Pemanfaatan Media Pembelajaran Visual dalam Pelajaran Tarekh
Disusun Guna
Memenuhi Tugas Mata Kuliah Media Pembelajaran PAI
Dosen Pengampu:
Drs. H. Rohmat, M.Pd, Ph.D
Disusun Oleh:
Fidia
Astuti
(123
111 163)
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI
SURAKARTA
2014
A.
PENDAHULUAN
Belajar adalah suatu proses yang
kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar
itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh
karena itu, belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Salah satu
pertanda bahwa seseorang itu telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku
pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat
pengetahuan, ketrampilan, atau sikapnya (Azhar Arsyad, 2013).
Belajar adalah perubahan tingkah laku atau penampilan,
dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan,
meniru dan lain sebagainya(Sardiman, A.
M, 2007). Belajar juga
diartikan “perubahan” yang terjadi di dalam diri seseorang setelah berakhirnya
melakukan aktivitas belajar (Syaiful Bahri
Djamarah, Aswan Zain, 2006). Selain itu belajar
juga dapat diartikan sebagai proses perubahan prilaku sebagai akibat dari pengalaman
dan latihan (Wina sanjaya, 2011 ).
Proses
belajar mengajar dapat diartikan juga sebagai proses komunikasi. Dalam proses
komunikasi ini terjadi urutan pemindahan informasi (pesan) dari sumber pesan ke
penerima pesan. Kedudukan media pembelajaran dalam KSI memiliki kedudukan yang
tidak berbeda. Semuanya satu dengan yang lainnya berkaitan bersifat sistemik
dan memberikan konstribusi kepada pencapaian kompetensi (Rohmat, 2014).
Keberhasilan pendidikan ditentukan
oleh proses pembelajaran. “Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah,
mengajar dilakukan oleh pendidik dan belajar dilakukan oleh peserta didik”
(Syaiful Sagala, 2005). Apabila proses belajar itu diselenggarakan secara
formal di sekolah-sekolah, tidak lain ini dimaksudkan untuk mengarahkan
perubahan pada diri siswa secara terencana, baik dalam aspek pengetahuan,
ketrampilan, maupun sikap. Interaksi yang terjadi selama proses belajar
tersebut dipengaruhi oleh lingkungannya, yang antara lain terdiri atas murid,
guru, petugas perpustakaan, kepala sekolah, bahan atau materi pelajaran, dan
berbagai sumber belajar dan fasilitas (Azhar Arsyad, 2013).
Pengetahuan akan semakin abstrak
jika disampaikan melalui bahasa verbal, dan memungkinkan terjadi. Hal seperti
ini akan menimbulkan kesalahan persepsi pada siswa. Dan dapat menyebabkan siswa
kurang gairah untuk menangkap pesan yang disampaikan karena siswa kurang diajak
berpikir dan menghayati pesan yang disampaikan, padahal untuk memahami sesuatu
perlu keterlibatan siswa baik fisik maupun psikis. Oleh sebab itu diusahakan
agar pengalaman siswa menjadi lebih konkrit, pesan yang disampaikan benar-benar
dapat mencapai tujuan yang ingin dicapai, dan dilakukan melalui kegiatan yang
dapat mendekatkan siswa dengan kondisi yang sebenarnya (Rohmat, 2014).
Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi telah membawa perubahan yang sangat signifikan terhadap berbagai
dimensi kehidupan manusia. Revolusi industri sebagai akibat kemajuan teknologi
dan pengetahuan sejak akhir abad ke-19 turut mempengaruhi pendidikan dengan
menghasilkan alat-alat yang dapat dipakai untuk pendidikan. Sangat untung bahwa
sejak awal mula pendidikan senantiasa bersikap terbuka terhadap
penemuan-penemuan baru dalam bidang teknologi (Rohmat, 2011).
Sedang definisi media sendiri adalah
bentuk dan saluran yang dapat di gunakan dalam suatu proses penyajian
informasi. Definisi medium sebagai sesuatu yang membaca informasi anatar sumber
(source) dan penerima (receiver) informasi (Rohmat, 2011). Dan definisi lain media adalah alat bantu apa saja yang dapat
dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pembelajaran (Djamarah, 1995).
Teknologi terus berkembang dari waktu ke waktu, baik dari segi
jumlah,tingkatan kerumitannya,maupun dari segi kemampuannya. Media pendidikan
sebagia produk dari teknologi pun bervariasi, mulai dari teknologi yang
sederhana hingga teknologi yang canggih. Apapun teknologi media yang di
pergunakan, hal yang terpenting adalah adanya interaksi dua arah atau lebih
antara peserta didik dan pendidik. Di harapkan dari teknologi ini dapat
memberikan pengaruh bagi peningkatan sektor pendidikan dalam berbagai bentuk
dan manifestasinya (Mukhtar, 2003).
Media pembelajaran harus meningkatkan motivasi peserta didik. Dan
juga merangsang peserta didik mengingat apa yang sudah dipelajari selain
memberikan rangsangan belajar baru. Media yang baik juga akan mengaktifkan
peserta didik dalam memberikan tanggapan, umpan balik dan juga mendorong
peserta didik untuk melakukan praktik-praktik dengan benar (Rusman, dkk, 2011).
B.
PERMASALAHAN
Bagaimana
mengetahui penerapan media pembelajaran visual dalam pelajaran tarekh?
C.
TUJUAN
Untuk mengetahui
penerapan media pembelajaran visual dalam pelajaran tarekh.
D.
PEMBAHASAN
1.
Pengertian media pembelajaran visual
Media
berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari “Medium” yang
secara harfiah berarti “Perantara” atau “Pengantar” yaitu perantara atau
pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Dalam pendidikan, media diartikan
sebagai komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi
intruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar
(Syahyerman, 2011).
Media
Pembalajaran diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan atau isi pelajaran, merangsang pikiran, perasaan, perhatian
dan kemampuan peserta didik sehingga dapat mendorong tercapainya proses belajar
mengajar (R. Ibrahim, Nana Syaodih S, 2004).
Media
cukup banyak ragamnya, ada media yang hanya dapat dimanfaatkan bila ada alat
untuk menampilkannya, ada pula yang penggunaannya tergantung pada hadirnya
seorang guru. Dari berbagai ragam dan bentuk dari media pembelajaran,
pengelompokan atas media dan sumber belajar dapat juga ditinjau dari jenisnya,
yaitu dibedakan menjadi media audio, media visual, media audio-visual, dan media
serba neka (Rusman, dkk, 2011).
Menurut Gagne Tanpa menyebutkan jenis dari masing-masing medianya, Gagne membuat 7 macam
pengelompokan media yaitu: Benda untuk didemonstrasikan, Komunikasi lisan,
Media cetak, Gambar diam, Gambar gerak, Film bersuara dan Mesin belajar (Arif S. Sadiman, dkk, 1996).
Media
visual adalah media yang menyampaikan informasi dalam bentuk gambar atau secara
visual sehingga tidak terdapat suara. media visual ada berbagai jenisnya
meliputi modul, poster, buku, gambar, grafik dan lain sebagainya. kegunaan
media visual dalam pembelajaran sangat banyak sekali salah satunya adalah
membantu mengoptimalkan para tipe pembelajar bergaya visual, sehingga media
visual itu sangat berpotensi dan mempunyai banyak manfaat dalam mewujudkan
gambaran abstrak menjadi gambaran nyata (Erik Khoirun Nisak, 2013)
Menurut
Rusman Media visual yaitu media yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan
indra penglihatan yang terdiri atas media yang dapat diproyeksikan dan media
yang tidak dapat diproyeksikan yang biasanya berupa gambar diam atau gambar
bergerak (Rusman, dkk, 2012). Gambar merupakan media grafis paling umum di
gunakan dalam pembelajaran karena merupakan bahasa yang umum dan dapat mudah di
pahami oleh peserta didik. Kemudahan mencerna media grafis karena sifatnya
visual dan konkrit sehingga menghindarkan dari kemonotonan verbakistik (Rohmat,
2011).
Jenis-jenis
media visual (Rusman, dkk, 2012), yaitu:
1.
Gambar
mati/diam
Gambar-gambar
yang disajikan secara fotografik. Misalnya tentang gambar sesuatu tetapi tidak
ada kaitannya dengan kompetensi yang akan dibentuk pada siswa atau materi
pelajaran yang akan dipelajari siswa, seperti gambar atau foto tubuh manusia.
2.
Media
grafis
Di
dalamnya termasuk grafik, bagan, diagram, poster, dan kartun. Media grafis adalah
media pandang dua dimensi yang dirancang secara khusus untuk mengomunikasikan
pembelajaran (bukan fotografik).
3.
Model
dan realita
Yaitu
alat bantu visual dalam pembelajaran yang berfungsi memberikan pengalaman
langsung. Realita merupakan model objek nyata dari suatu benda. Siswa belajar
secara langsung dari objek yang sedang dipelajari. Proses belajar yang
dikembangkan dapat mengakomodasi tentang pembelajaran berbasis pengalaman.
2.
Urgensi media pembelajaran visual
Media
berbasis visual memegang peran yang sangat penting dalam proses belajar. Media
visual dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan. Visual dapat pula
menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi
pelajaran dengan dunia nyata. Agar menjadi efektif, visual sebaiknya
ditempatkan pada konteks yang bermakna dan siswa harus berinteraksi dengan
visual itu untuk meyakinkan terjadinya pesan informasi (Azhar Arsyad, 2013).
Penggunaan
media dalam proses belajar mengajar mempunyai nilai-nilai praktis sebagai
berikut (Asnawir, 2002):
a.
Media
dapat mengatasi berbagai keterbatasan pengalaman yang dimiliki siswa atau
mahasiswa.
b.
Media
dapat mengatasi persoalan ruang kelas.
c.
Media
memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa dengan lingkungannya.
d.
Media
menghasilkan keseragaman pengamayan.
e.
Media
dapat menanamkan konsep dasar, konkret, dan realitas.
f.
Media
dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru.
g.
Media
dapat membangkitkan motivasi dan merangsang siswa untuk belajar.
h.
Media
dapat memberikan pengalaman yang integral dari suatu yang konkret sampai kepada
yang abstrak.
3.
Kelemahan dan Kelebihan media visual
a.
Kelemahan
·
Dalam
ketahanan media visual yang terbuat dari kertas lebih mudah rusak.
·
Penyimpanan
media ketika tidak digunakan bisa menjadi sebuah masalah.
·
Mungkin
terlalu kecil untuk dilihat oleh grup (Sharon E. Smaldino, dkk, 2011).
·
Lambat dan kurang praktis
·
Tidak
adanya audio, media visual hanya berbentuk tulisan tentu tidak dapat
didengar. Sehingga kurang mendetail materi yang disampaikan
·
Media ini hanya dapat memberikan visual berupa gambar yang
mewakili isi berita (Sakinah, 2013).
b.
Kelebihan
·
Analisa lebih tajam, dapat membuat orang benar-benar mengerti isi berita dengan
analisa yang lebih mendalam dan dapat membuat orang berfikir lebih spesifik
tentang isi tulisan.
·
Dapat mengatasi
keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh peserta
didik.
·
Media visual
memungkinkan adanya interaksi antara peserta didik dengan lingkungan sekitarnya.
·
Dapat menanamkan konsep yang benar.
·
Dapat membangkitkan
keinginan dan minat baru.
·
Meningkatkan daya tarik
dan perhatian siswa (Widiani, 2013).
·
Tersedia dengan mudah
dan melimpah.
·
Harga tidak mahal.
·
Tidak membutuhkan
perlengkapan.
·
Mudah dalam penggunaan.
·
Tersedia bagi seluruh
tingkat pengajaran dari berbagai usia.
·
Penyerdehanaan gagasan
yang rumit (Sharon E. Smaldino, dkk, 2011).
4.
Tokoh-tokoh Ilmuwan Islam yang paling berpengaruh di Dunia
Di
awal era pertumbuhan islam, dunia pengetahuan mengalami zaman keemasan dengan
bermunculannya ilmuwan-ilmuwan muslim, yang hingga sekarang penemuannya masih
sangat bermanfaat dan digunakan. Karena kurangnya publisitas dan banyaknya
peristiwa sejarah, menjadikan nama-nama meraka kurang dikenal. Bahkan
dikalangan umat muslim itu sendiri (Muhammad Ihsan Madani, 2013). Berikut ini 7
Ilmuwan Islam paling berpengaruh di dunia:
a. Al Khawarizmi
Ilmuwan
islam yang paling berpengaruh pertama adalah Al Khawarizmi.Seorang ahli
matematika, astronomi, astrologi dan geografi yang berasal dari persia. Hampir
sepanjang hidupnya ia bekerja sebagai dosen di sekolah kehormatan di Baghdad.
Buku pertamanya adalah Al Jabar. Buku pertama yang membahas solusi sistematik
dan linear, dan notasi kuadrat. Sehingga ia disebut sebagai Bapak Al Jabar.
Selain
itu juga banyak lagi ilmu pengetahuan yang dipelajarinya dalam bidang
matematika. Serta menghasilkan konsep matematika yang begitu populer yang masih
digunakan sampai sekarang.
b. Ibnu Sina
Abu
Ali Hussein bin Abdillah bin Hassan bin Ali bin Sina, yang dikenal dengan
sebutan Ibnu Sina atau Avicenna. Menguasai berbagai ilmu seperti hikmah, mantik
dan matematika dengan berbagai cabangnya, merupakan Ilmuwan Islam yang paling
berpengaruh selanjutnya. Semasa hidupnya Ibnu Sina menyibukkan diri dengan
menulis kitab, diantara buku buku dari salah yang ditulis, Kitab Al Syifa dalam
filsafah dan Al qanun dalam ilmu kedokteran dikenal sepanjang masa. Yang
membahasa ilmu filsafah, mantik, matematika, ilmu alam dan ilahi hayat. Mantik
Al Syifa saat ini dikenal sebagai buku yang paling otentik dalam ilmu mantik
islami.
Sementara
kitab Al qanun saat ini menjadi rujukan utama dan paling otentik dalam ilmu
kedokteran. Selain itu Ibnu Sina juga mengembangkan ilmu Karya Aqlides dan
menjalankan observatorium untuk ilmu perbintangan. Dalam masalah energi Ibnu
Sina memberikan hasil penelitiannya akan pengertian masalah ruangan hampa,
cahaya dan panas kepada khazanah keilmuan dunia (Muhammad Ihsan Madani, 2013).
Buku The Canon of Medicine
c. Jabir Ibnu Hayyan
Seorang
tokoh besar yang dikenal sebagai The Father of Modern Chemistry atau Bapak
Kimia. Abu Musa
Jabir bin Hayyan, atau dikenal dengan nama Geber di dunia
Barat, diperkirakan lahir di Kuffah, Irak pada tahun 750 dan wafat pada tahun
803. Kontribusi terbesar Jabir adalah dalam bidang kimia. Keahliannya ini
didapatnya dengan ia berguru pada Barmaki Vizier, di masa pemerintahan Harun
Ar-Rasyid di Baghdad. Ia mengembangkan teknik eksperimentasi sistematis di
dalam penelitian kimia, sehingga setiap eksperimen dapat direproduksi kembali.
Jabir menekankan bahwa kuantitas zat berhubungan dengan reaksi kimia yang
terjadi, sehingga dapat dianggap Jabir telah merintis ditemukannya hukum
perbandingan tetap.
Kontribusi
lainnya antara lain dalam penyempurnaan proses kristalisasi, distilasi,
kalsinasi, sublimasi dan penguapan serta pengembangan instrumen untuk melakukan
proses-proses tersebut (Azzein, 2011).
d. Al Biruni
Sosok
dan peran ilmuwan bernama lengkap Abu Rayhan Muhammad Ibnu Ahmad Al Biruni ini
sangat spektakuler. Ia mampu memadukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan
humaniora secara konprehensif dan integral. Tak hanya menguasai beragam ilmu
seperti fisika, antropologi, psikologi, kimia, astrologi, sejarah, geografi,
geodesi, matematika, farmasi, kedokteran serta filsafat. Al Biruni juga turut
memberikan kontribusi yang begitu besar bagi setiap ilmu yang dikuasainya itu.
Dan
selain menguasai berbagai ilmu pengetahuan, Al Biruni juga fasih sederet
bahasa, di antaranya bahasa arab, turki, persia, sansekerta, yahudi dan suriah.
e. Abu Al Zahrawi
ilmuwan
Abu Al Zahrawi. Abu Al Zahrawi adalah seorang dokter, ahli bedah, maupun
ilmuwan yang berasal dari Andalusia, Spanyol. Dia juga merupakan penemu asli
dari teknik pengobatan patah tulang dengan menggunakan gips. Selain itu salah
satu karya fenomenalnya merupakan Kitab Al-Tasrif. Kitab yang berisi penyiapan
aneka obat-obatan yang diperlukan untuk penyembuhan setelah dilakukannya proses
operasi, yang kini telah diterjemahakan ke beberapa bahasa. Kitabnya mengandung
sejumlah diagram dan ilustrasi alat bedah tersebut menjadi buku wajib mahasiswa
kedokteran di berbagai universitas di seluruh dunia. Dan prinsip-prinsip ilmu
pengetahuan kedokterannya telah masuk kedalam kurikulum jurusan kedokteran di
seluruh Eropa.
f. Ibnu Haitham
Sejarah
optik mencatat, ibnu haitham sebagai bapak ilmu optik yang mengurai bagaimana
kerja mata ‘mencerna’ penampakan suatu obyek. Nama lengkap ilmuwan ini adalah
Abu Ali Muhammad Al-Hassan ibnu Al-Haitham. Ia adalah seorang ilmuwan islam
yang ahli dalam bidang sains, falak, matematika, geometri, pengobatan, dan
filsafat. Ia banyak pula melakukan penyelidikan mengenai cahaya dalam
menciptakan mikroskop dan teleskop.
Beberapa
buah bukunya mengenai cahaya yang ditulisnya telah diterjemahkan kedalam bahasa
inggris. Di antaranya adalah Light dan On Twilight Phenomena. Kajiannya banyak
membahas mengenai senja dan lingkaran cahaya di sekitar bulan dan matahari
serta bayang-bayang dan gerhana. Dalam kajiannya beliau juga berjaya
menghasilkan kedudukan cahaya seperti bias cahaya dan pembalikan cahaya.
g. Ar-Razi
Dan
ilmuwan islam yang paling berpengaruh yang terakhir adalah Ar-Razi atau dikenal
sebagai Rhazes, merupakan salah seorang pakar sains Iran yang telah mempelajari
filsafat, kimia, matematika dan kesastraan. Ar-Razi juga diketahui sebagai
ilmuwan serba bisa dan dianggap sebagai salah satu ilmuwan terbesar dalam
islam.
Sebagai
seorang dokter utama di rumah sakit di baghdad, Ar-Razi merupakan orang pertama
yang membuat penjelasan seputar penyakit cacar. Ia juga menemukan Alergi asma,
dan ia pun merupakan ilmuwan pertama yang menjelaskan demam sebagai mekanisme
tubuh untuk melindungi diri (Muhammad Ihsan Madani, 2013).
5.
Pemanfaatan media pembelajaran visual dalam pelajaran tarekh
Pembelajaran yang menyenangkan dan menarik lebih mempengaruhi
siswa. Pembelajaran yang berorientasi pada student centered (berpusat pada
siswa) inilah yang membuat pembelajaran berjalan sukses karena siswa diajarkan
untuk mengalami, berbuat, dan menyaksikan. Untuk membuat pembelajaran yang
menarik ini maka strategi pembelajaran haruslah digunakan dengan sebaik-baiknya
termasuk metode, sarana prasarana, materi, media dan sebagainya agar siswa
difasilitasi (dipermudah) dalam mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan
(Aec galis, 2010).
Sebelum guru menggunakan media pembelajaran, sebaiknya guru
memperhatikan langkah-lagkah pemilihan media pembelajaran. Di dalam pemilihan
media pembelajaran ada beberapa kriteria yang perlu di perhatikan, diantaranya
adalah sebagai berikut (Asnawir dan M Basyirudin Usman, 2004):
a.
Media
yang dipilih hendaknya selaras dan menunjang tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan.
b.
Aspek
materi menjadi pertimbangan yang dianggap penting dalam memilih media. Karena
kesesuaian materi dengan media yang digunakan akan berdampak pada hasil
pembelajaran siswa.
c.
Kondisi
audien(siswa) dari segi subjek belajar menjadi perhatian yang serius bagi guru
dalam memilih media yang sesuai dengan kondisi anak. Faktor umur, intelegensi,
latar belakang pendidikan, budaya, dan lingkungan anak menjadi titik perhatian
dan pertimbangan dalam memilih media pengajaran.
d.
Ketersediaan
media di sekolah atau memungkinkan bagi guru mendesain sendiri media yang akan
digunakan, merupakan hal yang perlu menjadi pertimbangan seorang guru.
e.
Media
yang akan dipilih seharusnya dapat menjelaskan apa yang akan disampaikan kepada
siswa secara tepat dan berhasil guna, sehingga tujuan yang akan ditetapkan
dapat dicapai secara optimal.
f.
Biaya
yang akan dikeluarkan dalam pemanfaatan harus seimbang dengan hasil yang akan
dicapai. Pemanfaatan media yang sederhana mungkin lebih menguntungkan daripada
menggunakan media yang canggih bilamana hasil yang dicapai tidak sebanding
dengan dana yang dikeluarkan.
Untuk efektivitas penggunaan media dalam pembelajaran, guru perlu
melakukan pemilihan gambar/foto yang sesuai dengan tujuan dan materi pelajaran.
Syarat-syarat pemilihan media gambat/foto yang baik (Helmi
Hasan, dkk, 2003) yaitu:
a. autentik, artinya gambar tersebut
haruslah secara jujur melukiskan situasi seperti kalau orang melihat benda
sebenarnya
b. sederhana,
artinya jelas menunjukkan poin-poin pokok dalam gambar
c. ukuran relatif, dapat memperkecil dan memperbesar objek/benda sebenarnya
d. gambar/foto sebaiknya mengandung gerak atau perbuatan
e. gambar yang bagus belum tentu baik untuk mencapai tujuan
pembelajaran, walaupun dari segi mutu kurang gambar/foto karya siswa sendiri
lebih baik
f.
tidak
setiap gambar/foto yang bagus merupakan media yang bagus. Sebagai media yang
baik, gambar/foto hendaknya bagus dari sudut seni dan sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
Pemanfaatan media pengajaran ada dalam komponen metode
mengajar sebagai salah satu upaya untuk mempertinggi proses interaksi guru
dengan siswa dan interaksi siswa dengan lingkungan belajarnya. Oleh sebab itu
fungsi utama dari media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang
dipergunakan guru. Secara garis besar fungsi utama penggunaan media gambar
adalah (Oemar Hamalik, 2001) :
a. Fungsi edukatif, artinya mendidik dan memberikan pengaruh positif pada
pendidikan.
b. Fungsi sosial, artinya memberikan informasi yang autentik dan pengalaman
berbagai bidang kehidupan dan memberikan konsep yang sama kepada setiap orang.
c. Fungsi ekonomis, artinya memberikan produksi melalui pembinaan prestasi
kerja maksimal.
d. Fungsi politis, berpengaruh pada politik pembangunan.
e. Fungsi seni budaya dan telekomunikasi, yang mendorong dan menimbulkan
ciptaan baru, termasuk pola usaha penciptaan teknologi kemediaan yang modern.
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dalam
pemilihan media pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran Tarekh
(tokoh-tokoh ilmuwan islam) yaitu media visual. Media visual dapat memperlancar
pemahaman dan memperkuat ingatan. Visual dapat pula menumbuhkan minat siswa dan
dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata. Dengan
adanya media tersebut, maka proses pembelajaran akan menjadi lebih efisien dan
efektif sehingga tujuan pembelajaran tokoh-tokoh ilmuwan islam dapat tercapai.
B.
IMPLIKASI
Tidak
adanya peranan guru maka proses penyampaian pembelajaran dengan media akan
tidak efektif, dengan Media pembelajaran merupakan salah satu peranan penting
dalam proses kegiatan pembelajaran. Dengan adanya media, maka peranan guru
sebagai fasilitator, mediator, dan pembimbing untuk membantu proses perubahan
pengetahuan bagi peserta didik.
Media pembelajaran memberi sumbangan praktis terutama dalam
pelaksanaan proses pembelajaran bagi guru dimana media pembelajaran ini
memberikan kemudahan dalam menyelenggarakan pembelajaran sehingga berdampak
pada efektifitas proses pembelajaran dan dapat meningkatkan hasil belajar
siswa.
C.
REKOMENDASI
Dalam pembelajaran hendaknya media pembelajaran visual digunakan
sesuai kebutuhan karena media pembelajaran visual mampu memberi dampak
efektifitas dalam proses pembelajaran. Dan dalam penggunaan media visual
hendaknya dikemas semenarik mungkin, sehingga peserta didik lebih terangsang
dan lebih mudah memahami dalam proses pembelajaran.
DAFTAR
PUSTAKA
Al-Ibrohimy. 2010. Teknologi
dalam Pembelajaran.
http://aec-galis.blogspot.com/2010/07/tekhnologi-dalam-pembelajaran.html
Arsyad, Azhar.
2013. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Asnawir. M
Basyirudin Usman. 2002. Media
Pembelajaran. Jakarta:Ciputat Pers.
Azzein. 2011. Biografi Jabir Ibn
Hayyan (Penemu Ilmu Kimia). http://azzein.wordpress.com/2011/10/19/biografi-jabir-ibn-hayyan-penemu-ilmu-kimia/
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan
Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. 2001. Media Pengajaran. Jakarta: Bumi aksara.
Hasan, Helmi, dkk.
2003, Buku
Ajar Strategi Belajar Mengajar. Padang: UNP.
Ibrahim, Nana Syaodih S. 2004. Perencanaan
Pengajaran. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya.
Ismail, Muhammad. 2013. Inilah 5
Tokoh Ilmuwan Muslim yang Paling Berpengaruh di Dunia. http://zilzaal.blogspot.com/2013/11/inilah-5-tokoh-ilmuwan-muslim-yang.html#.U1yM9KJcIiw
Madani, Muhammad Ichsan. 2013. 7
Tokoh Ilmuwan Islam Paling Berpengaruh di Dunia.
http://muhammadichsanmadani.blogspot.com/2013/05/7-tokoh-ilmuwan-islam-paling.html
Mukhtar. 2003. Desain Pembelajaran Pendidikan Islam.
Jakarta: CV Misaka Galiza.
Nisak, Erik Khoirun. 2013. Media
Pembelajaran Grafis, Visual, Audio dan Audio Visual. http://erliknisak.blogspot.com/2013/02/media-pembelajaran-grafis-visual-audio.html
Rohmat. 2011. Terapan Teori Media
Instruksional dalam Pembelajaran Agama Islam. Yogyakarta: Logung Pustaka.
Rohmat. 2014. Manajemen
Pengembangan Media Pembelajaran Aplikasi dalam Pelajaran Agama Islam. Yogyakarta:
CV Gerbang Media Aksara.
Rusman, Deni Kurniawan, Cepi Riyana.
2012. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jakarta:
Rajawali Pers.
Sadiman, Arif S, dkk. 1996. Media Pendidikan.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sagala, Syaiful. 2005. Konsep
dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Sakinah. 2013. Kelebihan
dan Kekurangan Media Visual, Audio, AudioVisual, Realia, Multimedia. http://sakinahunpak.blogspot.com/2013/07/a_9.html
Sanaky, Hujair
AH. 2011. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Kaukaba.
Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar
Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.
Sardiman, A. M. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:
PT. RajaGrafindo Persada.
Sharon E. Smaldino, Deborah L.
Lowther, James D. Russell. 2011. Intruksional Technology and Media for
Learning: Teknologi Pembelajaran dan Media untuk Belajar. Terjemah Arif
Rahman. Jakarta: Kencana.
Widiani. 2013. Jenis-Jenis Media
Kekurangan dan Kelebihannya. http://dianidewi.blogspot.com/2013/06/jenis-jenis-media-kekurangan-dan.htm