Kamis, 09 Oktober 2014

IMAN DALAM REALITA SOSIAL




BAB I

PENDAHULUAN
            Iman sudah dikemukakan pada bab sebelumnya, namun pada bab ini permasalahan yang diangkat berbeda dengan permasalahan sebelumnya, dimana pada pembahasan sebelumnya disebutkan (memberi makan adalah sebagian dari iman). Seakan-akan beliau mengatakan bahwa kecintaan disini adalah sebagian dari iman.
            Iman adalah percaya dan meyakini bahwa Allah SWT dalah Tuhan semesta alam. Sedangkan taqwa adalah mematuhi perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Masalah iman dan taqwa ini sangat menarik untuk dibicarakan, terutama dalam implementasi di kehidupan sosial modern seperti saat ini. Semakin berkembangannya dunia saat ini selain berdampak positif, juga berdampak negatif. Dalam kehidupan modern ini, iman dan taqwa sangat diperlukan untuk mnguatkan landasan hidup bagi manusia.
            Tetapi kenyataannya saat ini banyak orang yang mengaku beriman tetapi mereka jarang sekali menerapkan iman dan tetaqwaan mereka dalam kehidupan. Sedangkan mereka sendiri mengaku sebagai umat Islam yang beriman dan bertaqwa terhadap Allah SWT. Kehidupan modern telah membuat sebagian masyarakat lupa akan hakikat manusia sebagai makhluk ciptaan Allah SWT yang wajib beriman dan bertaqwa kepada-Nya. Mereka sibuk mencari kepuasan dan kenikmatan duniawi. Mereka lebih mementingkan kebutuhan materi bandingkan dengan kebutuhan rohani. Semua rela mereka korbankan hanya untuk memenuhi hawa nafsu.



BAB II
PEMBAHASAN
A.    HADIS KE-1
عَنْ اَنَسٍ رَضِيَ الله عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : لاَيُؤْمِنُ اَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأِخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ ( رواه البخار و أحمد و النسا ئى )
Artinya:
Dari Anas r.a dari Nabi s.a.w bersabda, “Tidak sempurna keimanan seseorang dari kalian sebelum ia mencintai saudaranya (sesama muslim) sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.”
Mufrodat:
لاَيُؤْمِنُ          : Tidak beriman
اَحَدُكُمْ            : Salah satu dari kalian
يُحِبُّ لِنَفْسِهِ     : Mencintai dirinya sendiri
Penjelasan:
Apabila dikatakan, bahwa seseorang yang tidak melaksanakan perintah dalam hadis ini (mencintai saudaranya), berarti imannya belum sempurna walaupun tidak melaksanakan rukun iman yang lain. Seseorang tidak akan mencapai hakikat keimanan, maksudnya adalah kesempurnaan iman. Tetapi orang yang tidak melakukan apa yang ada dalam hadis ini, dia tidak menjadi kafir.[1]

B.     HADIS KE-2
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍورَضِيَ الله عنْهُمَا عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَال: الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ ويَدِهِ والْمُهَاجِرُمَنْ هَجَرَمَانَهَى الله عَنْهُ
 (رواه البخارى وأبو داود والنسائى )
Artinya:
Dari Abdullah bin Amru r.a dari Nabi s.a.w bersabda, “Orang muslim itu adalah orang yang menyelamatkan semua orang Islam dari bencana akibat ucapan dan perbuatan tangannya. Dan orang mujahir adalah orang yang meninggalkan segala larang Allah.”
Mufrodat:
سَلِمَ                        : Menyelamatkan
هَجَرَ                       : Meninggalkan
Penjelasan:
Al Khathathabi mengatakan bahwa muslim yang paling utama adalah muslim yang mampu melaksanakan semua kewajibannya untuk memenuhi hak-hak kepada Allah dan hak-hak sesamanya. Mungkin juga maksud bab ini adalah untuk menunjukkan kriteria seseorang muslim yang dapat menunjukkan keislamannya, yaitu mampu menyelamatkan kaum muslimin dari bencana akibat ucapan lidah dan perbuatan tangannya. Atau mungkin juga merupakan dorongan bagi seorang muslim untuk berlaku dan budi pekerti yang baik kepada Tuhannya, karena apabila seorang muslim berlaku baik terhadap sesamanya, maka sudah barang tentu ia berperilaku baik kepada Tuhannya.
Ada pengecualian dalam hadis diatas, yaitu memukul dengan tangan untuk melaksanakan hukuman terhadap orang muslim yang berhak menerimanya, sebagaimana yang ditentukan oleh syariat.
Lain halnya dengan ucapan yang mengandung ejekan atau menguasai hak ornag lain secara paksa, kedua prilaku tersebut termasuk bencana lidah dan tangan yang harus dihindari oleh seorang muslim.
Ada dua macam bentuk hijrah, yaitu:
1.      Hijrah zhahirah, yaitu pergi meninggalkan tempat untuk menghindari fitnah demi mempertahankan agama.
2.      Hijrah bathinah, yaitu meninggalkan perbuatan yang dibisikkan oleh nafsu amarah dan syetan.
Seakan-akan orang-orang yang berhijrah diperintahkan seperti itu, agar hijrah yang mereka lakukan tidak hanya berpindah tempat saja, tetapi lebih jauh dari itu, mereka benar-benar melaksanakan perintah syariat dan meninggalkan larangannya memang orang yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah berarti ia telah melaksanakan hakikat hijrah.[2]

C.    HADIS KE-3
عَنْ اَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِا اللهِ وَالْيَوْمِ الْاَخِرِفَلَايُؤْذِجَارَه وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْاَخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاليَوْمِ الْاَخِرِفَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ
(رواه البخارى ومسلم وابن ماجه)

Artinya:
Dari Abu Hurairah r.a, ia berkata: Rasulullah s.a.w bersabda: “barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, janganlah ia menyakiti tetangganya, dan barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya, dan barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam”.
Mufrodat:
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِا اللهِ وَالْيَوْمِ الْاَخِرِ (barang siapa beriman kepada Allah dan hari Akhir). Maksudnya, barang siapa beriman kepada Allah yang menciptakannya dan beriman bahwa Dia akan membalasnya dengan amalan-amalannya, maka hendaklah ia melakukan hal-hal yang telah disebutkan.
فَلَايُؤْذِجَارَه (maka jaganlah dia menyakiti tetanggamu)
وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْاَخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ (barang siapa beriman kepada Allah dan hari Akhir hendaklah memuliakan tamunya)
وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاليَوْمِ الْاَخِرِفَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ (dan barang siapa beriman kepada Allah dan hari Akhir maka hendaklah mengatakan yang baik atau diam). Kata lisyasmut boleh dibaca lisyasnit. Ini termasuk ‘jawami’ al kalim (kata-kata yang singkat dan penuh makna), karena perkataan dapat digolongkan kepada yang baik buruk. Apabila seseorang terjerumus ke dalam perkataan-perkataan yang buruk maka dia diperintahkan untuk diam.
Penjelasan:
Dalam hadis ini dapat diambil point:
1.      Menyambung kekeluargaan adalah suatu kewajiban agama, baik dengan keluarga dekat maupun keluarga jauh.
2.      Berbicara dengan baik, sopan dan lemah lembut adalah kepribadian seorang mukmin.
3.      Sebelum melontarkan suatu pekerjaan, hendaklah dipikirkan lebih dahulu kemungkinan akibatnya.
4.      Disebutkannya dalam hadis ini “beriman kepada hari akhir” sesudah beriman kepada Allah, menunjukkan kuatnya pengaruh iman kepada hari akhir itu kebaikan sikap, ucapan dan tingkah laku.[3]



BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1.      Dalam hadis pertama, menganjurkan untuk mencintai saudara seperti mencintai dirinya sendiri. Mencintai ini karena ketaqwaan, kebaikan, ketaatannya. Jika tidak melakukan yang dianjurkan maka imannya belum sempurna.
2.      Untuk menjadi muslim yang paling utama adalah muslim yang mampu melaksanakan semua kewajibannya untuk memenuhi hak-hak kepada Allah dan kepada sesamanya. Mampu menyelamatkan muslim lainnya dari bahaya tangan dan lidah. Hijrah ada 2 jenis, yaitu hijrah zhahirah dan hijrah bathinah.
3.      Dalam hadis ketiga terdapat larangan menyakiti tetangganya dengan lidah dan tangan. Hendaklah memuliakan tamunya. Dan hendaklah berkata baik atau diam, dengan cara membiasakan berkata baik dan sebelum berkata dipikirkan lebih dahulu kemungkinan akibatnya.




DAFTAR PUSTAKA
Al-Asqolani, Ibnu Hajar. 2002. Fathul Baahri Penjelasan Kitab Shahih Bukhori. Jakarta: Pustaka Azzam



[1] Ibnu Hajar Al-Asqalani. Fathur Baahri Penjelasan Kitab Shahih Al-Bukhori. (Jakarta: Pustaka Azzam 2002). Hlm. 95
[2] Ibid. hlm. 90
[3] Ibid,. hlm. 154-160
 

 

1 komentar:

  1. Assalamulaikum wr. br...
    mohon maaf sebelumnya saudari Fidia Astuti,
    saya sudah membaca blog Anda. saya sangat tertarik, mukin jikalau Anda tidak keberatan, saya meminta nomor kontak atau E-mail anda. saya: M Galib Mokan, 082397961002

    BalasHapus

PORTOFOLIO RANGKUMAN TUGAS PEMBATIK LEVEL 4 TAHUN 2023

Tidak terasa perjalanan yang luar biasa hingga sampai pada titik ini. Langkah demi langkah, menyelesaikan tugas demi tugas yang tentunya ber...