Minggu, 28 Desember 2014

Materi ''Sifat-Sifat Rosul Allah''



A.    Sifat Wajib Bagi Rosul
Sebagaimana para malaikat, yang selalu patuh kepada perintah Allah, dan tidak pernah sekalipun melanggar larangan Allah, maka para nabi dan rasul Allah juga demikian. Mereka adalah orang-orang yang dijaga Allah dari perbuatan yang dapat mendatangkan dosa. Para nabi dan Rasul adalah orang yang selalu melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangannya. Allah telah menjaga para nabi dan rasul dari terjerumus ke dalam perbuatan dosa, sejak mereka baru lahir, begitu pula setelah diangkat menjadi nabi dan rasul.
Telah diyakini bahwa para rasul yang diutus Allah, mereka adalah laki laki merdeka yang telah dipilih dengan sempurna dan dilengkapi dengan keistimewaan yang tidak dimiliki makhluk biasa. Begitu pula telah diberikan kepada mereka sifat-sifat kesempurnaan dengan tujuan untuk menguatkan risalah yang dibawa. Maka Allah telah menganugerahkan kepada mereka empat sifat kesempurnaan, yang wajib dimiliki oleh seorang rasul, yaitu Shidiq (Jujur), Amanah (dipercaya), Tabligh (menyampaikan) dan Fathanah (cerdas).
1.      Shidiq (Jujur)
Setiap rasul pasti jujur dalam ucapan dan perbuatannya. Apa apa yang telah disampaikan kepada manusia baik berupa wahyu atau kabar harus sesuai dengan apa yang telah diterima dari Allah tidak boleh dilebihkan atau dikurangkan. Dalam arti lain apa yang disampaikan kepada manusia pasti benar adanya, karena memang bersumber dari Allah. Makanya setiap rasul pasti jujur dalam pengakuan atas kerasulannya. Dan kita sebagai manusia harus meyakinkanya dan beri’tikad bahwa semua yang datang dari Rasul baik perkataan atau perbuatan adalah benar dan hak. Karena apa yang diucapkan atau diperbuat oleh para rasul bukan menurut kemauannya sendiri. Ucapan dan perbuatannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan atau risalah yang diterima dari Allah.
Sebagai bukti atas kebenaran para rasul, mereka telah dibekali dengan mukjizat mukjizat yang harus diyakini oleh setiap muslim kebenaranya. Dan tidak mungkin harus diyakini dan diteladani jika mereka (para rasul) itu tidak jujur. Tentu setelah itu apa yang telah diperintahkan Allah melalui perantaraan para rasul, kita sebagai muslim harus mengikuti dengan ta’at dan apa yang dilarang Allah kita tinggalkan. Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah,” (al-Hasyr, 7)
2.      Amanah (Dipercaya)
Amanah berarti bisa dipercaya baik dhahir atau bathin. Sedangkan yang dimaksud di sini bahwa setiap rasul adalah dapat dipercaya dalam setiap ucapan dan perbuatannya. Para rasul akan terjaga secara dhahir atau bathin dari melakukan perbuatan yang dilarang dalam agama, begitu pula hal yang melanggar etika. Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu,” (asy-syuara143)
Maka hal yang muhal atau mustahil jika rasul itu terjerumus ke dalam perzinahan, pencurian, meminum minutan keras, berdusta, menipu dan lain sebagainya. Rasul tidak mungkin memiliki sifat hasud, riya’, sombong, dusta dan sebagainya. Jika para rasul telah melanggar etika berarti mereka telah bekhianat dan Allah tidak menyukai manusia yang berkhianat.Allah berfirman,  “Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berkhianat.”(al-Anfal,58)
3.      Tabligh (Menyampaikan)
Sudah menjadi kewajiban para rasul untuk menyampaikan kepada manusia apa yang diterima dari Allah berupa wahyu yang menyangkut didalamnya hukum hukum agama. Jika Allah memerintahkan para rasul untuk menyampaikan wahyu kepada manusia, maka wajib bagi manusia untuk menerima apa yang telah disampaikan dengan keyakinan yang kuat sebagai bukti atau saksi akan kebenaran wahyu itu.
Allah berfirman, “(yaitu) orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah, mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang (pun) selain kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai Pembuat Perhitungan.” (al-Ahzab, 39). Hal ini bisa dikiyaskan bahwa jika Allah memberikan wahyu kepada para rasul untuk tidak disampaikan atau dirahasiakan kepada manusia, maka tidak wajib bagi manusia untuk mempelajarinya. Sedangkan menyampaikan adalah hal yang wajib dan menyembunyikan adalah hal yang terlaknat dan tercela.
4.      Fathonah (Cerdas)
Dalam menyampaikan risalah Allah, tentu dibutuhkan kemampuan, diplomasi, dan strategi khusus agar wahyu yang tersimpan didalamnya hukum hukum Allah dan risalah yang disampaikan bisa diterima dengan baik oleh manusia. Karena itu, seorang rasul wajib memiliki sifat cerdas. Kecerdasan ini sangat berfungsi terutama dalam menghadapi orang-orang yang membangkang dan menolak ajaran Islam.Maka diharuskan bagi kita untuk meyakinkan bahwa para rasul itu adalah manusia yang paling sempurna dalam penampilan, akal, kekuatan berfikir, kecerdasan dan pembawaan wahyu yang diutus pada zamannya. Kalau saja para rasul itu tidak sesuai dengas sifat sifatnya maka mustahil manusia akan menerima dan mengakuinya. Sifat sifat itu merupakan satu hujjah bagi mereka agar apa yang disampaikan bisa diterima dengan baik.
Allah berfirman: “Dan itulah hujah Kami yang Kami berikan kepada Ibrahim untuk menghadapi kaumnya.” (al-An’am, 83) 
B.     Sifat Mustahil Bagi Rosul
1.      Kazib/dusta
Semua rasul adalah manusia-manusia yang dipilih Allah swt sebagai utusan-Nya, mereka selalu memperoleh bimbingan dari Allah swt sehingga terhindar dari sifat-sifat tercela. Setiap rasul benar ucapannya dan benar pula perbuatannya. Sifat dusta hanya dimiliki manusia yang ingin mementingkan dirinya sendiri, sedangkan rasul mementingkan umatnya. Allah swt berfirman sebagai berikut : “Dan sekiranya Dia (Muhammad) mengada-adakan sebagian perkataan atas (nama) Kami, pasti Kami pegang dia pada tangan kanannya. Kemudian Kami potong pembuluh jantungnya”. [QS. Al-Haqqah/69: 44-46]
2.      Khiyanah/tidak dapat dipercaya
Sepanjang sejarah belum pernah seorang rasul khianat kepada umatnya, demikian juga terhadap amanah yang diterima dari Allah swt. Ketika Rasulullah saw menunaikan haji wada’, beliau berpidato di Padang Arafah. Isi pidato Rasulullah saw adalah sebagai berikut yang artinya:
Hai manusia! Janganlah engkau kembali menjadi kafir sesudahku sehingga yang satu golongan memerangi golongan yang lain. Ingat! Yang hadir hendaklah menyampaikan kepada yang tidak hadir. Barangkali orang yang menerima pesan lebih pandai memelihara (pesan) daripada orang yang mendengarkannya secara langsung? Bukankah telah kusampaikan? Ya Allah saksikanlah! Hai manusia, sesungguhnya Tuhanmu adalah esa dan bahwasannya orang tuamu satu. Kamu semua dari Adam, sedangkan Adam itu dari tanah. Bahwasannya yang semulia-mulia kamu di sisi Allah ialah yang paling takwa di antara kamu. Tidak ada kelebihan orang Arab atas orang bukan Arab, melainkan dengan takwa kepada-Nya. Bukankah telah kusampaikan? Ya Allah, saksikanlah! Yang Hadir hendaknya menyampaikan (pesan ini) kepada yang tidak hadir.
Pidato Rasulullah di atas menunjukkan bahwa beliau benar-benar menyampaikan amanah dan tidak khianat.
3.      Khitman/tidak menyampaikan wahyu
Tugas rasul di dunia adalah menyampaikan wahyu Allah swt kepada umat manusia sebagai pedoman hidup. Semua rasul bersifat tablig atau menyampaikan wahyu dan mustahil bersifat khitman atau menyembunyikan wahyu yang diamanahkan kepada dirinya. Dengan penuh semangat dan rasa tanggung jawab, para rasul melaksanakan tugas walaupun harus menanggung resiko.
4.      Baladah/bodoh
Seorang rasul mempunyai tugas yang berat. Rasul tidak mungkin seorang yang bodoh. Jika rasul bodoh, dia tidak dapat mengemban amanah Allah swt jadi, mustahil rasul memiliki sifat bodoh.
C.    Sifat Jaiz Pada Rosul
Sifat-sifat Jaiz para Nabi dan Rasul Allah SWT Sifat jaiz bagi Nabi dan Rasul adalah sifat yang terdapat pada Nabi dan Rasul tanpa mengurangi atau merendahkan martabatnya sebagai manusia pilihan Allah SWT, mereka ternyata mempunyai sifat-sifat seperti manusia. Sebab Nabi dan Rasul pada umumnya juga manusia biasa. Adapun sifat-sifat Jaiz yang dimiliki oleh para Nabi dan Rasul seperti makan, minum , berkelurga dan lain sebagainya.

D.    Sifat yang Menunjukkan Beriman Kepada Sifat – Sifat Rosul
Keimanan kepada sifat Rasul Allah SWT harus dapat diwujudkan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari. Adapun perilaku yang mencerminkan keimanan kepada sifat Rasul Allah SWT dan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW, antara lain sebagai berikut:
  1. Memiliki etos kerja yang baik, melaksanakan tugas yang dipikulkan pada dirinya, dan sesuai kemampuan yang dimiliki secara maksimal
  2. Berusaha untuk memiliki kepekaan dalam menghadapi persoalan sehingga dapat mengatasi secara tepat, baik, dan sesuai pertimbangan akal sehat
  3. Sebagai seorang muslimin dan muslimat, kita wajib memiliki akhlak karimah sebagaimana Rasulullah SAW, antara lain taat beribadah kepada Allah SWT,, berbakti kepada kedua orangtua, berbuat bauk kepada sesama manusia, hormat kepada yang lebih tua, dan dayang kepada yang lebih muda
  4. Kita harus selalu bertaubat kepada Allah Swt. Atas segala dosa dan kesalahan yang kita lakukan setiap hari. Sebagai manusia biasa kita harus menyadari bahwa kita selalu berbuat kesalahan dan dosa baik kepada Allah maupun kepada sesama manusia. Rasulullah Saw. Yang jelas-jelas tidak memiliki dosa saja selalu memohon ampun (beristighfar) dan bertaubat kepada Allah. Karena itu, jika kita tidak mau bertaubat kepada Allah, berarti kita tidak menyadari sifat kemanusiaan kita dan kita termasuk orang-orang yang sombong.
  5. Sedapat mungkin kita harus dapat menjaga amanat yang diberikan oleh Allah kepada kita selaku manusia. Amanat apa pun yang diberikan kepada kita, harus kita lakukan sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh pemberi amanat tersebut. Karena itu, apa pun aktivitas yang kita lakukan, jangan sampai kita menyimpang dari aturan-aturan yang sudah berlaku sesuai tuntunan Alquran dan sunnah Nabi. Kita harus berusaha menjaga amanat ini sebagaimana Rasulullah yang tidak pernah berkhianat walau sekali pun.
  6. Kita juga harus selalu memelihara sifat jujur dalam keseharian kita. Jujur merupakan sifat yang sangat mulia, tetapi memang sulit untuk diwujudkan. Terkadang orang dengan sengaja untuk tidak berbuat jujur dengan alasan bahwa jujur akan mengakibatkan hancur. Karena itu, dewasa ini kejujuran sulit ditemukan di tengah-tengah peradaban manusia yang semakin maju. Orang berusaha untuk mengesahkan perilaku tidak jujur. Seandainya kejujuran ini terpelihara dengan baik, maka para penuntut dan pembela hukum di negeri ini tidak akan terlalu sulit untuk menerapkan dan mewujudkan keadilan di tengah-tengah masyarakat. Kenyataannya, sebagian besar orang tidak mau berbuat jujur, sehingga seringkali orang yang jujur malah menjadi hancur (akibat disalahkan). Rasulullah selalu berbuat jujur tidak hanya kepada para sahabatnya tetapi juga kepada lawan-lawannya. Dan inilah yang merupakan kunci keberhasilan Rasulullah dalam misi risalah dan kenabiannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PORTOFOLIO RANGKUMAN TUGAS PEMBATIK LEVEL 4 TAHUN 2023

Tidak terasa perjalanan yang luar biasa hingga sampai pada titik ini. Langkah demi langkah, menyelesaikan tugas demi tugas yang tentunya ber...