Selasa, 02 Desember 2014

MEMAHAMI MASALAH AKHLAK



1.      Pengertian Akhlak
Menurut bahasa: Perkataan akhlak berasal daripada perkataan (al-khulq) bererti tabiat,kelakuan, perangai, tingkahlaku, adat kebiasaan, malah ia juga bereti agama itu sendiri. Perkataan (al-khulq) ini di dalam Al-Quran hanya terdapat pada dua tempat sahaja, antaranya ialah:
“Dan bahwa sesungguhnya engkau (Muhammad) mempunyai akhlak yang amat mulia. “ (Al-Qalam:4)
Menurut istilah: Antara definasi akhlak menurut istilah ialah: sifat yang tertanam di dalam diri yang dapat mengeluarkan sesuatu perbuatan dengan senang dan mudah tanpa pemikiran, penelitian dan paksaan.
Ibn Miskawaih, ahli falsafah Islam yang terkenal mentakrifkan:
“Akhlak itu sebagai keadaan jiwa yang mendorong ke arah melahirkan perbuatan tanpa pemikiran dan penelitian.”
Manakala akhlak pula dapatlah kita rumuskan sebagai satu sifat atau sikap keperibadian yang melahirkan tingkah laku perbuatan manusia dalam usaha membentuk kehidupan yang sempurna berdasarkan kepada prinsip-prinsip yang telah ditetapkan oleh Allah.
Dengan kata lain, akhlak ialah suatu system yang menilai perbuatan zahir dan batin manusia baik secara individu, kumpulan dan masyarakat dalam interaksi hidup antara manusia dengan baik secara individu, kumpulan dan masyarakat dalam interaksi hidup antara manusia dengan Allah, manusia sesama manusia, manusia dengan haiwan, dengan malaikat, dengan jin dan juga dengan alam sekitar.
2.      Etika
Dari segi etimologi (ilmu asal usul kata), etika berasal dari bahasa Yunani, ethos yang berarti watak kesusilaan atau adat. Dalam kamus umum bahasa Indonesia, etika diartikan ilmu pengetahuan tentang azaz-azaz akhlak (moral). Dari pengertian kebahsaan ini terlihat bahwa etika berhubungan dengan upaya menentukan tingkah laku manusia. Adapun arti etika dari segi istilah, telah dikemukakan para ahli dengan ungkapan yang berbeda-beda sesuai dengan sudut pandangnya. Menurut ahmad amin mengartikan etika adalah ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia di dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang seharusnya diperbuat
3.      Moral
Arti moral dari segi bahasa berasal dari bahasa latin, mores yaitu jamak dari kata mos yang berarti adapt kebiasaan. Di dalam kamus umum bahasa Indonesia dikatan bahwa moral adalah pennetuan baik buruk terhadap perbuatan dan kelakuan.Selanjutnya moral dalam arti istilah adalah suatu istilah yang digunakan untuk menentukan batas-batas dari sifat, perangai, kehendak, pendapat atau perbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar, salah, baik atau buruk. Berdasarkan kutipan tersebut diatas, dapat dipahami bahwa moral adalah istilah yang digunakan untuk memberikan batasan terhadap aktifitas manusia dengan nilai (ketentuan) baik atau buruk, benar atau salah. Jika pengertian etika dan moral tersebut dihubungkan satu dengan lainnya, kita dapat mengetakan bahwa antara etika dan moral memiki objek yang sama, yaitu sama-sama membahas tentang perbuatan manusia selanjutnya ditentukan posisinya apakah baik atau buruk.
4.      INDUK – INDUK AKHLAK TERPUJI
a)      QANA'AH
Menurut bahasa qanaah artinya merasa cukup. Menurut Istilah qanaah berarti merasa cukup atas apa yang telah dikaruniakan Allah Swt kepada kita sehingga mampu menjauhkan diri dari sifat tamak, sifat tersebut berdasarkan pemahaman bahwa rezeki yang kita dapatkan sudah menjadi ketentuan Allah Swt. Apapun yang kita terima dari Allah Swt merupakan karunia yang tiada terhingga. Oleh karena itu, sebagai umat Islam kita wajib bersyukur kepada-Nya.
Firman Allah Swt :
Yang artinya: “Dan tidak ada sesuatu binatang melata pun di bumi ini, melainkan Allahlah yang memberi rezekinya.”(QS Hud : 6 )
Ayat diatas menjelaskan bahwa setiap rezeki yang kita peroleh adalah dari Allah Swt, Akan tetapi, tidak berarti kita harus pasrah tanpa ada ikhtiar atau usaha, justru kita dituntut untuk berusaha semaksimal mungkin demi meningkatkan kesejahteraan hidup.
Komponen qana'ah meliputi lima hal yaitu :
a.       Menerima dengan rela apa yang ada
b.      Memohon kepada Allah suatu tambahan rezeki yang layak
c.       Menerima dengan sabar akan semua ketentuan Allah
d.      Bertawakal kepada Allah
e.       Tidak tertarik oleh segala tipu daya duniawI
Orang yang qana'ah akan senantiasa merasa tentram dan merasa berkecukupan terhadap apa yang dimilikinya selama ini. Tidak sedikit orang yang secara materi melimpah tetapi tetap merasa miskin, tamak, serakah dan rakus. Untuk menumbuhkan sifat qana'ah tentunya tidak langsung jadi dengan sendirinya,tetapi memerlukan latihan dan pembiasaan-pembiasaan sejak dini. Sabda Rasululloh SAW : “Qana'ah adalah simpanan yang tak akan   lenyap.” (HR.Tabrani). Qana'ah bukan berarti menerima apa adanya disertai dengan sikap malas, tetapi harus diiringi dengan usuha keras. Sebaliknya jika usaha tersebut memperoleh hasil yang memuaskan maka disertainya rasa sikap syukur kepada Allah SWT.” Sabda Rasululloh SAW : “Dari Abdillah Bin Amra bahwa Rasulullah SAW bersabda sungguh beruntung orang yang beragama islam dan rejekinya cukup kemudian merasa cukup dengan apa yang diberikan oleh Allah kepadanya.”
b)      ZUHUD
Zuhud ialah tidak berhasrat kepada sesuatu yang mubah walaupun kesempatan untuk memperoleh atau mengerjakannya ada.
Firman Allah SWT :
31.  Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.
32.  Katakanlah: "Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang Telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezki yang baik?" Katakanlah: "Semuanya itu (disediakan) bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat." Demikianlah kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang Mengetahui.
Zuhud itu dapat dibagi atas tiga tingkatan yaitu:
1.      Derajat pertama (terendah) yaitu menghindari dunia padahal hatinya sangat berkeinginan dan sangat tertarik tetapi berusaha sekuat-kuatnya untuk menghindarinya dan merasa cukup dengan yang sudah dimilki
2.      Derajat kedua yaitu meninggalkan keduniaan karena pandangan rendah dan hina terhasap orang yang rakus dan tamak terhadap harta
3.      Derajat ketiga yaitu meninggalkna dunia karena zuhud semata karena adanya pandangan bahwa dumia tidak berarti sedikitpun dibandingkan dengan kenikmatan akhirat
c)      SABAR
Sabar adalah tahan menderita untuk menghadapi yang tidak disenangi dengan penuh rasa sabar dengan penuh ridlo dan menyerahkan diri kepada Allah.
Sabda Rasulullah SAW :“Sabar adalah cahaya atau kemenangan yang gilang – gemilang.” (HR.Muslim)
Orang yang sabar dalam berbagai keadaan akan tetap tenang, selalu ingat Allah dan berserah diri kepada-Nya. Orang yang yabah akan tahan menderita kalau terkena musibah, tidak lekas putus asa dalam menunaikan kewajiban serta meraih cita-cita.
Berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Abi Ad-Dunia, Nabi Muhammad SAW membagi sabar menjadi tiga tingkatan, yaitu:
·          Kesabaran dalam menghadapi musibah.
Adapun contohnya apa yang terjadi pada nabi Ayyub, beliau ditinggalkan oleh istri dan anak-anaknya tercinta meninggal dunia, kemudian di tambah lagi dengan harta bendanya yang melimpah habis karena tertimpa bencana.
·           Kesabaran dalam mematuhi perintah Allah SWT.
Contohnya adalah kesabaran yang dimiliki nabi Ibrahim dan anaknya Ismail, Beliau berdua dengan tetap sabar dan taat atas perintah Allah,meskipun saat itu sang ayah akan menyembelih anaknya sendiri. Inilah bukti kesabaran dalam menjalani ketaatan atas perintah-Nya.
·         Kesabaran diri untuk tidak melakukan maksiat.
Adapun contohnya sebagaimana yang terjadi pada nabi Yusuf, Allah SWT menguji kesabaran Yusuf dengan ujian yang lebih berat, yaitu rayuan Siti Julaika. seorang wanita cantik lagi terpandang. Namun dengan kesabaran dan keteguhan iman, Nabi Yusufpun mampu melewati ujian ini dengan selamat. Padahal, saat itupun Yusuf menyukai Zulaika, dan suasanapun sangat mendukung untuk melakukan maksiat.
d)     ISTIQOMAH
Istiqomah adalah teguh pendirian atau keteguhan berpegang kepada sesuatu yang diyakini kebenarannya dan tidak mau merubah keyakinannya itu dalam keadaan bagaimanapun baik dalam keadaan susah maupun senang dalam keadaan sendiri atau beramai-ramai dengan orang lain.
Di antara ayat yang menyebutkan keutamaan istiqomah adalah firman Allah Ta'ala:
"Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Rabb kami ialah Allah"  kemudian mereka istiqomah pada pendirian mereka , maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): "Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu"." (QS. Fushilat: 30)
Diperkuat oleh hadis, Ada seorang sahabat bertanya: " ya Rasul tolong ajarkan sesuatu kepadaku yang paling penting dalam Islam, dan saya tidak akan bertanya lagi, kepada siapapun. Nabi menjawab " Katakanlah aku telah beriman kepada Allah, kemudian istiqamah (Konsisten menjalankan perintah,dan menjauhi larangan.). (HR.Tirmidzi).
Isi hadis tersebut sejalan dengan maksud ayat al-Qur’an surat Fussilat ayat 30 bahwa istiqomah mengandung arti bahwa seseorang berpegang teguh kepada keimanan yang telah diyakininya dalam keadaan ;bagaimanapun. Dengan jalan inilah jiwa seseorang akan tetap  tenang, merasa aman, tidak gentar mengahadapi situasi dan kondisi bagaimanapun.
e)      TASAMUH
Menurut bahasa, Tasamuh artinya toleransi. Menurut istilah saling menghargai antara sesama manusia. Tasamuh atau toleransi ini sendiri merupakan salah satu pilar dalam ajaran Islam. Agama Islam cinta damai dan mengajarkan kedamaian. Bangsa Arab yang dulunya merupakan bangsa yang suka bertikai antarkelompok, antarkabilah, dan antarsuku, dengan kedatangan Islam mereka menjadi bangsa yang damai.  Kunci dari perdamaian itu adalah adanya kesadaran bertoleransi antarkelompok dan antarindividu. Dengan demikian, umat Islam yang benar-benar memahami ajarannya, tentu harus bersikap toleran, baik kepada saudara-saudaranya sesama Islam maupun kepada orang yang beragama selain Islam.
Toleransi terdiri dari dua macam yaitu: toleransi terhadap sesama muslim dan toleransi terhadap selain muslim
Toleransi terhadap sesame muslim merupakan suatu kewajiban karena disamping sebagai tuntutan sisoal juga merupakan wujud persaudaraan yang terikat oleh tali aqidah yang sama. Bahkan dalam hadis nabi dijelaskan bahwa seseorang tidak sempurna imannya jika tidak memilki rasa kasih saying dan tenggang rasa terhadap saudaranuya yang lain.
“Tidak sempurna iman seseorang di antara kamu, sehingga mencintai saudaranya sebagaimana mencintai dirinya sendiri”(HR. Bukhari dan Muslim)
Perlu diingat bahwa toleransi atau tasamuh tidak dalam bidang ibadah, karena hal ini sangat dilarang di dalam agama Islam. Pada masa Rasulullah saw. orang-orang kafir Quraisy mengajak nabi untuk melakukan toleransi dalam masalah ibadah. Orang-orang kafir Quraisy mengajak untuk saling menyembah tuhan masing-masing, kemudian hal ini langsung ditolak dengan tegas oleh nabi. Sebab di dalam agama Islam toleransi sangat dianjurkan tetapi tidak dalam permasalahan ibadah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PORTOFOLIO RANGKUMAN TUGAS PEMBATIK LEVEL 4 TAHUN 2023

Tidak terasa perjalanan yang luar biasa hingga sampai pada titik ini. Langkah demi langkah, menyelesaikan tugas demi tugas yang tentunya ber...