangat terkenal dalam dunia perdagangan. Mereka
melakukan perjalanan dagang pada dua musim dalam setahun, yaitu ke Negara Syam
pada musim panas dan ke Yaman pada musim dingin. Di kota Mekkah terdapat pusat
perdagangan, yaitu pasar Ukaz, yang dibuka pada bulan- bulan tertentu, seperti
Zulqa’dah, Zulhijjah, dan Muharram. Dalam bidang sosial politik, masyarakat
Arab pada masa jahiliyah tidak memiliki sistem pemerintahan yang mapan dan
teratur. Mereka hanya mempunyai pemimpin yang disebut Syeikh atau Amir,
yang mengurusi persoalan mereka dalam masalah perang, pembagian harta dalam
pertempuran tertentu. Di luar itu seorang Syeikh tidak berkuasa atau tidak berhak
mengatur anggota kabilahnya.
Di samping itu, bangsa Arab sebelum Islam juga telah mampu
mengembangkan ilmu pengetahuan. Hal ini misalnya dapat dilihat dari berbagai
ilmu pengetahuan yang berkembang di dalam kehidupan masyarakat Arab pada waktu
itu. Di antara ilmu pengetahuan yang mereka kembangkan adalah astronomi, yang ditemukan
oleh orang-orang Babilonia. Mereka ini pindah ke negeri Arab pada waktu negara
mereka diserang oleh bangsa Persia. Dari mereka inilah bangsa Arab belajar banyak
ilmu astronomi. Tata sosial bangsa Arab sebelum Islam terkenal pemberani di
dalam membela pendirian. Mereka tidak mau mengubah pendirian serta tata cara
hidup yang sudah menjadi kebiasaannya, tidak mau mengalah, namun ada sisi
kebiasaan yang baik yaitu suka menghormati dan memuliakan tamu.
Moral dan perilaku sangat rusak sehingga mereka disebut kaum
jahiliyah “yang bodoh”. Berjudi minum minuman keras dilakukan secara
bersama-sama, bahkan tak jarang mereka merampok sehingga sering menimbulkan
peperangan antar suku. Yang lebih buruk lagi moralnya adalah adanya suku Arab
yang mengubur bayi perempuan mereka secara hidup-hidup, mereka beranggapan
bahwa anak perempuan itu tidak berguna dan hanya menyusahkan orang tua. Oleh
karena itu mereka merasa terhina apabila mempunyai anak perempuan. Di antara
suku yang melakukan perbuatan keji dan tak berperi kemanusiaan itu adalah suku
bani Tamim dan suku bani Asad. Dalam bidang bahasa dan seni bahasa, orang-orang
Arab pada masa pra Islam sangat maju. Bahasa mereka sangat indah dan kaya.
Syair-syair mereka sangat banyak. Dalam lingkungan mereka seorang penyair
sangat dihormati. Tiap tahun di Pasar ‘Ukaz diadakan deklamasi sajak
yang sangat luas. Selain ‘Ukaz masih ada pasar yang dijadikan tempat
berkumpulnya para penyair yaitu pasar Majinnah dan Zul Majaz.
Salah satu dari pengaruh syair pada bangsa Arab ialah bahwa syair itu dapat
meninggikan derajat seorang yang tadinya hina atau sebaliknya menghinakan
seseorang yang tadinya terhormat. Satu-satunya alat publisistik yang amat luas
lapangannya yaitu Khithabah.
Di samping sebagai penyair, orang-orang Arab Jahiliyah juga
sangat fasih berpidato dengan bahasa yang indah dan bersemangat. Para ahli
pidato pada saat itu mereka mendapat derajat tinggi seperti para penyair. Salah
satu kelaziman dalam masyarakat Arab Jahiliyah adalah mengadakan majelis atau
nadwah sebagai sarana untuk mendeklamasikan sajak, bertanding pidato, tukar
menukar berita dan lain sebagainya. Seperti: Nadi Quraisy dan Darun
Nadwah yang berdiri di samping Ka’bah sebagian dari dakwah mereka. Begitulah
seorang ahli sejarah Islam, Ahmad Amin seorang sejarahwan islam memberi
definisi tentang kata-kata Arab Jahiliyah yaitu orang-orang Arab sebelum Islam
yang membangkang kepada kebenaran. Mereka terus melawan kebenaran, sekalipun
telah diketahui bahwa itu benar. Jadi jahiliyah bukanlah Jahl yang
berarti bodoh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar