Kamis, 08 Januari 2015

DINASTI ABBASIYAH



A.    LATAR BELAKANG TERBENTUKNYA DINASTI ABBASIYAH
Berdirinya bani abbasiyah dikarenakan pada masa pemerintahan Bani Umaiyyah pada khalifah Hisyam ibn abdi al-Malik muncullah kekuatan baru yang menjadi tantangan berat bagi pemerintahan bani umayyah. Kekuatan itu berasal dari kalangan bani hasyim yang dipelopori keturunan al-Abbas ibn abd al-muthalib. Gerakan ini menghimpun
a. Bani alawiyah pemimpinnya Abu Salamah
b. Bani Abbasiyah pemimpinnya Ibrahim al-AIman
c. Keturunan bangsa Persia pemimpinnya Abu Muslim al-Khurasany, mereka memusatkan kegiatannya di khurasan.
Gerakan ini mendapat dukungan penuh dari golongan syiah dan kaum mawali yang merasa di kelas duakan oleh pemerintahan bani umayyah. Pada waktu itu ada beberapa factor yang menyebabkan dinasti umayyah lemah dan membawanya kepada kehancuran, akhirnya pada tahun 132 H (750 M) tumbanglah daulah umayyah dengan terbunuhnya khalifah terakhir yaitu Marwan bin Muhammad dan pada tahun itu berdirilah kekuasaan dinasti bani abbas atau khalifah abbasiyah karena para pendiri dan penguasa dinasti ini keturunan al-Abbas paman Nabi Muhammad Saw., dinasti abbasiyah didirikan oleh Abdullah ibn al-Abbas. Kekuasaannya berlangsung dalam rentang waktu yang panjang dari tahun 132 H sampai dengan 656 H. selama berkuasa pola pemerintahan yang diterapkan berbeda-beda sesuai dengan perubahan politik, social dan budaya.
B.     Tokoh-tokoh yang Berperan dalam Pembentukan Dinasti Abbasiyah
·         Ali bin Abdullah
Namanya Ali bin Abdullah bin Abbas bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdul Manaf Al-Quraisi. Ia termasuk keturunan Hasyim, suku quraisy sama halnya dengan Rasulullah SAW. Karena anak sepupu nabi, ia merasa paling berhak memegang kekuasaan setelah khurafaurasyidin.
Untuk melancarkan upayanya, ia pun mendidikdua belas orang kader dai yang telah di beri pendidikan dan pelatihan. Untuk mendapatkan dukungan dan simpati masyarakat luas, ia meminta kepada para kadernya untuk menyebarluaskan gerakan mendukung keluarga Nabi Muhammad SAW yang telah diperlakukan tidak adil oleh Bani Umayyah. Dalam tengah usahanya ia telah wafat dan diteruskan oleh putranya, Muhammad bin Ali.
·         Muhammad bin Ali
Kematian Ali bin Abdullah menyalakan semangat Muhammad bin Ali untuk meneruskan cita-citanya. Selain menggandeng kaum mawali ia pun bekerjasama dengan kaum Syi’ah yang menyimpan dendam terhadap Daulah Bani Umayyah.
Pimpinan kaum Mawali, Abu Muslim Al-khurasani, menyatakan dukungannya terhadap Muhammad Aliuntuk menggulingkan kekuasaan Umayyah. Dengan bergabungnya beberapa kelompok oposisi, kekuatan Abbasiyah untuk menggulingkan Umayyah semakin kuat, namun sayang Muhammad bin Ali pun wafat sebelum cita-citanya terwujud.
·         Ibrahim Bin Muhammad
Ibrahim bin Muhammad yang bercita-cita melanjutkan perjuangan ayah dan kakeknya giat melancarkan propaganda anti pemerintahan Umayyah. Dengan bantuan Abu Muslim Al-Khurasani yang menguasai kaum mawali di khurasan, Ibrahim telah menguasai beberapa kota yaitu khurasan, kufah, mekah, dan madinah.
Di anggap senbagai pemberontak oleh pemerintah Umayyah, ahirnya ia pun ditangkap oleh pasukan Umayyah dan ia terbunuh.
·         Abu Abbas As-Safah
Ia adalah adik dari Ibrahim bin Muhammad. Abu Abas As-Safah merupakan salah  yang paling berperan dalam pembentukan Daulah Bani Abbas. Bersama adiknya, Abu Ja’far Al-mansyur dan di bantu oleh panglima khurasan yang pemberani. Abu Muslim, merekamenghancurkan kekuatan Umayyah yang terahir hingga mampu membunuh khalifah Marwan. Abu Abas adalah seorang khalifah abbasiyah pertama. Ia di nobatkan sebagai khalifah setelah berhasil memenangkan melawan Umayyah. Nama aslinya adalah Abdullah bin Muhammad  bin Ali bin Abdullah bin Abbas. Nama As-safah berarti ‘haus darah’ adalah gelar yang diberikannya karena kebijakannya selaku khalifah pertama Dinasti Abbasiyah.
·         Abu Ja’far Al-Mansyur
Abu Ja’far Al-manshur adalah saudara Abu Abbas As-Safah. Ia tarmasuk salah  pendiri Daulah Abbasiyah. Bersama Abu Abbas dan Abu Muslim Al-Khurasani, ia memimpin pasukan melakukan pemberontakan terhadap penguasa Bani Umayyah hingga berhasil di bunuh dan digulingkan kekuasaannya. Ia adalah seorang politikus ulung, panglima perkasa dan pemberani, dan orang yang teguh pendirian. Karena jasanya yang sangat besar terhadap pembentukan Daulah Bani Abbasiyah, ia pantas dijuluki “bapak dinasti Bani Abbas”.
·         Abu Muslim Al-Khurasani
Ia adalah pemimpin gerakan agama dan politik di Khurasan, Persia (Iran) yang paling berjasa kepada Bani Abbas dalam usaha menumbangkan Dinasti Bani Umayyah. Nama aslinya adalah Abdurrahman bin Muslim, akrab dengan panggilan Abu Muslim. Al-Khurasani dinisbahkan kepada daerah Khurasan. Perannya dalam pembentukan Dinasti Bani Abas, sebagaimana telah diterangkan terdahulu, adalah membantu Ibrahim bin Muhammad bin Ali Al-Abasy dan menyebarkan propaganda anti-Bani Umayyah. Ia berhasil menarik simpati masyarakat Khurasan, bahkan para tuan tanah daerah itu, untuk bergabung dengan Bani Abbasdalam rangka menumbangkan Bani Umayyah. Namun sayang dengan pengorbanannya yang besar malah dib alas dengan pembunuhan atas dirinya oleh khalifah kedua Bani Abbas yaitu Abu Ja’far Al-Manshur.
C.     Kemajuan Dibidang Ilmu Pengetahuan
1.    Kemajuan di bidang Ilmu Pengetahuan
·         Kemajuan di bidang Ilmu Agama
Ilmu agama yang dimaksud disini adalah ilmu-ilmu yang muncul ditengah-tengah suasana hidup keislaman berkaitan dengan agama dan bahasa Al Qur’an. Ilmu agama telah berkembang sejak masa Dinasti Umayyah. Namun, pada masa Dinasti Abbasiyah ia mengalami perkembangan dan kemajuan yang luar biasa. Masa ini melahirkan ulama-ulama besar dan karya-karya yang agung dalam berbagai bidang ilmu agama.
Ø  Ilmu Tafsir
      Pada masa Abbasiyah ini ilmu tafsir mengalami perkembangan yang sangat pesat dengan dilakukannya penafsiran secara sistematis, berangkai dan menyeluruh serta terpisah dari hadis. Pada masa ini muncul berbagai aliran dengan tafsirnya masing-masing, seperti Ahlussunah, Syiah, dan Mu’tazilah. Pada masa ini corak tafsir ada dua macam, yaitu: Pertama, Tafsir Bi Al Ma’tsur, yaitu penafsiran al quran berdasarkan sanad dan periwayaatan Al Quran. Tokohnya adalah Al Subhi (w.127 H) Muqatil Bin Sulaiman (w.150 H) dan Muhammad Bin Ishaq. Kedua,  Tafsir Bi Al Ro’yi, yaitu penafsiran berdasarkan ijtihad.  Tokohnya adalah Abu Bakar Al Asham (w 240 H) dan Abu Muslim Al Asfahani (w. 322 H).
Ø  Ilmu Hadis
Pada masa Abbasiyah, kegiatan dalam bidang pengkodifikasian hadis dilakukan dengan giat sebagai kelanjutan dari usaha para ulama sebelumnya. Pengkodifikasian hadis sebelum masa Abbasiyah dilakukan tanpa mengadakan penyaringan, sehingga bercampur antara hadis nabi dan yang bukan dari nabi. Maka para ulama islam pada masa ini berusaha semaksimal mungkin untuk menyaring hadis-hadis Rasulullah agar diterima sebagai sumber hukum.
Penyaringan hadis diadakan dengan melakukan  kritik terhadap sanad hadis. Metode kritik inilah yang merupakan dasar munculnya kualitas hadis shohih, hasan, dhaif.
Para ulama yang terkenal adalah Imam Bukhari, Abu Muslim Al Jajjaj, Ibnu Majjah, Abu Daud, Al Turmudzi, dan Al Nasai. Karya mereka dikenal dengan nama Ak Kutub As Sittah.
Ø  Ilmu Kalam
Ilmu Kalam lahir karena dorongan untuk membela islam dengan pemikiran-pemikiran filsafat dari serangan orang kristen yahudi yang mempergunakan senjata filsafat, dan untuk memecahkan persoalan agama dengan kemampuan pikiran dan ilmu pengetahuan. Pada masa ini muncul ulama-ulama besar dibidang ilmu kalam, yaitu Abi Huzail Al Allaf Al Baqilani, Al Juwaini, Al Ghozali dan Al Maturidi.
Ø  Ilmu Fikih
Pada masa ini terdapat 4 imam madzhab yang ulung ketika masa itu. Mereka adalah Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’i dan Imam Ahmad Bin Hanbal.
·         Kemajuan Ilmu Umum
Ø  Filsafat
Filsafat muncul sebagai hasil integrasi antara islam dengan kebudayaan klasik Yunani yang terdapat di Mesir, Suria dan Persia, dan mulai berkembang pada masa Khalifah Harun Al Rasyid dan Al Ma’mun. Tokoh filosof muslim yang tekenal adalah Ya’kub bin Ishaq al Kindi.
Ø  Kedokteran
Pada masa ini ilmu kedokteran telah mencapai puncak tertinggi yang melhirkan dokter yang terkenal, yaitu Yuhannah bin Musawaih (w. 242 H). Pada masa ini telah banyak buku-buku kedokteran, karangan dalam bentuk ensiklopedi yang diterjemahkan dalam bahasa latin, dan sebagainya.
Ø  Astronomi
Astronomi islam yang terkenal pada masa ini adalah al Fazzari yang pertama kali menyusun atrolaber (Alat yang dahulu dipakai sebagai pengukur tinggi bintang), Al Fargani yang telah mengarang ringkasan ilmu astronomi yang kemudian diterjemahkan kedalam bahasa latin.
Ø  Ilmu Pasti / Matematika
Ilmu ini dibawa oleh ilmuan india pada masa khalifah Mansur dalam buku Sindahind, dan diterjemahkan oleh al Fazzari, yang memperkenalkan sistim angka Arab dan angka nol yang kemudian dikembangkan lagi oleh Al Khawarizmi dan habash yang memuat tabel angka-angka dan kemudian menyusun buku tentang berhitung dan aljabar. Karya yang terkenal adalah Hisab Aljabar wa Al Mukabalah.
Ø  Geografi
Pada masa Abbasiyah Perlawatan Kaum muslimin telah sampai ke India, Srilangka, Malaysia, Indonesia, Cina, dan lain lain. Dari perjalanan tersebut kaum muslimin berusaha melukiskan selengkapnya ihwal negeri-negeri yang dilihatnya sehingga melahirkan geografi islam ternama. Mereka adalah Ibn Khardazabah dengan karyanya al Masalik wa al Mamalik, ibn Al Haik dengan karyanya al Ikli, dan sebagainya.
D.    Masa Pemerintahan Bani Abbasiyah
a.       Periode Pertama (132 H/750 M - 232 H/847 M), disebut periode pengaruh Persia pertama.
  1. Periode Kedua (232 H/847 M - 334 H/945 M), disebut masa pengaruh Turki pertama.
  2. Periode Ketiga (334 H/945 M - 447 H/1055 M), masa kekuasaan dinasti Buwaih dalam pemerintahan khalifah Abbasiyah. Periode ini disebut juga masa pengaruh Persia kedua.
  3. Periode Keempat (447 H/1055 M – 590 H/1194 M), masa kekuasaan dinasti Bani Seljuk dalam pemerintahan khalifah Abbasiyah, biasanya disebut juga dengan masa pengaruh Turki kedua.
  4. Periode Kelima (590 H/1194 M – 656 H/1258 M), masa khalifah bebas dari pengaruh dinasti lain, tetapi kekuasaannya hanya efektif di sekitar kotaBagdad.
Pada periode pertama, pemerintah Bani Abbas mencapai masa keemasannya. Secara politis, para khalifah merupakan pusat kekuasaan politik dan agama sekaligus. Periode ini berhasil menyiapkan landasan bagi perkembangan filsafat dan ilmu pengetahuan dalam islam. Setelah periode ini berakhir, pemerintahan Bani Abbas mulai menurun dalam bidang politik.
Masa pemerintahan Abu Al-Abbas, pendiri dinasti ini, sangat singkat yaitu dari tahun 750 M sampai 754 M. Pembina dari daulat Abbasiyah adalah Abu Ja’far Al-Manshur (754-775 M). Dia dengan keras menghadapi lawannya dari Bani Ummayah, Khawarij, dan juga Syi’ah yang merasa dikucilkan dari kekuasaan. Untuk mengamankan kekuasaannya, tokoh-tokoh besar yang mungkin menjadi saingan baginya satu per satu disingkirkan.
Pada mulanya, ibu kota negara adalah Al-Hasyimiyah, dekat kufah. Namun, untuk memantapkan dan menjaga stabilitas negara, Al-Manshur memindahkan ibu kota negara ke Bagdad, dekat bekas ibu kota Persia, Ctesiphon, tahun 762 M. Di bidang pemerintahan, dia menciptakan tradisi baru dengan mengangkat wazir sebagai koordinator departemen, Wazir pertama yang diangkat adalah Khalid bin Barmak, berasal dari Balkh, Persia. Dia juga membentuk protokol negara, sekretaris negara, dan kepolisian negara. Al-Manshur meningkatkan peran dari Jawatan pos, yang sudah ada sejak masa dinastii Bani Umayyah. Yang dahulu fungsinya hanya sebagai pengantar surat, sekarang ditegaskan untuk menghimpun seluruh informasi di daerah-daerah, sehingga administrasi kenegaraan dapat berjalan lancar.
Khalifah Al-Manshur berusaha menaklukkan kembali daerah-daerah yang sebelumnya membebaskan diri dari pemerintah pusat dan memantapkan keamanan di daerah perbatasan. Diantara usaha-usaha tersebut adalah merebut benteng di Asia, kota Malatia, wilayah Coppadocia, dan Cicilia pada tahun 756 – 758 M. Puncak keemasan dari dinasti ini berada pada tujuh khalifah sesudahnya, yaitu Al-Mahdi (775-785 M), Al-Hadi (775-786 M), Harun Al-Rasyid (786-809 M), Al-Ma’mun (813-833 M), Al-Mu’tashim (833-842 M), Al- Wasiq (842-847 M), dan Al-Mutawakkil (847-861 M).
Pada masa Al-Mahdi perekonomian mulai meningkat dengan peningkatan di sektor pertanian, melalui irigasi dan peningkatan hasil pertambangan seperti perak, emas, tembaga, dan besi. Bashrah menjadi pelabuhan yang penting. Daulat Abbasiyah mencapai puncaknya di zaman khalifah Harun Al-Rasyid (786-809 M) dan puteranya Al-Ma’mun (813-833 M). Kekayaan yang banyak dimanfaatkan Harun Al-Rasyid untuk keperluan sosial. Rumah sakit, lembaga pendidikan, dokter, dan farmasi didirikan. Di samping itu, pemandian-pemandian umum juga dibangun. Tingkat kemakmuran yang paling tinggi terwujud pada zaman khalifah ini. Kesejahteraan sosial, kesehatan, pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan serta kesusasteraan berada pada zaman keemasannya. Pada masa inilah Negara islam menempatkan dirinya sebagai Negara terkuat dan tak tertandingi. Al-Ma’mun dikenal sebagai khalifah yang sangat cinta kepada ilmu. Pada masa pemerintahannya, penerjemahan buku-buku asing digalakkan. Ia juga banyak mendirikan sekolah, salah satu karya besarnya yang terpenting adalah pembangunan Bait al-Hikmah, pusat penerjemahan yang berfungsi sebagai perguruan tinggi dengan perpustakaan yang besar. Pada masa Al-Ma’mun inilah Bagdad mulai menjadi pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan.
Walaupun mengalami kemajuan yang pesat, dalam periode ini banyak tantangan dan gerakan politik yang mengganggu stabilitas Negara. Gerakan-gerakan itu seperti gerakan sisa-sisa Bani Umayyah dan kalangan intern Bani Abbas, revolusi al-Khawarij di Afrika Utara, gerakan Zindik di Persia, gerakan Syi’ah, dan konflik antarbangsa serta aliran pemikiran keagamaan, semuanya dapat dipadamkan. Dinasti Bani Abbasiyah pada periode pertama lebih menekankan pembinaan peradaban dan kebudayaan Islam daripada perluasan wilayah.
Demikianlah kemajuan politik dan kebudayaan yang pernah dicapai oleh pemerintahan Islam pada masa klasik, kemajuan yang tidak ada tandingannya di kala itu. Pada masa ini, kemajuan politik berjalan seiring dengan kemajuan peradaban dan kebudayaan, sehingga Islam mencapai masa keemasan, kejayaan, dan kegemilangan. Masa keemasan ini dicapai Bani Abbasiyah pada periode pertama. Namun sayang, setelah periode ini berakhir, Islam mengalami masa kemunduran.

4 komentar:

PORTOFOLIO RANGKUMAN TUGAS PEMBATIK LEVEL 4 TAHUN 2023

Tidak terasa perjalanan yang luar biasa hingga sampai pada titik ini. Langkah demi langkah, menyelesaikan tugas demi tugas yang tentunya ber...