A. Pengertian Toleransi
Toleransi berasal dari kata bahasa
latin “ tolerare” yang berarti sabar membiarkan
sesuatu. Pengertian
toleransi secara luas adalah suatu sikap atau perilaku manusia yang tidak
menyimpang dari aturan, dimana seseorang menghargai atau menghormati setiap
tindakan yang orang lain lakukan. Toleransi juga dapat dikatakan dalam
konteks sosial budaya dan agama yang berarti sikap dan perbuatan yang
melarang adanya diskriminasi terhadap kelompok-kelompok yang berbeda atau tidak
dapat diterima oleh mayoritas dalam suatu masyarakat.
Jadi
dapat disimpulkan bahwa toleransi merupakan suatu sikap mengedepankan
kelonggaran untuk menghargai, membiarkan, membolehkan suatu pendirian baik
dalam hal pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan dan sebagainya
yang berbeda atau bertentangan dengan pendiriannya sendiri. Secara ringkas,
toleransi artinya memberi kelonggaran kepada orang lain dalam bersikap atau
berpendirian sesuai keyakinannya.
Toleransi
ada 2 macam, yaitu:
1.
Toleransi
terhadap sesama muslim
Toleransi terhadap sesama muslim merupakan suatu
kewajiban, karena merupakan wujud persaudaraan yang terikat oleh tali aqidah
yang sama. Apabila ada perselisihan maka kita diperintah untuk segera
mendamaikan.
2.
Toleransi
terhadap non muslim
Toleransi
terhadap non muslm juga diperintahkan,
karena islam mengajarkan perdamaian baik terhadap muslim dan non muslim. Konsep
kerja sama dan toleransi hanya dalam kepentingan duniawi saja, tidak menyangkut
kepentingan agama, seperti aqidah.
B. Asbabun Nuzul QS. Al-Kafirun dan
QS. Al-Bayyinah
1. Asbabun Nuzul QS. Al-Kafirun
Nama
“al-kafirun” diambil dari kata “al-kafirun” yang terdapat pada
ayat pertama dari surat ini yang artinya orang-orang kafir. Nama-nama lain dari
surat al-kafirun ini adalah al-Muqasyqisyah (penyembuh). Dinamakan ini al-Muqasyqisyah
karena isi atau kadungan surat al-kafirun dapat menyembuhkan dan
menghilangkan penyakit kemusyrikan.
Ketika itu kaum musyirikin mengajak kompromi kepada
Nabi Muhammad saw agar Nabi saw mau bertoleran dengan mereka. Tokoh-tokoh kaum
Quraisy pada saat itu antara lain al-‘As bin Wa’il as-Sahim, al-Aswat bin Abdul
Muttalib, Umayyah bin Khalaf, dan Walid bin Mugirah. Caranya bergantian dalam
menyembah Tuhan. Kaum Quraisy akan menyembah Tuhan yang disembah Nabi Muhammad
saw selama satu tahun, kemudian dilain waktu Nabi Muhammad saw dan pengikutnya juga
meyembah apa yang mereka sembah yaitu berhala selama satu tahun pula.
Mendengar usul kaum kafir itu Rasulullah saw. dengan tegas menjawab, “Aku
berlindung kepada Allah swt. agar tidak tergolong orang-orang yang
bersikap dan berperilaku syirik atau menyekutukan Allah.” Untuk
mempertegas penolakan Rasulullah saw. tersebut, kemudian Allah SWT menurunkan
surat Al-Kafirun. Setelah Rasulullah saw. Menerima surat Al-Kafirun ini, beliau
lalu mendatangi tokoh-tokoh kaum kafir (musyrikin) di Mekah, yang waktu
itu sedang berkumpul di Masjidil Haram. Di hadapan mereka Rasulullah saw.
membacakan surat Al-Kafirun ayat 1 sampai 6 dengan mantap dan lantang,
sehingga mereka menyadari bahwa usul mereka untuk berkompromi dalam
keimanan dan ibadah agama, ditolak oleh Rasulullah saw dan umat Islam.
2. Asbabun Nuzul QS. Al-Bayyinah
Sebelum
datangnya Nabi orang-orang Makkah berada dalam keadaan kufur, terbenam dalam
kejahilan dan hawa nafsu. Tetapi setelah Nabi SAW datang, segolongan dari
mereka beriman. Dengan demikian, keadaan mereka tidak seperti dahulu. Golongan
yang tidak beriman malah meragukan kebenaran yang dibawa Nabi SAW, bahkan ada
yang tidak mempercayai kebenaran Nabi SAW sama sekali.
Perbantahan
dan perselisihan hebat terkadang terjadi antara orang-orang musyrik dengan
orang-orang nasrani dan yahudi karena
kepercayaan dari keyakinan masing-masing golongan. Orang Yahudi berkata kepada
orang musyrik, “Sesungguhnya Allah
akan mengutus nabi dari kalangan bangsa arab penduduk Mekah.” Mereka
menerangkan sifat-sifat Nabi
serta mengancam orang-orang seraya mengatakan bahwa bila Nabi itu lahir, mereka
akan membantunya dengan menyokong semua tindakannya dan bekerja sama untuk menghancurkan
orang-orang musyrik.
Dalam
keadaan demikianlah Nabi Muhamad Nabi Muhamad diutus. Lalu orang-orang musyrik
memusuhi dan menentang Nabi
habis-habisan. Mereka juga mengajak orang-orang arab lainnya untuk memusuhi
beliau dan menyakiti pengikut-pengikutnya yang hatinya telah disinari dengan
keimanan dan melapangkan dadanya untuk mengenal kebenaran. Kemudian Allah menghibur Nabi-Nya dengan
menurunkan surat ini dengan mengatakan “engkau tak perlu susah atau gundah
karena sikap dan tantangan orang-orang musyrik terhadap dirimu. Hal itu juga
dilakukan oleh mereka terhadap para nabi terdahulu sehingga mereka terpecah
belah”.
C. Isi kandungan Q.S. Al-Bayyinah dan QS.
Al-Kafiruun
1. Isi Kandungan QS.Al- Kafiruun
Artinya :
1.
Katakanlah: "Hai orang-orang kafir,
2.
Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.
3.
Dan kamu bukan penyembah
Tuhan yang aku sembah.
4.
Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,
5.
Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku
sembah.
6.
Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku."
Secara umum,
surat Al-Kafirun memiliki dua
kandungan utama. Pertama, ikrar kemurnian tauhid, khususnya tauhid
uluhiyah (tauhid ibadah). Kedua, ikrar penolakan terhadap semua
bentuk dan praktek peribadatan kepada selain Allah. Melihat pentingnya kedua
kandungan surat ini sehingga perlu adanya penjelasan di bawah ini, sebagai berikut :
a.
Allah menolak adanya
penyatuan ajaran agama dalam rangka mencapai kompromi dan toleransi sekaligus
memberi penegasan terhadap mereka bahwa kaum muslim sama sekali tidak akan
pernah menyembah apa yang disembah oleh orang-orang kafir. orang-orang kafir
pada hakikatnya tidak akan pernah benar-benar menyembah-Nya. Dimana hal
ini bisa pula kita pahami sebagai larangan atas orang-orang kafir untuk
ikut-ikutan melakukan praktek- praktek peribadatan kepada Allah sementara
mereka masih berada dalam kekafirannya. Mereka baru boleh melakukan berbagai
praktek peribadatan tersebut jika mereka sudah masuk ke dalam agama Islam.
dengan adanya pengulangan hal ini, jelas bahwa Allah sangat memperhatikan
seluruh aspek, seperti cara beribadah, macam dan bentuk peribadatannya, dll.
b.
Mengajak
masing-masing untuk melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan yang dianut tanpa
bersikap saling mengganggu.
c.
Anjuran
toleransi dalam Islam adalah toleransi sebatas menghargai dan menghormat
pemeluk agama lain, tidak sampai pada sinkretisme.
d.
Tidak boleh saling memaksa untuk mengikuti
suatu agama. Rasulullah SAW. menjelaskan
bahwa agamamu dan balasannya untuk kamu (kaum kafir) dan agamaku dan balasannya
adalah untukku (kaum mukmin).
e.
Sikap pengakuan
terhadap kemajemukan dalam hal beragama namun bukan pengakuan pembenaran
terhadap agama lain. Dibenarkannya kaum mukminin bergaul, berhubungan,
berinteraksi dan bekerjasama dengan kaum kafirin dalam berbagai bidang
kehidupan, seperti bidang sosial kemasyarakatan, ekonomi, bisnis dan
perdagangan, politik, pemerintahan dan kenegaraan, dan lain-lain. Kecuali
bidang agama yang mencakup masalah aqidah dan ibadah.
2.
Isi Kandungan QS. Al-Bayyinah
Artinya
:
1. Orang-orang
kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang musyrik (mengatakan bahwa mereka) tidak
akan meninggalkan (agamanya) sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata
2.
(yaitu) seorang Rasul dari Allah (Muhammad) yang membacakan
lembaran-lembaran yang disucikan (Al Quran),
3. di
dalamnya terdapat (isi) Kitab-kitab yang lurus
4. Dan
tidaklah berpecah belah orang-orang yang didatangkan Al Kitab (kepada mereka)
melainkan sesudah datang kepada mereka bukti yang nyata
5. Padahal
mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan
kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus dan supaya mereka mendirikan
shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus
6. Sesungguhnya
orang-orang yang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang yang musyrik (akan
masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah
seburuk-buruk makhluk.
7. Sesungguhnya
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah
sebaik-baik makhluk.
8. Balasan
mereka di sisi Tuhan mereka ialah syurga 'Adn yang mengalir di bawahnya
sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap
mereka dan merekapun ridha kepadaNya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi
orang yang takut kepada Tuhannya.
Pokok-pokok yang terkandung dalam surat Al-Bayyinah dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a.
Maksud “(yaitu) seorang Rosul dari Allah (Muhammad saw).” Yaitu
seorang yang diutus oleh Allah untuk mengajak umat manusia menuju kebenaran dan
mengajarkan semua hikmah yang diterimanya dalam Al-Qur’an, serta mengeluarkan
manusia dari kegelapan menuju cahaya terang benderang.
b.
Maksud firman Allah yang artinya, “… di dalamnya ada kitab-kitab
yang lurus” kitab-kitab lurus yang dimaksud dalam ayat itu adalah aturan
atau perintah Allah SWT berupa perintah yang adil dan berita-berita yang lurus.
Berita yang lurus (jujur) ini akan menjadi pembeda antara orang-orang yang
benar mencari jalan yang lurus dan orang-orang yang mengambil kesesatan. Dengan
demikian akan menjadi jelas seseorang akan celaka dan binasa setelah Allah
mendatangkan bukti yang nyata tapi mereka tetap ingkar. Mestinya dengan
kedatangan keterangan dan pembuktian itu mereka (orang yang ingkar) taat kepada
jalan yang lurus, dan percaya bahwa Nabi adalah utusan Allah.
c.
Balasan bagi orang-orang yang mengingkari kebenaran ajaran-ajaran
Allah yang dikabarkan oleh Nabi Muhamad SAW. Mereka akan dihempas ke neraka
jahannam yang menuai kerugian besar.
d.
Kebahagiaan akan diperoleh mereka yang beriman dan beramal sholeh,
yaitu keimanan yang membuahkan amal sholeh dengan menunjukkan keberanian
berkorban harta benda untuk berbuat kebajikan sesama manusia. Mereka beribadah
kepada Allah dengan ikhlas, sehingga mereka mendapatkan kebahagiaan dunia dan
akhirat. Kebahagiaan dunia mereka dapatkan dengan keridhaan Allah, sedangkan
kebahagiaan akhirat mereka peroleh dengan jannah yang kekal, tidak pernah rusak
dan lekang.
D.
Keterkaitan antara surat Al-Kafirun dan Al-Bayyinah
Surat Al-Kafirun dan Al-Bayyinah
memiliki suatu keterkaitan yaitu terletak pada fungsi pembelajaran mengenai
pentingnya sikap istiqomah dalam beragama dan pengakuan terhadap keragaman
agama sebagai sebuah keniscayaan hidup bermasyarakat. Keduanya saling mengisi
dan melengkapi.
Agar sempurna keimanan kita, maka sebagai
seorang mukmin harus mengedepankan sikap Istiqomah ketika berhadapan dengan
kemungkinan adanya pengaruh yang dapat menggoyahkan keyakinan beragama. Penanaman
sikap itu tidak boleh kendor karena banyak upaya musuh-musuh Islam yang mengerogoti akidah umat Islam.
Mengingat bahwa kehidupan di dunia ini banyak
bersentuhan dengan orang lain yang mungkin berbeda keyakinan. Kita harus memberi contoh pentingnya sikap saling
menghargai perbedaan , tidak boleh saling memaksakan keyakinannya, menyilakan masing-masing untuk beribadah
sesuai keyakinannya dan menghormati dengan tidak meninggalkan keselamatan
akidah sebagaimana yang telah dituntunkan oleh Allah lewat surat Al-Kafirun
dan Al-Bayyinah. Islam lebih lanjut memerintahkan untuk membangun
kehidupan bermasyarakat dengan saling toleransi, saling menghormati, dan hidup
rukun tanpa memaksakan suatu keyakinan kepada orang lain. Namun, Islam juga
menekankan untuk beribadah dengan ikhlas semata-mata hanya kepada Allah, dan
menjauhi segala bentuk kemusyrikan. Kita tidak boleh mengabaikan toleransi,
tetapi prinsip istiqomah terhadap akidah tetap harus dijaga.
E. Cara menerapkan kandungan dalam QS.Al-Kafirun
dan QS.Al-Bayyinah dalam kehidupan sehari-hari
Penerapan kandungan surat Al-Kafirun dan surat Al-Bayyinah dalam kehidupan sehari-hari secara benar akan menciptakan kondisi masyarakat yang aman dan tentram. Adapun sikap teloransi (tasamuh) berdasarkan kandungan surat Al-Kafirun dan surat Al-Bayyinah antara lain :
1. Keimanan
kita harus tetap dijaga agar tetap kokoh dan tidak mudah terpengaruh oleh
keyakinan lain. Pengaruh tersebut dapat dilepaskan melalui keyakinan bahwa
Islam adalah agama yang paling benar.
2.
Dalam hal akidah, tidak boleh tercampur dengan paham-paham lain dan
harus dipertahankan sampai mati.
3.
Teguh pendirian untuk tidak mengalahkan keyakianan dengan
kepentingan keduniaan.
4.
Hal-hal yang dapat kita lakukan dalam rangka penerapan sikap
tasamuh atau toleransi dalam kehidupan di sekolah, bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara misalnya sebagai berikut:
a.
Dalam Kehidupan
Sekolah
Dalam kehidupan di sekolah
dibutuhkan adanya toleransi baik antara kepala sekolah dengan guru, guru dengan
guru, kepala sekolah dengan murid, guru dengan murid maupun murid dengan
murid. Toleransi tersebut dibutuhkan untuk terciptanya
proses pembelajaran yang kondusif, sehingga tujuan dari pendidikan persekolahan
dapat tercapai. Adapun contoh-contoh toleransi dalam kehidupan sekolah antara
lain:
1)
Mematuhi tata
tertib sekolah.
2)
Saling
menyayangi dan menghormati sesama pelajar.
3)
Berkata yang
sopan atau menyinggung perasaan orang lain.
b.
Dalam Kehidupan
di Masyarakat
Toleransi dalam
kehidupan di masyarakat antara lain, yaitu:
1)
Adanya sikap
saling menghormati dan menghargai antara pemeluk agama.
2)
Tidak
membeda-bedakan suku, ras atau golongan.
3)
Menghormati keyakinan orang lain yang berbeda dengan keyakinan
kita.
4)
Tidak boleh memaksakan kehendak agar orang lain mengikuti keyakinan
kita, karena Islam melarang yang demikian ini.
5)
Dalam berinteraksi dengan orang yang berbeda kayakinan, kita member
kebebasan kepada mereka, tetapi harus tegas dan
membatasi diri untuk tidak mencampuradukan akidah dan peribadatan.
6)
Sabar terhada sikap orang-orang yang mengingkari agama Islam,
tetapi tegas terhadap orang-orang yang menghina Islam.
c.
Dalam Kehidupan
Berbangsa dan Bernegara
Dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara di dalamnya terdapat kehidupan berbagai macam pemeluk
agama, penganut kepercayaan dan suku bangsa yang berbeda. Namun demikian perbedaan-perbedaan
kehidupan tersebut tidak menjadikan bangsa ini tercerai-berai, akan tetapi
justru menjadi kemajemukan kehidupan sebagai suatu bangsa dan negara Indonesia. Oleh karena itu kehidupan
tersebut perlu tetap dipelihara agar tidak terjadi disintegrasi bangsa. Adapun
toleransi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara antara lain:
1)
Merasa senasib
sepenanggungan.
2)
Menciptakan
persatuan dan kesatuan, rasa kebangsaan atau nasionalisme.
3)
Mengakui dan
menghargai hak asasi manusia
F.
Hikmah Toleransi dalam kehidupan sehari-hari
Hikmah yang dapat diambil dari sikap toleransi dalam beragama
adalah sebagai berikut:
1.
Tercipta kehidupan masyarakat yang aman dan tentram.
2.
Tercipta kerukunan dan kedamaian di lingkungan masyarakat.
3.
Adanya keseimbangan hak-hak di masyarakat yang dapat memenuhi
kepuasan batin masing-masing pihak.
4.
Menumbuhkan kebersamaan dalam masyarakat menuju ke arah lebih baik.
thank you broh atas infonya, ngomong-ngomong blog nya bagus ada musik" gitu jadi betah lama-lama di blog situ hehehee
BalasHapusterimakasih atas kunjungannya,,, :)
Hapusthank you
BalasHapusiya sama sama..
Hapushmi ya. yakusa !
BalasHapusIya, yakusa.
Hapusmakasih kk< blognya unik ({}) kreatif (y)
BalasHapusterimakasih kembali..
Hapusmakasih banget sangat bermanfaat atas informasi nya
BalasHapusbetah, jadi tenang k.hati ada musik nya :)
Sama² kak. Terimakasih telah berkunjung di blog saya.
Hapusberguna sekali
BalasHapusTerimakash kak telah berkunjung
HapusMasya Allah .... bagus ukh Blognya , seneng juga ada lagunya gitu
BalasHapusTerimakash kak atas kunjugannya.
HapusLengkap banget buat uambn nih
BalasHapus