A. Sifat Wajib Bagi Rosul
Sebagaimana para malaikat, yang
selalu patuh kepada perintah Allah, dan tidak pernah sekalipun melanggar
larangan Allah, maka para nabi dan rasul Allah juga demikian. Mereka adalah
orang-orang yang dijaga Allah dari perbuatan yang dapat mendatangkan dosa. Para
nabi dan Rasul adalah orang yang selalu melaksanakan perintah Allah dan menjauhi
larangannya. Allah telah menjaga para nabi dan rasul dari terjerumus ke dalam
perbuatan dosa, sejak mereka baru lahir, begitu pula setelah diangkat menjadi
nabi dan rasul.
Telah diyakini bahwa para rasul yang
diutus Allah, mereka adalah laki laki merdeka yang telah dipilih dengan
sempurna dan dilengkapi dengan keistimewaan yang tidak dimiliki makhluk biasa.
Begitu pula telah diberikan kepada mereka sifat-sifat kesempurnaan dengan
tujuan untuk menguatkan risalah yang dibawa. Maka Allah telah menganugerahkan
kepada mereka empat sifat kesempurnaan, yang wajib dimiliki oleh seorang rasul,
yaitu Shidiq (Jujur), Amanah (dipercaya), Tabligh (menyampaikan) dan Fathanah
(cerdas).
1. Shidiq (Jujur)
Setiap rasul pasti jujur dalam ucapan
dan perbuatannya. Apa apa yang telah disampaikan kepada manusia baik berupa
wahyu atau kabar harus sesuai dengan apa yang telah diterima dari Allah tidak
boleh dilebihkan atau dikurangkan. Dalam arti lain apa yang disampaikan kepada
manusia pasti benar adanya, karena memang bersumber dari Allah. Makanya setiap
rasul pasti jujur dalam pengakuan atas kerasulannya. Dan kita sebagai manusia
harus meyakinkanya dan beri’tikad bahwa semua yang datang dari Rasul baik
perkataan atau perbuatan adalah benar dan hak. Karena apa yang diucapkan atau
diperbuat oleh para rasul bukan menurut kemauannya sendiri. Ucapan dan
perbuatannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan atau risalah yang
diterima dari Allah.

2. Amanah (Dipercaya)
Amanah berarti bisa dipercaya baik
dhahir atau bathin. Sedangkan yang dimaksud di sini bahwa setiap rasul adalah
dapat dipercaya dalam setiap ucapan dan perbuatannya. Para rasul akan terjaga
secara dhahir atau bathin dari melakukan perbuatan yang dilarang dalam agama,
begitu pula hal yang melanggar etika. “Sesungguhnya aku adalah seorang rasul
kepercayaan (yang diutus) kepadamu,” (asy-syuara143)
Maka hal yang muhal atau mustahil
jika rasul itu terjerumus ke dalam perzinahan, pencurian, meminum minutan
keras, berdusta, menipu dan lain sebagainya. Rasul tidak mungkin memiliki sifat
hasud, riya’, sombong, dusta dan sebagainya. Jika para rasul telah melanggar
etika berarti mereka telah bekhianat dan Allah tidak menyukai manusia yang
berkhianat.Allah berfirman, “Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang berkhianat.”(al-Anfal,58)
3.
Tabligh (Menyampaikan)
Sudah menjadi kewajiban para rasul
untuk menyampaikan kepada manusia apa yang diterima dari Allah berupa wahyu
yang menyangkut didalamnya hukum hukum agama. Jika Allah memerintahkan para
rasul untuk menyampaikan wahyu kepada manusia, maka wajib bagi manusia untuk
menerima apa yang telah disampaikan dengan keyakinan yang kuat sebagai bukti
atau saksi akan kebenaran wahyu itu.
Allah berfirman, “(yaitu) orang-orang yang menyampaikan
risalah-risalah Allah, mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut
kepada seorang (pun) selain kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai Pembuat
Perhitungan.” (al-Ahzab, 39). Hal ini bisa dikiyaskan bahwa jika Allah
memberikan wahyu kepada para rasul untuk tidak disampaikan atau dirahasiakan
kepada manusia, maka tidak wajib bagi manusia untuk mempelajarinya. Sedangkan
menyampaikan adalah hal yang wajib dan menyembunyikan adalah hal yang terlaknat
dan tercela.
4.
Fathonah (Cerdas)
Dalam menyampaikan risalah Allah,
tentu dibutuhkan kemampuan, diplomasi, dan strategi khusus agar wahyu yang
tersimpan didalamnya hukum hukum Allah dan risalah yang disampaikan bisa
diterima dengan baik oleh manusia. Karena itu, seorang rasul wajib memiliki
sifat cerdas. Kecerdasan ini sangat berfungsi terutama dalam menghadapi
orang-orang yang membangkang dan menolak ajaran Islam.Maka diharuskan bagi kita
untuk meyakinkan bahwa para rasul itu adalah manusia yang paling sempurna dalam
penampilan, akal, kekuatan berfikir, kecerdasan dan pembawaan wahyu yang diutus
pada zamannya. Kalau saja para rasul itu tidak sesuai dengas sifat sifatnya maka
mustahil manusia akan menerima dan mengakuinya. Sifat sifat itu merupakan satu
hujjah bagi mereka agar apa yang disampaikan bisa diterima dengan baik.
Allah berfirman: “Dan itulah hujah Kami yang Kami berikan
kepada Ibrahim untuk menghadapi kaumnya.” (al-An’am, 83)
B. Sifat Mustahil Bagi
Rosul
1. Kazib/dusta
Semua rasul adalah manusia-manusia
yang dipilih Allah swt sebagai utusan-Nya, mereka selalu memperoleh bimbingan
dari Allah swt sehingga terhindar dari sifat-sifat tercela. Setiap rasul benar
ucapannya dan benar pula perbuatannya. Sifat dusta hanya dimiliki manusia yang
ingin mementingkan dirinya sendiri, sedangkan rasul mementingkan umatnya. Allah
swt berfirman sebagai berikut : “Dan
sekiranya Dia (Muhammad) mengada-adakan sebagian perkataan atas (nama) Kami,
pasti Kami pegang dia pada tangan kanannya. Kemudian Kami potong pembuluh
jantungnya”. [QS. Al-Haqqah/69: 44-46]
2. Khiyanah/tidak dapat dipercaya
Sepanjang sejarah belum pernah
seorang rasul khianat kepada umatnya, demikian juga terhadap amanah yang
diterima dari Allah swt. Ketika Rasulullah saw menunaikan haji wada’, beliau
berpidato di Padang Arafah. Isi pidato Rasulullah saw adalah sebagai berikut
yang artinya:
Hai manusia! Janganlah engkau
kembali menjadi kafir sesudahku sehingga yang satu golongan memerangi golongan
yang lain. Ingat! Yang hadir hendaklah menyampaikan kepada yang tidak hadir.
Barangkali orang yang menerima pesan lebih pandai memelihara (pesan) daripada
orang yang mendengarkannya secara langsung? Bukankah telah kusampaikan? Ya
Allah saksikanlah! Hai manusia, sesungguhnya Tuhanmu adalah esa dan bahwasannya
orang tuamu satu. Kamu semua dari Adam, sedangkan Adam itu dari tanah.
Bahwasannya yang semulia-mulia kamu di sisi Allah ialah yang paling takwa di
antara kamu. Tidak ada kelebihan orang Arab atas orang bukan Arab, melainkan
dengan takwa kepada-Nya. Bukankah telah kusampaikan? Ya Allah, saksikanlah!
Yang Hadir hendaknya menyampaikan (pesan ini) kepada yang tidak hadir.
Pidato Rasulullah di atas
menunjukkan bahwa beliau benar-benar menyampaikan amanah dan tidak khianat.
3.
Khitman/tidak menyampaikan wahyu
Tugas rasul di dunia adalah
menyampaikan wahyu Allah swt kepada umat manusia sebagai pedoman hidup. Semua
rasul bersifat tablig atau menyampaikan wahyu dan mustahil bersifat khitman
atau menyembunyikan wahyu yang diamanahkan kepada dirinya. Dengan penuh
semangat dan rasa tanggung jawab, para rasul melaksanakan tugas walaupun harus
menanggung resiko.
4.
Baladah/bodoh
Seorang rasul mempunyai tugas yang
berat. Rasul tidak mungkin seorang yang bodoh. Jika rasul bodoh, dia tidak
dapat mengemban amanah Allah swt jadi, mustahil rasul memiliki sifat bodoh.
C. Sifat Jaiz Pada Rosul
Sifat-sifat Jaiz para Nabi dan Rasul
Allah SWT Sifat jaiz bagi Nabi dan Rasul adalah sifat yang terdapat pada Nabi
dan Rasul tanpa mengurangi atau merendahkan martabatnya sebagai manusia pilihan
Allah SWT, mereka ternyata mempunyai sifat-sifat seperti manusia. Sebab Nabi
dan Rasul pada umumnya juga manusia biasa. Adapun sifat-sifat Jaiz yang
dimiliki oleh para Nabi dan Rasul seperti makan, minum , berkelurga dan lain
sebagainya.
D. Sifat yang Menunjukkan Beriman Kepada Sifat – Sifat Rosul
Keimanan kepada sifat Rasul Allah
SWT harus dapat diwujudkan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari. Adapun
perilaku yang mencerminkan keimanan kepada sifat Rasul Allah SWT dan kecintaan
kepada Nabi Muhammad SAW, antara lain sebagai berikut:
- Memiliki etos kerja yang baik, melaksanakan tugas yang dipikulkan pada dirinya, dan sesuai kemampuan yang dimiliki secara maksimal
- Berusaha untuk memiliki kepekaan dalam menghadapi persoalan sehingga dapat mengatasi secara tepat, baik, dan sesuai pertimbangan akal sehat
- Sebagai seorang muslimin dan muslimat, kita wajib memiliki akhlak karimah sebagaimana Rasulullah SAW, antara lain taat beribadah kepada Allah SWT,, berbakti kepada kedua orangtua, berbuat bauk kepada sesama manusia, hormat kepada yang lebih tua, dan dayang kepada yang lebih muda
- Kita harus selalu bertaubat kepada Allah Swt. Atas segala dosa dan kesalahan yang kita lakukan setiap hari. Sebagai manusia biasa kita harus menyadari bahwa kita selalu berbuat kesalahan dan dosa baik kepada Allah maupun kepada sesama manusia. Rasulullah Saw. Yang jelas-jelas tidak memiliki dosa saja selalu memohon ampun (beristighfar) dan bertaubat kepada Allah. Karena itu, jika kita tidak mau bertaubat kepada Allah, berarti kita tidak menyadari sifat kemanusiaan kita dan kita termasuk orang-orang yang sombong.
- Sedapat mungkin kita harus dapat menjaga amanat yang diberikan oleh Allah kepada kita selaku manusia. Amanat apa pun yang diberikan kepada kita, harus kita lakukan sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh pemberi amanat tersebut. Karena itu, apa pun aktivitas yang kita lakukan, jangan sampai kita menyimpang dari aturan-aturan yang sudah berlaku sesuai tuntunan Alquran dan sunnah Nabi. Kita harus berusaha menjaga amanat ini sebagaimana Rasulullah yang tidak pernah berkhianat walau sekali pun.
- Kita juga harus selalu memelihara sifat jujur dalam keseharian kita. Jujur merupakan sifat yang sangat mulia, tetapi memang sulit untuk diwujudkan. Terkadang orang dengan sengaja untuk tidak berbuat jujur dengan alasan bahwa jujur akan mengakibatkan hancur. Karena itu, dewasa ini kejujuran sulit ditemukan di tengah-tengah peradaban manusia yang semakin maju. Orang berusaha untuk mengesahkan perilaku tidak jujur. Seandainya kejujuran ini terpelihara dengan baik, maka para penuntut dan pembela hukum di negeri ini tidak akan terlalu sulit untuk menerapkan dan mewujudkan keadilan di tengah-tengah masyarakat. Kenyataannya, sebagian besar orang tidak mau berbuat jujur, sehingga seringkali orang yang jujur malah menjadi hancur (akibat disalahkan). Rasulullah selalu berbuat jujur tidak hanya kepada para sahabatnya tetapi juga kepada lawan-lawannya. Dan inilah yang merupakan kunci keberhasilan Rasulullah dalam misi risalah dan kenabiannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar