Senin, 28 April 2014

Karakteristik Islam dan Substansinya



KARAKTERISTIK ISLAM DAN SUBSTANSINYA
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Studi Islam
Dosen Pengampu: Fauzi Muharom, M.Ag
Disusun Oleh:
Fajar Wisnu M              (123 111 153)
Faris Isnawan               (123 111 156)
Fidia Astuti                  (123 111 163)
Ika Ardiani                   (123 111 187)
Ika Rositasari                (123 111 188)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SURAKARTA

2013
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
            Islam yang diisyaratkan dalam Al-Qur’an dan dibawa oleh utusan Allah ajarannya bukan saja membawa rahmat bagi sekalian manusia, tetapi juga bagi seluruh alam.
            Di zaman modern ini, terutama di Indonesia, Islam yang diperkenalkan oleh Nurcholis Madjid adalah Islam yang diimplementasikan dengan nuansa kemodernan dan ke-Indonesiaan. Sedangkan Islam yang diperkenalkan oleh Harun Nasution berbentuk pemikiran yang banyak menggunakan pendekatan filosofis-historis dengan meninjau Islam dari berbagai aspeknya. Kemudian Jalaluddin rahmat memperkenalkan Islam aktual dan Islam alternatif. Menurut Abdullah Darraz yang dikutip oleh Abudin Nata, sifat Islam yang demikian itu sejalan dengan sifat Al-Qur’an.
            Ajaran Islam memiliki karakteristik tersendiri, yakni yang menjadi cirri khas dari ajaran Islam. Islam yang memiliki sifat dan bentuk yang beragam, kenyataan tersebut memperlihatkan adanya dinamika internal dari kalangan umat Islam untuk menerjemahkan Islam dalam upaya merespon berbagai masalah umat yang mendesak. Titik tolak dan tujuan mereka sama, yaitu untuk menunjukkan kontribusi Islam sebagai salah satu alternatif dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi umat.
            Oleh pembahasan yang terbatas lingkup dan halamannya ini. Kami mengkaji karakteristik dan substansi Islam, yang membuatnya menjadi risalah Tuhan yang terakhir dan menjadi agama yang diridhoi Allah untuk dunia dan seluruh umat manusia sampai datangnya hari kiamat.
            Oleh karena itu, di sini kami mencakupkan diri untuk membahas secara ringkas beberapa karakteristik dan substansi yang dimiliki Islam.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian Islam?
2.      Apa saja yang menjadi karakteristik Islam?
3.      Apakah substansi Islam?


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Islam
            Secara etimologis, Islam berasal dari bahasa Arab, yang terambil dari kata “salima” artinya, “selamat sentausa” dan dari kata tersebut, dibentuk dari kata “aslama”, yang artinya “memeliharakan dalam keadaan selamat sentausa”, yang bermaksud juga menyerahkan diri, tunduk, patuh dan taat. Selanjutnya kata “islam” itulah yang menjadi pokok kata islam, sebab itu orang yang melakukan “aslama” (penganut Islam) dinamakan “muslim”. Dengan kata lain, muslim bermakna “orang itu menyatakan dirinya taat, menyerahkan diri dan patuh pada Allah SWT”.
            Sedangkan pengertian Islam secara terminologis adalah: Agama yang diturunkan Allah disebut dalam Al-Qur’an dan yang tersebut dalam sunnah Nabi berupa perintah-perintah dan larangan-larangan serta petunjuk-petunjuk untuk perbaikan manusia di dunia dan di akhirat.[1]
B.     Karakteristik Islam
            Islam adalah agama yang mengajarkan kedamaian, toleransi, terbuka, kebersamaan, egaliter, kerja keras yang bermutu, demokratis, adil, seimbang antara urusan dunia dan akhirat, berharta, memiliki kepekaan masalah-masalah sosial kemasyarakatan, mengutamakan pencegahan dari pada penyembuhan dalam bidang kesehatan dengan cara memperhatikan segi kebersihan badan, pakaian, makanan, tempat tinggal, lingkungan dan sebagainya.
            Islam juga telah tampil sebagai sebuah disiplin ilmu keislaman dengan berbagai cabangnya. Karakteristik Islam yang demikian ideal itu tampak masih belum seluruhnya dijumpai dalam kenyataan umatnya antara ajaran Islam yang ideal dan kenyataan umatnya yang demikian itu, masih ada kesenjangan.
            Abuy Sodikin menjelaskan Islam memiliki tujuh karakteristik ajaran yaitu :
1.      Ajarannya sederhana, praktis dan mengandung corak rasional.
       Agama Islam ajarannya tidak mengandung unsur mitologi, Islam membangkitkan kemampuan berfikir dan mendorong manusia untuk menggunakan penalaran. (QS, Azmar: 9, Al-An’am: 98, Al-Baqarah: 269)
2.      Kesatuan antara kebendaan dan kerohanian.
      Islam membagi kehidupan atas dua bagian, yaitu material dan spiritual. Menurut pandangan Islam, kemajuan spiritual hanya dapat dicapai apabila manusia berada ditengah manusia lain di dunia, dan keselamatan spiritual baru dapat dicapai dengan memanfaatkan sumber daya material.
3.      Islam memberi petunjuk bagi seluruh segi kehidupan manusia walaupun sebagian petunjuk itu bersifat umum. (QS. Al-Baqarah: 208)
4.      Keseimbangan antara individu dan masyarakat, Islam mengakui keberadaan manusia sebagai individu dan menganggap setiap orang memiliki tanggung jawab pribadi terhadap Tuhan, bahkan Islam menjamin hak-hak Azazi individu dan tidak mengizinkan adanya campur tangan orang lain di dalamnya (QS, An-Najm : 39). Namun dilain pihak, islam mengembangkan rasa tanggung jawab sosial dalam diri manusia dan menyerukan individu-individu untuk memberi andil dalam membina kesejahteraan masyarakat.
5.      Keuniversalan dan kemanusiaan.
      Islam ditujukan untuk mengetahui bahwa Tuhan dalam Islam adalah Tuhan sekalian alam. (QS, Al-Fatihah: 2) dan Muhammad SAW adalah Rosul Allah untuk seluruh umat manusia (QS, AL-A’raf: 158 dan Ar-Rum: 107). Dalam Islam, seluruh umat manusia adalah sama, apapun warna kulit, bahasa, ras, atau kebangsaannya.
6.      Ketetapan dan perubahan.
      Al-qur’an dan Sunnah yang berisi pedoman abadi dari Tuhan tidak terikat batasan ruang dan waktu, tetapi bersifat abadi. Namun pedoman tersebut sering kali bersifat umum atau dalam garis besar, sehingga memberi ruang kebebasan kepada manusia untuk melakukan Ijtihad dan mengaplikasikannya pada setiap kondisi masyarakat.
7.      Ajaran Islam yang bersumber pada kitab suci Al-Qur’an, diturunkan pada 14 Abad yang lalu tetap terjamin kesucian dan kemurniannya.[2]
C.    Substansi
            Islam memiliki karakteristik yang khas yang dapat yang dapat dikenali melalui konsepsinya dalam berbagai bidang, seperti bidang agama, ibadah, muamalah (kemanusiaan) yang didalamnya termasuk masalah peendidikan, ilmu pengetahuan, kebudayaan, sosial, ekonomi, politik, kehidupan, lingkungan hidup, kesehatan,pekerjaan, serata islam sebagai sebuah disiplin ilmu. Konsepsi Islam dalam berbagai bidang yang menjadi karakteristiknya itu dapat dikemukakan sebagai berikut :
1.      Dalam Bidang Agama
      Melalui karyanya berjudul Islam Dikt5rin dan Peradaban, Nurcholis Madjid banyak berbicara tentang karakteristik ajaran Islam dalam bidang agama. Menurutnya, bahwa dalam bidang agama Islam mengakui adanya Pluralisme. Pluralisme meniurut Nurcholis adalah sebuah aturan Tuhan (Sunnah Allah) yang tidak akan berubah, sehingga juga tidak mungkin dilawan atau diingkari.
      Karakteristik ajaran Islam dalam bidang agama tersebut disamping mengakui adanya pluralisme sebagai suatu kenyataan, juga mengakui adanya universalisme, yakni mengajarkan kepercayaan kepada Tuhan dan hari akhir, menyuruh berbuat baik, dan mengajak pada keselamatan. Inilah yang selanjutnya dapat dijadikan landasan untuk membangun konsep toleransi dalam beragama.
      Dengan demikian, karakteristik agama Islam dalam visi keagamaannya bersifat toleran, pemaaf, tidak memaksakan, dan saling menghargai karena dalam pluralitas agama tersebut terdapat unsure kesamaan yaitu pengabdian pada Tuhan.
2.      Dalam Bidang Ibadah
      Karakteristik ajaran Islam selanjutnya dapat dikenal melalui konsepsinya dalam bidang ibadah. Secara harfiah ibadah berarti bakti manusia kepada Allah SWT, karena didorong dan dibangkitkan oleh akidah tauhid, Majelis Tarjih Muhammadiyah dengan agak lengkap mendefinisikan ibadah sebagai upaya mendekatkan diri kepada Allah dengan mentaati segala perintah-Nya, menjauhi segala larangan-Nya, dan mengamalkan segala yang diizinkan-Nya. Ibadah ada yang umum dan ada yang khusus. Yang umum ialah segala amalan yang diizinkan Allah, sedangkan yang khusus ialah apa yang telah ditetapkan Allah akan perincian-perinciannya, tingkat, dan cara-caranya yang tertentu.
      Ketenangan jiwa, rendah hati, menyandarkan diri kepada amal saleh dan ibadah, dan tidak kepada nasab keturunan, semuannya itu adalah gejala kedamaian dan keamanan sebagai pengamalan dari ibadah.
      Dengan demikian, visi islam tentang ibadah adalah merupakan sifat, jiwa, dan misi ajaran Islam itu sendiri yang sejalan dengan tugas penciptaan manusia, sebagai makhluk yang hanya diperintahkan agar beribadah kepada-Nya.
3.      Bidang Akidah
      Ajaran Islam sebagaimana dikemukakan Maulana Muhammad Ali mencakup segala yang harus dikerjakan oleh orang Islam, yakni amalan-amalan yang harus dijadikan pedoman hidup. Dalam kitab Mu’jam Al-Falsafi, Jamil Shaliba mengartikan akidah menurut bahasa adalah menghubungkan dua sudut sehingga bertemu dan bersambung secara kokoh. Dalam bidang perundang-undangan, akidah berarti menyepakati antara dua perkara atau lebih yang harus dipatuhi bersama.
      Karakteristik Islam yang dapat diketahui melalui bidang akidah ini adalah bahwa akidah Islam bersifat murni baik dalam isinya maupun prosesnya. Akidah dalam Islam meliputi keyakinan dalam hati tentang Allah sebagai Tuhan yang wajib disembah, ucapan dengan lisan dalam bentuk dua kalimat syahadat, yaitu mengatakan tidak ada Tuhan selain Allah, dan bahwa Nabi Muhammad sebagai utusan-Nya, perbuatan dengan amal shaleh.
      Akidah dalam Islam selanjutnya harus berpengaruh ke dalam segala aktivitas yang dilakukan manusia, sehingga berbagai aktivitas tersebut bernilai ibadah. Dengan demikian akidah Islam bukan sekedar keyakinan dalam hati, melainkan pada tahap selanjutnya harus menjadi acuan dan dasar dalam bertingkah laku, serta berbuat yang pada akhirnya menimbulkan amal shaleh.
4.      Bidang Ilmu dan Kebudayaan
      Karakteristik ajaran Islam dalam bidang ilmu dan kebudayaan bersikap terbuka, akomodatif, tetapi juga selektif. Dari satu segi Islam terbuka dan akomodatif untuk menerima berbagai masukan dari luar, tetapi bersamaan dengan itu Islam juga selektif, yakni tidak bergitu saja menerima seluruh jenis ilmu dan kebudayaan, melainkan ilmu dan kebudayaan yang sejalan dengan Islam.
      Karakteristik Islam dalam bidang ilmu pengetahuan dan kebudayaan dapat pula dilihat dari lima ayat pertama surat Al-Alaq yang diturunkan Tuhan kepada Nabi Muhammad SAW. Kepada ayat tersebut terdapat kata Iqro’ yang diulang sebanyak dua kali. Kata tersebut menurut A. Baiquni, selain berarti membaca dalam arti biasa, juga berarti menelaah, mengobservasi, membandingkan, mengukur, mendeskripsikan, menganalisis dan penyimpulan secara induktif. Semua cara tersebut dapat digunakan dalam proses mempelajari sesuatu. Hal itu merupakan salah satu cara yang dapat mengembangkan ilmu pengetahuan.
5.      Bidang Pendidikan
      Islam memandang bahwa pendidikan adalah hak bagi setiap orang, laki-laki atau perempuan, dan berlangsung sepanjang hayat. Dalam bidang pendidikan Islam memiliki rumusan yang jelas dalam bidang tujuan, kurikulum, guru, metode, sarana, dan lain sebagainya. Semua aspek yang berkaitan dengan pendidikan ini dapat dipahami dari kandungan Surat Al-Alaq . di dalam Al-Qur’an dapat dijumpai berbagai metode pendidikan seperti metode ceramah, tanya jawab, diskusi, penugasan, pembiasaan, karya wisata, cerita, hukuman, nasehat dan sebagainya. Berbagai metode tersebut dapat digunakan sesuai dengan materi yang diajarkan.
6.      Bidang Sosial
      Dalam bidang sosial disela menjunjung tinggi tolong menolong, saling menasehati tentang hak dan kesabaran, kesetiakawanan, egaliter (kesamaan derajat), tenggang rasa dan kebersamaan.
7.      Dalam Bidang Kehidupan Ekonomi
      Islam memandang bahwa kehidupan yang harus dilakukan manusia adalah hidup yang seimbang dan tidak terpisahkan antara urusan dunia dan akhirat.
8.      Dalam Bidang Kesehatan
      Ajaran Islam tentang kesehatan berpedoman pada prinsip pencegahan lebih diutamakan dari pada penyembuhan. Untuk menuju kepada upaya pencegahan tersebut, maka Islam menekankan segi kebersihan lahir batin.
9.      Dalam Bidang Politik
      Dalam Al-Qur’an surat al-Maidah ayat 8 isyarat perintah adil dan jujur, dalam Al-Qur’an surat an-Nisa’ ayat 59 terdapat perintah mentaati ulil amri yang terjemahannya termasuk penguasa di bidang politik, pemerintahan dan negara yang yang harus adil dan jujur.
10.  Dalam Bidang Pekerjaan
      Islam memandang bahwa kerja merupakan ibadah kepada Allah SWT. Atas dasar ini maka kerja yang dikehendaki Islam adalah kerja yang bermutu, terarah pada pengabdian terhadap Allah SWT. Dan kerja yang bermanfaat bagi orang lain.
11.  Islam sebagai Disiplin Ilmu
      Islam telah tampil sebagai sebuah disiplin ilmu, yaitu ilmu ke-Islaman.[3]


BAB III
KESIMPULAN
Dari beberapa uraian di atas, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1.   Secara etimologis, Islam berasal dari bahasa Arab, yang terambil dari kata “salima” artinya, “selamat sentausa” dan dari kata tersebut, dibentuk dari kata “aslama”, yang artinya “memeliharakan dalam keadaan selamat sentausa”, yang bermaksud juga menyerahkan diri, tunduk, patuh dan taat. Selanjutnya kata “islam” itulah yang menjadi pokok kata islam, sebab itu orang yang melakukan “aslama” (penganut Islam) dinamakan “muslim”. Sedang menurut istilah, Islam adalah Agama yang diturunkan Allah disebut dalam Al-Qur’an dan yang tersebut dalam sunnah Nabi berupa perintah-perintah dan larangan-larangan serta petunjuk-petunjuk untuk perbaikan manusia di dunia dan di akhirat.
2.   Karakteristik ajaran Islam adalah seperti berikut:
a.       Ajarannya sederhana, praktis dan mengandung corak rasional.
b.      Kesatuan antara kebendaan dan kerohanian.
c.       Islam sebagai petunjuk.
d.      Keseimbangan antara individu dan masyarakat.
e.       Keuniversalan dan kemanusiaan.
f.       Ketetapan dan perubahan.
g.      Ajaran Islam tetap terjamin kesucian dan kemurniannya.
3.   Beberapa substansi Islam dapat dilihat dalam berbagai bidang, yaitu: Dalam bidang agama, bidang ibadah, bidang akidah, bidang ilmu dan kebudayaan, bidang pendidikan, bidang sosial, bidang kehidupan ekonomi, bidang kesehatan, bidang politik, bidang pekerjaan, dan Islam sebagai disiplin ilmu.

DAFTAR PUSTAKA
Abuddin Nata, 2004, Metodologi Studi Islam, Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Rusli Alwies, 2000, Pengantar Studi Islam, Surakarta: STAIN Surakarta.
Supiana, 2009, Metodologi Studi Islam, Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI.


[1]Rusli Alwies, Pengantar Studi Islam, (Surakarta, STAIN Surakarta, 2000), hlm.1-2.
[2]Supiana, Metodologi Studi Islam, cet 1, (Jakarta, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2009), hlm.54-55.
[3]Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, cet 9, (Jakarta, RajaGrafindo Persada, 2004), hlm. 80-93.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PORTOFOLIO RANGKUMAN TUGAS PEMBATIK LEVEL 4 TAHUN 2023

Tidak terasa perjalanan yang luar biasa hingga sampai pada titik ini. Langkah demi langkah, menyelesaikan tugas demi tugas yang tentunya ber...